Mohon tunggu...
Nabella Amandha
Nabella Amandha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FKIP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Pengaruh Rendahnya Rasa Kebangsaan terhadap Perilaku Siswa dalam Pembelajaran

30 Juni 2022   18:13 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:18 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa kebangsaan adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap warga negara di suatu negara tersebut. Rasa kebangsaan yang dimiliki oleh setiap warga negara berpengaruh kuat terhadap ketahanan dan keamanan negara. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejarah perjuangan era penjajahan yang telah terlampaui. Era penjajahan bukanlah kondisi yang mudah dan dapat diterima secara baik oleh mayoritas warga negara. Era ini adalah era dimana rasa kebangsaan sangat dipertaruhkan dan dijunjung tinggi. Tidak dapat dibayangkan apabila para pejuang tidak memiliki rasa kebangsaan yang bisa memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam mempertahankan negara. Mungkin sampai sekarang negara ini masih belum bisa terlepas dari tangan penjajah yang berkuasa. Jadi pembelajaran mengenai rasa kebangsaan atau juga bisa disebut dengan bela negara sudah diterapkan sejak dimana jaman penjajahan dimulai. Meskipun pembelajaran tersebut tidak di implementasikan dalam sebuah mata pelajaran seperti sekarang ini dan belum memiliki cara penyampaian yang baik namun inti pembelajaran tersebut memiliki esensi yang besar bagi anak muda penerus bangsa dimasa kini. 

Namun menilik dari beberapa kondisi yang terjadi sepertinya rasa kebangsaan yang dimiliki oleh para muda mudi justru menurun hal tersebut terlihat dari beberapa peristiwa seperti acuh terhadap keadaan politik, lebih tertarik terhadap produk luar, meninggalkan kearifan lokal dan cenderung memuja budaya luar. Contoh yang pertama adalah dari menurunnya rasa kebangsaan yang dimiliki oleh muda mudi pada dunia politik yaitu acuhnya terhadap kondisi politik baru-baru ini. Pada waktu dekat ini banyak gembar-gembor yang menginformasikan bahwa akan adanya perpanjangan jabatan presiden menjadi 3 periode, peristiwa tersebut sungguh membuat kaget masyarakat mereka merasa tidak lazim dengan biasanya karena pada umumnya presiden hanya bisa menjabat selama 2 periode. Sehingga hal tersebut menurut saya menyurutkan semangat demokrasi kaum muda dan menyebabkan rasa apatis, akibat dari berita yang belum tentu kebenarannya dan tidak semua masyarakat dapat memfilter dari berita tersebut. Contoh yang kedua yaitu muda mudi sekarang ini lebih tertarik terhadap produk luar seperti skincare,outfit dan juga alat make-up mereka beralasan bahwa harga dari produk tersebut lebih terjangkau dan juga memberikan efek yang baik terhadap pemakaian mereka. Contoh yang ketiga adalah meninggalkan kearifan lokal dan cenderung memuja budaya luar, hal ini sangat luar biasa terasa pada kaum millenial bahkan style hijab yang seharusnya sesuai dengan syariat agamapun sekarang di-mix and match dengan gaya barat seperti memakai hijab namun memakai pakaian yang ketat dan menunjukkan bentuk lekuk tubuh, hijab yang seharusnya digunakan untuk munutup bagian depan perempuan tetapi malah terkadang di pakai dengan berbagai macam jenis gaya dan lain-lain. 

     Sehingga apa yang tengah beredar dimasyarakat tidak mampu untuk dibendung dan mengakibatkan anak yang masih dibawah umurpun menjadi tidak terkondisikan. Dari kondisi yang telah terjadi tersebut memberikan pengaruh yang cukup membuat tercengang dalam dunia pendidikan karena sedikit banyak dan semakin lama semakin membuat rasa kebangsaan pada generasi muda ini semakin sempit atau rendah. Hal tersebut jelas terlihat dari perilaku siswa pada saat pembelajaran di sekolah. Umumnya siswa harus menghormati dan juga menghargai guru apalagi berada disekolah. Apabila hal tersebut sudah tidak dimiliki lalu bagaimana siswa bisa dikondisikan pada saat pembelajaran berlangsung. Sebagai akibatnya pembelajaran tidak akan tertransfer dengan baik dan menyebabkan semakin buruknya sikap,sifat dan juga pengetahuan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun