Saat membuka twitter hari ini kaget dengan tagar trending Sleman berduka. Setelah melihat trending itu aku lihat Sleman berduka berkaitan dengan suporter dari PSS Sleman. Aku pribadi tidak terlalu dekat dengan dunia sepak bola baik dalam atau luar negeri.Â
Membaca postingan dari tagar Sleman berduka mengingatkan ku akan kejadian tahun 2018 lalu. Dari tahun 2017 hingga kini aku berdomisili di provinsi Yogyakarta kabupaten Sleman tepatnya.Â
Sebagai perantau yang memiliki dana pas-pasan aku harus mencukupi hidup dengan apa adanya. Saat itu helmku rusak dan sudah tidak layak pakai lagi.Â
Kebetulan di kosan ada helm yang sudah tidak terpakai yang masih layak pakai. mungkin sisa dari penghuni kos sebelumnya. Jadi sebagai perantauan yang punya dana pas-pasan aku pakai helm itu untuk keseharianku berkendara.Â
Aku ingat helm itu merupakan helm standar Honda warna hitam yang dipenuhi dengan stiker. Salah satu stiker yang aku ingat ada stiker bertuliskanÂ
"Curva sud" PSS Sleman dengan logo 2 palu. Dan aku yakin pemilik sebelumnya merupakan suporter dari PSS Sleman.Â
Kemudian pada satu malam seperti layaknya perantauan aku keluar malam untuk nongkrong dengan teman ku. Malam berjalan seperti biasanya kalau tidak salah saat itu aku mau pergi ke The House of Raminten. Saat perjalanan menuju kesana ada beberapa motor yang dikendarai anak lajang memepetku dan memberhentikan ku dengan sopan.Â
Aku yang pertama kali mengalami peristiwa itu sempat kaget dan bertanya-tanya ini ada apa?. Aku ingat satu anak lajang berucapÂ
Mas maaf itu stiker helmnya dicopot saja soalnya lagi panas-panasnya
kurang lebih kata-kata itu yang dilontarkan pada ku. Kemudian temannya yang membawa motor juga berkata
copot saja mas takutnya ada apa-apa
Setelah aku melepas stiker yang ada di helm aku barulah aku dijelaskan alasannya. Ternyata sedang ada pertandingan bola dan PSS Sleman sebagai tuan rumah. Suporter lawan datang ke jogja dan sedang memanas. Jadi mereka memperingatkan akan hal itu.Â
Dari sana aku paham keadaan apa yang sedang terjadi.Â
Dengan terjadinya peristiwa itu aku meyakini bahwa suporter bola itu baik-baik. Masih ada yang peduli dan framing suporter yang membuat gaduh mungkin hanya segelintir oknum.Â
Aku berharap apa yang sedang terjadi pada pendukung PSS Sleman saat ini bisa dilakukan dan mendapatkan solusi yang terbaik.
Sekian dan terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H