Mohon tunggu...
Nabhan H
Nabhan H Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Rajin belajar dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selain Poligami ada juga Poliandri? Simak Penjelasannya

7 November 2023   09:42 Diperbarui: 7 November 2023   10:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Poliandri di Indonesia: Pemahaman dan Konteks

Poliandri adalah praktik perkawinan di mana seorang wanita menikahi beberapa pria secara bersamaan. Meskipun poliandri jauh lebih jarang daripada poligami (praktik seorang pria memiliki beberapa istri), fenomena ini masih ada di beberapa bagian dunia, termasuk Indonesia. Artikel ini akan menjelaskan poliandri, konteks budaya Indonesia, dan bagaimana praktik ini mempengaruhi masyarakat setempat.

Definisi Poliandri:

Poliandri adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, di mana "poly" berarti banyak, dan "andros" berarti pria. Dalam poliandri, seorang wanita menikahi dua atau lebih pria secara sah. Praktik ini jarang terjadi di seluruh dunia, dengan lebih banyak kasus tercatat di wilayah Asia Selatan, Tibet, dan Nepal.

Poliandri di Indonesia:

Poliandri bukanlah praktik yang umum di Indonesia, dan lebih sering kita temukan poligami, di mana seorang pria memiliki lebih dari satu istri. Meskipun demikian, ada beberapa kelompok etnis di Indonesia di mana poliandri masih ada, dan praktik ini terkait dengan tradisi budaya dan sosial mereka. Salah satu contoh adalah suku Nias di Sumatera Utara.

Suku Nias adalah kelompok etnis yang mendiami pulau Nias di Sumatera Utara. Mereka memiliki tradisi khusus yang dikenal sebagai "Omo Sebua," di mana seorang wanita dapat menikahi lebih dari satu pria. Praktik ini sering kali terjadi dalam situasi tertentu, seperti ketika seorang pria tidak memiliki keturunan laki-laki dan ingin mewariskan tanah dan harta warisan kepada anggota keluarganya. Dalam kasus ini, poliandri dianggap sebagai solusi untuk mempertahankan harta keluarga.

Konteks Budaya dan Sosial:

Poliandri di Indonesia, seperti yang terjadi di suku Nias, sering kali dipahami dalam konteks budaya dan sosial. Praktik ini biasanya terkait dengan tradisi adat dan kepercayaan mereka. Namun, dengan modernisasi dan perubahan sosial, praktik ini mungkin tidak seumum dulu dan dapat terpengaruh oleh pengaruh budaya lainnya.

Ketika membahas poliandri, penting untuk memahami bahwa praktek ini memiliki nuansa budaya yang berbeda di berbagai komunitas di Indonesia. Dalam masyarakat yang lebih urban dan terpengaruh oleh norma-norma Islam, poliandri biasanya tidak diakui atau dianggap tidak sah menurut hukum agama.

Dampak Kesehatan dan Keluarga:

Resiko Penyakit: Poliandri bisa meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual jika praktik seks yang aman tidak diikuti.
Stres Emosional: Poliandri dapat menciptakan stres emosional dan konflik di dalam keluarga karena kompleksitas hubungan antara istri dan beberapa suami.
Persaingan dalam Keluarga: Persaingan di antara suami-saudara dalam poliandri dapat menciptakan konflik dan ketidakpastian.
Kesejahteraan Anak: Anak-anak dalam poliandri mungkin menghadapi kebingungan mengenai identitas ayah biologis mereka dan konsekuensi hukum terkait dengan warisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun