Ekologi politik mulai berkembang sejak akhir dekade 1970an dan awal 1980an. Pada tahun 1960an kajian ekologi sudah mulai memasukkan aspek politik khususnya yang terkait dengan tumbuhnya minat pada pengaruh manusia terhadap lingkungan biofisik. Istilah ekologi sendiri sebenarya merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan Iingkunganya. Sebagai bidang i1mu pengetahuan, ekologi bertujuan untuk memberikan ilustrasi hubungan antara manusia dengan spesies lainnya. Selanjutnya pengembangan ekologi tergantung pada pendekatan baru yang menekankan agenda politik yang mempertanyakan rusaknya perilaku manusia.Â
Forsyth (2003) juga menjelaskan bahwa ekologi politik merupakan kelanjutan dari kajian ekologi budaya (cultural ecology). Ini didasarkan pada kutipan terhadap karya Netting (1993), yang mengatakan bahwa ekologi budaya memfokuskan diri pada "particular circumstances of geography, demography, technology, and history that result in a splendid variety of cultural values, religion, kinship system, and political structures in local environmental strategies". (Satria, 2007)
Secara umum, ekologi politik memfokuskan diri pada penjelasan politik terhadap perubahan dan kerusakan lingkungan. Sementara ekologi budaya lebih fokus pada fenomena yang lebih lokal dan pada pengelolaan lahan yang dikondisikan secara budaya. Ekologi politik mengkombinasikan perhatian pada ekologi dan ekonomi-politik secara luas yang mencakup dialektika antara masyarakat dengan sumberdaya dan juga dialektika dalam kelas dan grup dalam masyarakat itu sendiri. Satu konsep definisi yang diterima banyak ahli adalah bahwa ekologi politik merupakan "the social and political conditions surrounding the causes, experiences, and management of environmental problem" (Forsyth 2003). (Satria, 2007)
Sejak munculnya istilah ekologi, banyak yang mengembangkan ilmu tersebut melalui berbagai ragam pendekatan. Tidak terbatas hanya pada biologi, tetapi berkembang ke bidang ilmu sosial; goegrafi, antropologi, ekonomi hingga sosiologi. Peralihan ekologi dari ilmu biologi ke bidang sosial, dimulai dari ilmu geografi yang mengembangkan pendekatan determinasi lingkungan. Ellen C. Semple (1911) menyatakan bahwa seluruh kebudayaan dan perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor lingkungan (iklim, topografi, sumber daya alam, geografi). Sejak munculnya istilah ekologi, banyak yang mengembangkan ilmu tersebut melalui berbagai ragam pendekatan.Â
Tidak terbatas hanya pada biologi, tetapi berkembang ke bidang ilmu sosial; goegrafi, antropologi, ekonomi hingga sosiologi. Peralihan ekologi dari ilmu biologi ke bidang sosial, dimulai dari ilmu geografi yang mengembangkan pendekatan determinasi lingkungan. Ellen C. Semple (1911) menyatakan bahwa seluruh kebudayaan dan perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor lingkungan (iklim, topografi, sumber daya alam, geografi). (Budiandrian, 2017)
Bidang ekologi politik berkomitmen pada penelitian intensif berbasis lapangan dan empirisme yang ketat. Selain itu, para penulis awal ekologi politik dipengaruhi oleh bangkitnya kembali Marxisme pada tahun 1960-an dalam studi ekonomi politik dan studi agraria, serta teori ketergantungan dan sistem dunia dari Andre Gunder Frank, Samir Amin, dan Immanuel Wallerstein. Ekologi politik sendiri adalah sebuah proyek epistemologis, yang muncul untuk menghancurkan struktur mapan yang apolitis tentang hubungan antara masyarakat dan lingkungan alam.Â
Dengan demikian, karya awal akademis dalam ekologi politik berusaha untuk mendekonstruksi penjelasan dominan saat itu, antara lain tentang kelaparan di Nigeria, erosi tanah di Nepal, dan deforestasi di Brazil yang sebelumnya berakar pada konsep over-populasi Malthusian. Disanalah para penulis awal membangun penjelasan alternatif terhadap fenomena lingkungan, yang berakar pada ekonomi politik, marginalisasi, kapitalisme kolonial, dan penyalahgunaan kewenangan negara (Perreault et al 2015). (Budiandrian, 2017)
Blaikie dan Brookfield (1987); Bryant (1992); Greenberg dan Park (1994); Zimmerer (2000) dalam Forsyth (2003) menyatakan bahwa ekologi politik merujuk pada kondisi sosial dan politik yang mencakup penyebab, pengalaman, dan pengaturan dari masalah lingkungan. Penggunaan istilah ekologi politik yang semakin berkembang memunculkan beragam definisi dari berbagai perspektif yang berbeda. (Budiandrian, 2017)
CONTOH DAN ANALISIS
DPR Matangkan Revisi Undang-undang Konservasi Sumber Daya Alam
Pemerintah terus mematangkan rencana perubahan atau revisi menyangkut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.