Namun Kopi Joss disajikan secara berbeda, karena dari jenis kopinya saja merupakan biji kopi tradisional sehingga cita rasa yang dibawa juga khas.
Proses mempersiapkan biji kopi juga dilakukan oleh penjual sendiri, dengan cara disangrai dan ditumbuk secara halus. Cara tersebut dapat dibilang tradisional, hal itu dianggap sebagai kunci dari rasa dan aroma biji kopi yang terjaga.
Keunikan juga dilakukan ketika memasak air. Jika penjual kopi lainnya lebih memilih untuk memasak air menggunakan panci dan kompor gas, penjual Kopi Joss justru menggunakan Ketel atau sejenis teko besar sebagai wadah dan memasaknya menggunakan arang.
Cara ini banyak dilakukan oleh penjual masakan khas jawa, yang percaya bahwa memasak menggunakan arang akan memberikan cita rasa yang berbeda. Begitu pula dengan penjual Kopi Joss yang percaya bahwa air yang dimasak akan memberikan rasa yang berbeda.
Lalu ciri yang paling khas dari Kopi Joss adalah penyajian pada pelanggan, yaitu dengan mencelupkan arang kedalam gelas kopi yang akan kita minum.
Arang yang telah membara didalam tungku api, diambil dan diketuk-ketuk untuk memastikan debu-debu tersingkir dan aman untuk dicelupkan pada kopi. Kopi akan terus meletup-letup ketika arang dicelupkan, hingga bara dalam arang telah mati.
"Orang jaman dulu minum kopi Joss sebagai jamu dan obat-obatan karena diyakini bisa menyembuhkan sakit" kata Payo, pegawai angkringan kopi Joss "Pak Agus".
Selain unik, kopi ini juga memiliki khasiat yang dipercaya oleh orang-orang pada masa lalu. Beruntung, di abad ke 21 ini, anak-anak muda tetap bisa menikmati kopi yang memiliki nilai sejarah dan keunikan yang ditinggalkan oleh orang-orang pada jaman dulu.
Walaupun tidak terlalu menghiraukan khasiat apa yang didapat, namun mereka bisa mendapatkan keunikan yang langka dan tidak semua daerah meminum kopi dengan cara seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H