Aku berbisik...
Kepada senja yang tak mengedipkan siluet
Kepada subuh yang telah ditelan pagi
Kepada mesin waktu yang bergulir tiada henti
Kepada burung camar yang hinggap pada reranting cemara
Biarkan aku bercerita...
Langkahku tertahan di sudut jalan penuh genangan
Uraian air mata menetes deras menandingi sang rintik
Tampak seseorang memandangiku dari kejauhan
Binar mata nya membuatku memandanginya lebih dalam
Biarkan aku melanjutkan ceritaku...
Ia berlari ke arahku dengan raut penuh kecemasan
Derap sol sepatunya bersaing dengan guyuran hujan
Memandangi nya lebih dekat ku berkata
Ayah, Kau memang selalu ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H