Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rekomendasi Film Korea: Castaway On The Moon Kisah Manis yang Berbalut Pahitnya Kehidupan

14 September 2022   06:29 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:44 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Castaway On The Moon/ hankyung.com

Castaway on the Moon adalah film asal Korea Selatan yang diproduksi pada tahun 2009 bergenre drama romantis yang disutradarai oleh Lee Hae-jun, berdasarkan skenario yang ditulis oleh Lee Hae-jun. 

Film ini dirilis oleh Cinema Service pada tanggal 14 Mei 2009. Film yang satu ini walau memiliki genre drama romantis tapi, berbeda dengan drama korea pada umumnya. 

Cerita film ini menurutku terlalu depresif awalnya. Bagaimana tidak awal dari adegannya adalah seorang karyawan yang kalah dengan kehidupan mencoba bunuh diri di jembatan. Pada akhirnya ia gagal bunuh diri dan terdampar pada pulau kecil di bawah jembatan. 

Dari sinilah awal mula kisahnya. Sebagai manusia ternyata jiwa bertahan hidup pada orang yang mau bunuh diri masih ada. Di Pulau kecil pinggiran sungai tengah kota Seoul ia mencoba bertahan hidup. 

Ia belajar beradaptasi dengan keadaan. Memanfaatkan barang-barang yang hanyut. Memanfaatkan kondisi itu ia bertahan hidup mencari makan dengan mencoba menangkap ikan di sungai, menangkap burung liar, mengambil telur di sarang burung, hingga makan jamur liar. 

Awalnya ia hilang arah namun lambat laun ia bisa bertahan. Nyatanya kemampuan bertahan hidup manusia tidak bisa diremehkan. Ia memanfaatkan kotoran burung dara. Ia sadar dari kotoran burung ada biji-bijian. Dan ia mencoba menanam tanaman yang pada akhirnya berhasil. 

Cukup unik memang film yang satu ini. Dari awal yang depresi hingga bisa rela dan menjadi diri sendiri. Ia hidup tanpa beban yang akhirnya ia diuji dengan sebuah bungkus mie instan iya mie instan. Aneh bukan? tapi, mari kita lihat dari sisi normalnya. 

Mie instan sudah  menjadi hal yang tidak dipisahkan. Coba bayangkan kamu di antah berantah dan mencium aroma Indomie goreng dan tidak bisa makan tentu akan bergejolak bukan.

Nah disinilah titik perjalanannya ia menemukan bungkus mie instan kesukaannya dan tersisa bumbunya. Alhasil ia berusaha untuk mencari biji-bijian yang bisa dibudidayakan untuk membuat mie. Selama ia terdampar di sana tanpa sadar ada yang memperhatikan. 

Seorang wanita paruh baya yang mengisolasi pada dunia luar. Mengurung diri dikamar bertahun tahun. Ia memiliki hobi untuk memotret dari jendela kamarnya. Dan tanpa sengaja ia menemukan seorang pria yang terdampar itu.

Tidak mau berspoiler ria aku merekomendasikan film ini. Menurutku film ini cerminan dunia saat ini. Ada individu didunia ini yang merasa tersisihkan dari kasta sosial. 

Film ini mengajarkan suatu hal yang penting bagi kita semua. Manusia tidak bisa hidup sendirian mau tidak mau pada akhirnya akan ada jalan sendiri nantinya. 

Manusia memiliki kemampuan beradaptasi semua hal yang dirasa tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Seperti kisah film ini pertemuan antara pria depresi dan wanita yang mengisolasi diri. 

Kisah mereka menyadarkan ku semua hal yang kita lakukan saat ini mungkin pelik tapi, disaat kita tidak menyerah ada suatu hal manis yang menanti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun