Melalui Program Pengabdian Masyarakat (PMM) oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 19 Gelombang 01 telah berhasil menyelenggarakan psikoedukasi mengenai pentingnya membangun personal boundaries (batas diri) yang sehat, sebagai salah satu pencegahan terjadinya perundungan di kalangan pelajar kepada siswa-siswi SMP Negeri 01 Dau, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada hari Kamis (17/02).
Program Psikoedukasi ini merupakan bagian dari program Pengabdian yang dilakukan di bawah bimbingan dan pengawasan ibu Hudaniah, S.Psi., M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapang (DPL) dari PMM Kelompok 19 Gelombang 01.Â
Program kerja yang dibuat berdasarkan pada data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai tingkat perundungan yang masih tinggi di lingkungan sekolah.Â
Berlandaskan permasalahan tersebut, Mahasiswa PMM Kelompok 19 Gelombang 01 mengadakan psikoedukasi untuk menumbuhkan pemahaman siswa terkait personal boundaries (batas diri) dalam upaya untuk mencegah perundungan.
Sebelum melakukan psikoedukasi mengenai personal boundaries (batasan diri), Kelompok 19 PMM Gelombang 01 akan melakukan asesmen berupa pre-test sebelum diberikan psikoedukasi dan post-test setelah diberikan psikoedukasi kepada siswa-siswi di SMP Negeri 01 Dau.Â
Pre-test menggunakan acuan Personal Boundaries Quiz oleh Stephanie Konter yang diambil dari Wellminded Counseling - Colorado & Florida Online Therapy.Â
Berdasarkan pengukuran tersebut, dapat diketahui boundaries (batasan) seperti apakah yang dimiliki oleh siswa: weak boundaries, healthy boundaries, atau rigid boundaries. Sama halnya dengan post-test yang menunjukkan bagaimana siswa-siswi menyikapi peristiwa yang berkaitan dengan personal boundaries.
Selain melakukan psikoedukasi, Kelompok 19 Gelombang 01 juga turut melakukan sesi roleplay, yaitu, memberikan contoh kasus yang relevan dengan materi personal boundaries atau batas diri.Â
Tim PMM dari Kelompok 19 Gelombang 01 mengajak siswa-siswi dari SMP Negeri 01 Dau untuk mengutarakan pendapat mereka apabila mereka berada di situasi sesuai dengan contoh kasus tersebut.Â
Siswa yang berani mengutarakan pendapat mereka akan diberikan hadiah (reward) berupa makanan ringan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa keberanian siswa untuk menetapkan batasan diri yang baik.
Sehingga dalam proses pelaksanaan psikoedukasi ini, diharapkan pelajar dapat menetapkan personal boundaries (batas diri) yang sehat, sehingga memunculkan keberanian dalam memberikan batasan privasi, jarak, dan ruang antara diri sendiri dan orang lain.
Mampu mengutamakan kebutuhan diri sendiri diatas kebutuhan orang lain, serta dapat meningkatkan rasa self-love (mencintai diri sendiri), menghindari emosi negatif, menjadikan diri sebagai pribadi yang lebih tegas dan bertanggungjawab sehingga mengantarkan pada kehidupan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H