Dalam hidup manusia diharuskan untuk memutuskan suatu hal. Hal yang paling pelik tentang memutuskan adalah bingung dan takut untuk menentukan. Normalnya hal ini dirasakan saat berada dalam usia dewasa. Saat belia kita sudah dibuat sistematis arus yang harus diikuti. Mengikuti arahan orang tua yang ada untuk membimbing kita.
Saat kita dihadapkan dengan dunia yang sebenarnya kita dibuat bingung, dan kita merasa tidak disiapkan untuk itu. Memutuskan kerja dimana?, melamar dimana?, dan menentukan arah kehidupan. Semakin lama berkutat dengan rasa takut untuk memutuskan suatu hal menjadikan kita lelah untuk memutuskan baik itu hal kecil ataupun hal besar.Â
Banyak yang berpendapat coba saja dulu siapa tahu berhasil. Hal sepeti ini cukup klise tapi, menyesatkan kalimat ini sederhana dan meruntuhkan. Tujuan dari kalimat itu sejatinya mendukung dan menyemangati namun, kalau secara makna kalimat "siapa tahu berhasil" iya memang tidak ada yang tahu bukan. Siapa yang tahu kalau bukan diri kita sendiri. Kita manusia tidak bisa serta merta mengikuti arahan tanpa tahu esensi.
Saat terpuruk menghadapi kepelikan dalam memutuskan inilah yang menjadikan kita unik. Manusia memiliki kemampuan belajar juga beradaptasi. Hal sulit kemarin bisa menjadi mudah hari ini. Hal itu itu dikarenakan pengalaman.Â
Pengalaman tidak serta merta ada dan muncul secara tiba-tiba. Pengalaman berasal dari kumpulan perjalanan waktu. Bisa saja kita mengambil pelajaran dari kisah orang lain dan itu tidak salah. Namun, yang terpenting ialah dari kita sendiri dulu. Mempercayai kisah orang lain dan percaya diri dua hal yang berbeda.
Selain pengalaman faktor dalam memutuskan dan tidak kalah penting yaitu keberanian.Â
Dua hal yang penting untuk memutuskan. Jika pengalaman bisa kita kutip dari orang lain atau buku untuk keberanian beda hal. Berani berasal dari diri kita sendiri. Untuk menjadi berani itu perlu dilatih dan diasah.Â
Banyak orang yang tanpa sadar melatih keberaniannya seperti mengikuti acara seminar pengembangan diri, mengikuti kegiatan yang baru untuk dirinya, mencoba menulis dan mengirimkan tulisannya merupakan usaha untuk memberanikan diri. Bahkan atlet yang kita kagumi pun berlatih untuk berani tampil di lapangan dan mampu menciptakan kemenangan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi berani.
Seperti mengirimkan tulisan diri ke editor tentu akan mendapatkan jawaban, baik itu diterima ataupun ditolak. Apapun hasilnya hal itu menyadarkan kita kalau hal itu mengembangkan diri kita. Dengan mengetahui kita berkembang membuat kita sadar ternyata kita bisa. Mendapatkan pencapaian yang belum pernah kita lalui dan dapatkan sebelumnya.
Semakin kita mencoba dan mendapatkan hasil sejatinya itu merupakan apresiasi diri kita untuk berani.Â
Tidak satu waktu untuk menjadi berani untuk menjadi berani dan memiliki keberanian perlu usaha yang tidak sedikit. Jadi mulailah hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H