Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan kaki di Kota Tua Semarang

13 Oktober 2022   20:13 Diperbarui: 13 Oktober 2022   21:48 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Tua Semarang Via Dokumentasi Pribadi

Kota Tua Semarang pada sore hari cukup indah untuk dinikmati. Bangunan tua yang merekam banyak sejarah. Aku semakin tahu kalau dulu Semarang memang kota yang cukup metropolitan pada masanya. Bangunan-bangunannya cukup modern. 

Jalanan setapak untuk pejalan kaki pun disana menurutku mudah diakses. Ya walaupun masih ada beberapa pengendara motor yang melintas. Kenapa aku bisa berkata seperti itu banyak sisi yang dipasang dengan pagar rantai yang, di mana akan sulit bagi pemotor nakal yang ingin parkir.

Menikmati kota tua dengan berjalan kaki sangat aku rekomendasikan. Seperti namanya Kota Tua tiap sudutnya terasa berada di zaman yang berbeda. Bahkan aku sempat melihat adanya syuting di salah satu jalan. Aku tidak tahu itu syuting film atau iklan hanya melintas dan beberapa kru filmnya menjaga agar tidak ada yang melintas.

Nah kembali lagi ke remaja jompo ini, selepas berjalan kaki menyisir kota tua dan pulang ke kosan. Badan dan kaki kaku sekakunya. Berasa seperti habis pertandingan bola. Padahal aku hanya melakukan jalan kaki saja. 

Bisa jadi inilah hasil dari kebiasaan rebahan. Namun bisa jadi karena memang kita saat ini memang malas untuk berjalan kaki. Cuaca di Indonesia memang hanya dua namun cukup membuat orang-orang kelelahan jika berjalan kaki yang cukup jauh. 

Saat panas terik siapa sih disini yang rela jalan kaki. Pasti akan banjir keringat apalagi kalau saat hujan. Ditambah trotoar jalan yang sudah salah fungsinya bukan untuk pejalan kaki melainkan sebagai ladang rejeki orang-orang entah itu untuk parkir motor atau untuk berdagang. Dan yang terakhir adalah infrastruktur untuk pejalan kaki dianak tirikan. Untuk beberapa kota wisata malah mengedepankan lahan parkir ketimbang akses untuk pejalan kaki. 

Ya mungkin ini PR untuk kita bersama. Namun yang satu hal yang aku tahu saat kita berjalan kita bisa menikmati momen secara utuh. Seperti saat aku berjalan di Kota Tua Semarang kemarin. 

Dengan berjalan kaki aku bisa menikmati momen tiap detik tanpa harus terburu-buru. Bisa menyapa antar sesama dengan orang-orang. Dan ya berjalan kaki itu menyehatkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun