Kerupuk kulit merupakan salah satu camilan yang tidak asing lagi di telinga dan lidah warga Indonesia. Kerupuk merupakan makanan tambahan sebagai pelengkap dalam menu berat. Tak jarang kerupuk dapat dijadikan camilan yang enak di kala senggang. Kerupuk Kulit dapat terbuat dari kulit sapi, kulit ikan, atau kulit kerbau. Rasanya yang renyah dan enak tentu menjadi teman makan yang setia.
Tidak heran banyak yang menyukai kerupuk kulit. Cita rasanya memang sangat lezat karena terbuat dari kulit hewan. Hasilnya, ada rasa gurih yang diselimuti tekstur berminyak nan kaya. Kulit memang memiliki kandungan lemak dan minyaknya tersendiri.
Sayangnya, banyak produsen nakal yang menjual barang tiruan dengan bahan lain selain dari kulit hewan. Dengan tujuan mengeruk keuntungan yang besar, kerupuk kulit palsu terbuat dari sisa limbah kulit bekas industri sepatu, tas atau jaket. Sisa kulit ini bukan kulit biasa, namun sudah terkena proses penyamakan. Sisa kulit ini sudah tercampur dengan sejumlah bahan kimia berbahaya dan apabila kita konsumsi dapat menyebabkan kanker bahkan dapat menyebabkan kematian.
H202 dan tawas yang dikonsumsi akan menimbulkan efek kepikunan dan berdampak pada kulit. Kulit menjadi kusam, kering dan pucat. Selain itu tawas juga dapat menyebabkan gangguan ginjal dan fungsi hati.
Ditemui di pabrik rumahan miliknya yang terletak di daerah Gebang Raya Tangerang, Pak Daswan, seorang pengusaha kerupuk kulit sapi menjelaskan mengenai proses pembuatan kerupuk kulit yang benar, serta memberikan tips bagaimana cara membedakan kerupuk kulit sapi dengan kerupuk kulit bahan limbah.
Pak Daswan juga membagikan tips yang kira-kira akan membuat kita lebih mudah membedakan kerupuk kulit sapi dengan kerupuk kulit limbah, diantaranya adalah:
Kerupuk Kulit Asli
- Permukaan kulit kasar dan berpori-pori
- Warna agak gelap kecoklatan
- Tidak terasa berbau atau aneh saat dikonsumsi
- Nyaman di tenggorokan
- Digoreng akan mekar
Kerupuk Kulit Palsu
- Permukaan kulit cenderung halus/licin
- Warna kerupuk lebih terang berkilau karena mengandung bahan kimia
- Terasa bau bahan sintetis atau bahan kimiawi saat dikonsumsi
- Tenggorokan terasa gatal dan nyeri setelah mengkonsumsinya
- Tidak mekar saat digoreng, kecuali menggunakan campuran tawas tadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H