Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warung Madura yang Tiap Hari Selalu Mengudara

1 Desember 2022   05:10 Diperbarui: 1 Desember 2022   05:14 5867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warung Madura adalah warung kelontong biasa sebenarnya yang menjadi pembeda dari warung lainnya adalah jam operasional 24 jam, dan berani bersaing dengan minimarket. 

Isi warung Madura sama saja dengan warung pada umumnya, mereka menjual produk bahan pokok dari beras, minyak, telur, makanan instan bahkan bensin pun dijual di warung Madura.

Pertama kali berinteraksi dengan warung Madura saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pertama terjadi. Anak kosan yang terbiasa begadang dan suka ngemil pada malam hari harus menerima dengan jam operasional minimarket yang dipotong. Biasanya minimarket Jogja kebanyakan buka 24 jam selama pandemi minimarket akan tutup pada pukul 21.00.

Muncullah secara perlahan namun pasti warung-warung Madura. Ciri khas yang bisa dilihat pada warung Madura di Yogyakarta biasanya memiliki SPBU Mini (Stasiun Pengisian Bahan Bakar). 

Perlahan namun pasti geliat pertumbuhan dan kemunculan warung Madura cukup menjamur. Untuk daerah kosan ku ada 3 warung Madura yang buka. uniknya tidak ada penyematan nama warung Madura atau menasbihkan mereka warung Madura. Entah siapa yang melabeli warung-warung ini sebagai warung Madura. Mungkin karena, si pemilik warung berdialek Madura asli.


1 Warung dimiliki 1 keluarga saja

Warung Madura di Jogja atau sekitaran kosan ku yang berlokasi di selokan mataram, biasanya dimiliki oleh 1 keluarga yang beranggotakan suami dan istri, kepemilikannya secara personal tidak ada sistem franchise atau semacamnya. Beberapa warung Madura yang aku temui bahkan menjadikan warungnya sebagai tempat tinggal. Ya, semacam mini ruko tapi, buka selama 24 jam. 


Harga sedikit mahal tapi, murah dibanding minimarket

Pengalaman membeli di warung Madura ini sebenarnya sama saja seperti warung pada umumnya yang membedakan hanya ruangannya lebih sempit saja. Untuk harganya ada perbedaan sedikit. 

Dari pengalaman ku harga warung Madura memiliki selisih 500-1000 rupiah di tiap barangnya jika dibandingkan dengan warung lainnya. Ya, mungkin sedikit lebih mahal karena, jam operasionalnya 24 jam. Jadi wajar-wajar saja jika harganya sedikit lebih tinggi. Tapi, tidak terlalu signifikan juga perbedaan harganya masih di taraf terjangkau untuk kaum kos-kosan. 


Jarang mencantumkan nama warung

Ada hal unik yang akuperhatikan dari warung Madura yang aku temui yaitu, tidak ada plang nama warungnya. Rada aneh sebenarnya dari 3 warung Madura yang aku datangi tidak satupun mencantumkan nama warungnya. 

Hanya ada banner-banner produk yang dijual saja. Seperti banner rokok yang sedang ada promonya dan itupun biasanya dipakai untuk penghalang sinar matahari atau menutupi galon-galon yang dijual agar tidak berdebu. Kadang terbesit pertanyaan tersebut namun, sungkan untuk bertanya pada pemilik warungnya. 

Punya Paguyuban Online

Walaupun geliat warung Madura ini dalam ranah kecil atau mikro dan terbatas namun mereka memiliki paguyuban loh, dalam tiap daerahnya. Bahkan memiliki grupnya di Facebook dengan nama Paguyuban Warung Sembako Madura. 

Grup Facebook yang saya temukan ini berjumlah ribuan orang ini untuk domisili Jabodetabek saja loh belum daerah-daerah lainnya. Grup yang bersifat privat ini bisa jadi tempat para pemilik warung saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Sedikit penasaran kira-kira apa yah topik obrolan atau postingan yang ada di grup paguyuban itu. 

Upaya dan usaha yang patut kita tiru

Entah para pemilik warung Madura sudah melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats) atau belum namun nyatanya trik dan usaha mereka memikat pelanggan cukup berhasil. Tanpa melakukan promo atau diskon saja eksistensi mereka tidak tergoyahkan. 

Target pasar warung Madura di Jogja sepertinya memang menargetkan para mahasiswa yang suka begadang. Belum lagi menggantikan peran dari minimarket yang tutup dikala pandemi. Warung Madura sudah mendapatkan hati di lingkungan Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun