Pembelajaran seni rupa, khususnya menggambar dan mewarnai memiliki peranan penting dalam perkembangan peserta didik di sekolah dasar. Pertama-tama, kegiatan ini dapat merangsang kreativitas dan imajinasi anak.Â
Di usia dini, anak-anak cenderung memiliki daya cipta yang tinggi, dan melalui seni rupa, mereka diberikan ruang untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan mereka.Â
Dengan menggambar dan mewarnai, anak-anak tidak hanya belajar untuk menciptakan sesuatu yang baru, tetapi juga belajar untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
 Hal ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inovatif, yang merupakan keterampilan penting di era modern saat ini.
Selain itu, pembelajaran seni rupa juga berkontribusi pada perkembangan motorik halus anak. Kegiatan menggambar dan mewarnai melibatkan penggunaan alat seperti pensil, krayon, atau cat, yang memerlukan koordinasi tangan-mata yang baik.Â
Melalui latihan ini, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus mereka, yang sangat penting untuk aktivitas sehari-hari seperti menulis atau mengikat tali sepatu.Â
Dengan kata lain, seni rupa bukan hanya sekadar kegiatan kreatif, tetapi juga merupakan alat pendidikan yang efektif untuk mendukung perkembangan fisik anak. Keterampilan motorik halus yang baik akan memberikan fondasi yang kuat bagi anak dalam menjalani berbagai aktivitas akademis di sekolah.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pembelajaran seni rupa di sekolah dasar menjadi lebih relevan dan adaptif terhadap kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini memberikan ruang bagi guru untuk merancang pengalaman belajar yang lebih beragam dan mendalam, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka tanpa batasan yang ketat.
 Dengan pendekatan berbasis proyek, siswa tidak hanya belajar teknik menggambar dan mewarnai, tetapi juga diajak untuk memahami konteks budaya dan sosial di sekitarnya.Â
Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pengembangan karakter dan soft skills, di mana seni rupa berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan empati terhadap lingkungan sosial mereka.Â
Dengan demikian, pembelajaran seni rupa tidak hanya berfokus pada hasil akhir karya seni, tetapi juga pada proses berpikir kritis dan kreatif yang dilalui oleh siswa.
Lebih jauh lagi, Kurikulum Merdeka mendorong integrasi antara seni rupa dengan mata pelajaran lain, menciptakan pengalaman belajar yang holistik. Misalnya, konsep perspektif dalam menggambar dapat dihubungkan dengan pelajaran matematika, atau tema-tema dalam karya seni dapat dikaitkan dengan pelajaran bahasa dan sastra.
 Pendekatan ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa, tetapi juga membantu mereka memahami hubungan antar disiplin ilmu.Â
Dengan demikian, pembelajaran seni rupa dalam kerangka Kurikulum Merdeka berpotensi untuk membentuk generasi yang lebih kreatif, inovatif, dan mampu berpikir lintas disiplin. Melalui penguatan keterampilan seni dan ekspresi diri, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya mahir dalam bidang akademis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Terakhir, pembelajaran seni rupa juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun rasa percaya diri anak. Ketika anak-anak berhasil menciptakan karya seni, meskipun sederhana, mereka merasa bangga dengan hasil kerja keras mereka.Â
Penghargaan terhadap karya seni mereka---baik dari guru maupun teman sebaya---dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar anak.Â
Selain itu, melalui pameran karya seni di sekolah atau acara lainnya, anak-anak belajar untuk menghargai karya orang lain serta memahami pentingnya kolaborasi dan apresiasi dalam komunitas.Â
Dengan demikian, pembelajaran seni rupa tidak hanya bermanfaat secara individu tetapi juga membentuk karakter sosial yang positif bagi peserta didik di sekolah dasar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI