Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film

"House of The Dragon" (2022) Terselip Isu Patriarki

24 Oktober 2022   15:43 Diperbarui: 25 Oktober 2022   17:44 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
House of The Dragon via hbo.com

Game of Throne: House of The Dragon mulai masuk pada cerita puncaknya minggu ini. Dua kubu besar sudah mulai memanas. Meninggalnya raja Viserys mengundang keributan yang cukup besar. Bagaimana tidak sang raja yang pecinta perdamaian ini harus selalu menengahi konflik diantara keluarganya. 

Anak tertuanya Rhaenyra yang sudah dinobatkan menjadi penerus dari Seven Kingdom harus terlengser dari posisinya digantikan oleh adik laki-laki sambungnya. Penobatan raja baru ini dilakukan segera oleh kubu Otto Hightower, yang dimana ia mendeklarasikan cucunya Aegon Targaryen menjadi raja baru. 

Bisa dibilang selama serial House of The Dragon berlangsung Otto Hightower menjadi villain utama dari kisah ini. Ya tentunya konteks villain dari dunia GOT (Game Of Throne) yang dikarang oleh George R.R. Martin ini cukup ambigu. Karena, memang dalam kisah GOT sendiri kita diperlihatkan sisi humanis manusia, yang dimana mementingkan diri atau klannya. 

Otto Hightower merupakan kepala keluarga Hightower, Tangan kanan raja, Martua raja, Ayah dari Ratu, dan Kakek dari Raja terkini. Cukup menggambarkan bukan bagaimana maruknya karakter yang satu ini, dan kita sebagai penikmat serialnya tentu ada rasa dengki padanya.

Otto Hightower via hbo.com
Otto Hightower via hbo.com
Selain demi kepentingan klan Hightower sebenarnya apa alasan Otto Hightower ingin sekali menjadikan cucu raja dari Seven Kingdom?

Mungkin bisa dikatakan kalau Otto Hightower merupakan seorang yang menganut patriarki. Ia masih berkeyakinan kalau prialah yang layak memegang kekuasaan dan mendominasi dalam menjadi seorang pemimpin. Sederhananya Otto secara tidak langsung ingin melanjutkan budaya kerajaan atau sistem yang telah ada secara turun temurun. Sejak awal Otto memang tidak menyetujui Rhaenyra sebagai pewaris yang dimana kala itu ia sempat dicopot menjadi tangan kanan kerajaan. Kalau kita melihat sisi ini kita cukup memahami alasan yang masuk akal dari Otto Hightower dalam melakukan perbuatannya.

Selain perbedaan kepentingan, dan perebutan kekuasaan pergolakan karena, harus menerima suatu hal seperti perempuan memimpin kerajaan dalam kultur budaya Seven Kingdom merupakan hal yang tabu. Tidak semua orang bisa dan mampu menerima perubahaan itu. Kreator House of The Dragon sepertinya sengaja menyelipkan hal itu secara halus untuk kita jadikan bahan diskusi. Merubah kebiasaan apalagi budaya yang sudah amat teramat mengakar memang tidak mudah. Mari kita nantikan kisah selanjutnya, dan bisa jadi House of The Dragon akan berlanjut ke season 2 ?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun