Dalam dunia perkuliahan yang penuh akan tantangan, kehadiran support system menjadi sebuah hal mendasar untuk membantu mahasiswa mengatasi tekanan dan stres yang kerap menyertai lika-liku luka perjalanan mahasiswa. Kehadiran support system di dunia perkuliahan tentunya dapat membawa dampak positif. Aspek utama kehadiran support system adalah memberikan dukungan emosional. Salah satu dukungan emosional berasal dari pasangan.
Memiliki pasangan yang dapat memberikan dukungan moral, mendengarkan, dan berbagi tanggung jawab hidup dapat mengurangi beban emosional. Kehadiran pasangan yang solid juga dapat memberikan rasa aman dan keyakinan pada mahasiswa untuk mengatasi berbagai tantangan.
Pasangan seringkali dianggap sebagai teman hidup yang memberikan dukungan emosional, motivasi, dan kebahagiaan. Namun, ironisnya, hubungan pasangan juga dapat memiliki sisi yang toxic dan berpotensi merugikan. Toxic dalam hubungan pasangan dapat muncul dalam berbagai bentuk, menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan menantang.
Salah satu bentuk toxic dalam hubungan pasangan yang umum adalah kontrol berlebihan. Pasangan yang bersikeras untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan satu sama lain dapat menyebabkan hilangnya kebebasan individu. Tindakan ini dapat merugikan perkembangan pribadi dan mengikis dasar kepercayaan dalam hubungan.
Perbedaan nilai dan harapan yang tidak sejalan juga dapat menjadi sumber ketegangan dan konflik dalam hubungan. Ketidaksepakatan ini mungkin muncul dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pandangan tentang karier, keuangan, atau bahkan perencanaan masa depan bersama. Kurangnya pemahaman dan respek terhadap perbedaan ini dapat membentuk dinamika yang merusak hubungan.
Meskipun support system berperan penting, kepercayaan terhadap diri sendiri menjadi poin penting yang tidak boleh diabaikan. Pentingnya peran kepercayaan diri adalah mengurangi ketergantungan yang tidak sehat pada support system. Mahasiswa perlu menyadari bahwa sumber daya eksternal hanyalah pelengkap, bukan pengganti kepercayaan pada diri sendiri. Memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan diri akan mendorong mereka untuk mengambil inisiatif, mengelola waktu, dan menentukan tujuan pribadi tanpa selalu bergantung pada pandangan atau arahan orang lain. Kepercayaan diri membawa mahasiswa melewati rintangan dengan keyakinan pada kemampuan dan potensinya sendiri. Ini tidak hanya tentang percaya bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas akademis, tetapi juga tentang mengembangkan ketangguhan mental untuk menghadapi perubahan dan tantangan di dunia nyata.
Diperlukan kehati-hatian dan keyakinan dalam menentukan support system. Dengan adanya support system yang sehat, mahasiswa dapat merasa didukung dan terdorong untuk mencapai potensi penuh mereka dalam lingkungan perkuliahan. Dukungan tersebut bukan hanya tentang meraih prestasi akademis tinggi, tetapi juga membantu mahasiswa berkembang sebagai individu yang lebih percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H