Mohon tunggu...
Nabaa Aflah
Nabaa Aflah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Relationship, Attachment and Parenting

27 September 2018   12:09 Diperbarui: 27 September 2018   12:18 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbicara tentang hubungan atau relationship dalam keluarga, tentu ada yang namanya pengasuhan dan kelekatan (attachment). Mungkin para pembaca yang budiman tidak asing lagi ketika mendengan kata kelekatan dan pengasuhan, setiap keluarga tentunya seorang pengasuh sebut saja ibu seorang yang paling dekat mengasuh anak-anaknya karna bentuk paling awal sebuah hubungan adalah kelekatan/attchment.

Kemudian apakah definisi dari kata kelekatan itu sendiri? Suatu hubungan atau ikatan antara dua orang yaitu antara bayi dan pengasuhnya (ibu, ayah, baby sitter, dan orang terdekat bayi).

Mengapa kelekatan merupakan hal yang penting bagi sebagai dasar perkembangan psikososial anak! Karna, dengan kelekatan tersebut anak bisa lebih akrab dan merasa nyaman terhadap orang terdekatnya. Namun tidak jarang ketika orangtua menyadari pentingnya kelekatan ini bagi perkembangan psikologis anak.

Seperti halnya yang telah saya lihat dengan kaca pandang  saya sendiri dikalangan masyarakat lingkungan saya, sebagian orangtua bahkan mayoritas yang sudah berkeluarga kemudian telah memiliki momongan tidak jarang sekali mereka akan menitipkan anaknya atau dipercayakan anaknya untuk diasuh kepada orang terdekat seperti nenek dan kakek atau bude dan bahkan saudaranya, lantaran karna keduanya pergi merantau ke kenegeri orang untuk menafkahi kelurga dan anak-anaknya.

Sehingga anak disini jarang sekali meraskan kedekatan dan kasih sayang dengan orangtuanya sendiri kecuali hanya mendengar melalui telepon, dan jarak tempuh untuk pulangpun sangat jauh sekali paling sedikit merantau 2-4 tahunan.

Sehingga anak yang sudah berpisah lantaran keluarga merantau untuk kerja, tidak memiliki kelekatan dan hubungan psikologis anak dengan orangtuanya sendiri melainkan dengan pengasuh lain yaitu nenek dan keluarga lainnya.

Karna dengan adanya kelekatan ini sendiri anak akan merasa nyaman dalam bermain dan mengembangkan kemampuan lainnya terutama jika berada dalam situasi sosial.

Bagi orangtua jangan pernah salahkan anak ketika mereka merasa nyaman dan lebih dekat dengan orang sekitarnya ketimbang denga ibu bapaknya sendiri. Selanjutnya kita kembali kepembahasan yang kedua yaitu tentang pengasuhan bisa disebut juga istilah parenting.

Pangasuhan disini dapat kita artikan pemimpin, pengelola, pembimbing, sehingga pengasuhan adalah orang yang melaksanakan tugas bimbingan, memimpin dan mengelola. Pengasuhan ini berupa ayah, ibu, orang terdekat. Anak itu harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat, bermoral dan berguna bagi masyarakat (salah satu uraian dari para ahli anak).

Orang tua sebagai pengasuh utama anak dirumah mempunyai pola pengasuhan dimana orang tua mengharapkan untuk mandiri, matang, percaya diri, rasa ingin tahu, bersahabat dan orientasi untuk sukses dimasa depan. Setiap orag tua memiliki pola asuh tersendiri dan berbeda-beda dengan pola asuh orang tua lain, karna apa yang dilakukan oleh orang tua itulah yang terbaik buat anak-anaknya.

Ada dua unsur penting dalam pengasuhan yang pertama, responsiveness yaitu tingkat responsive dari orang tua ke anak yang berupa dukungan dan kehangatan kepada anak.Yang kedua, Demadingeness yaitu turuntutan dari orang tua kepada anak yang berupa aturan dan konsekuensi atas perbuatan anak (sari, 2010). 

semoga bermanfaat bun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun