Mohon tunggu...
Nabila Nurul Aini
Nabila Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

hobi mancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Berorientasi Layanan Publik ala Tri Rismaharini

21 Mei 2024   23:10 Diperbarui: 21 Mei 2024   23:10 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tri Rismaharini, yang akrab disapa Risma, adalah sosok pemimpin perempuan yang telah membuat jejak signifikan di dunia politik dan pemerintahan Indonesia. Sebagai mantan Wali Kota Surabaya dan kini menjabat sebagai Menteri Sosial, Risma dikenal dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada layanan publik. Artikel ini akan membahas siapa Tri Rismaharini, perilaku kepemimpinannya yang dapat dicontoh, serta tantangan dan peluang yang dihadapinya dalam membangun kepercayaan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Siapa Tri Rismaharini?

Tri Rismaharini lahir pada 20 November 1961 di Kediri, Jawa Timur. Ia mengawali karirnya sebagai birokrat di Pemerintah Kota Surabaya dan meniti karirnya hingga mencapai puncak sebagai Wali Kota. Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode, dari 2010 hingga 2020. Di bawah kepemimpinannya, Surabaya mengalami transformasi besar-besaran, dari kota yang penuh dengan masalah perkotaan menjadi salah satu kota terbersih dan tertata di Indonesia.

Prestasi Risma di Surabaya tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga mendapat pengakuan internasional. Beberapa penghargaan bergengsi yang diterimanya antara lain penghargaan Sustainable City dari World Wide Fund for Nature (WWF) dan Lee Kuan Yew World City Prize. Risma juga dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan warganya, sering turun langsung ke lapangan untuk melihat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.

Sejak akhir 2020, Risma menjabat sebagai Menteri Sosial di kabinet Presiden Joko Widodo. Dalam perannya ini, ia terus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pelayanan publik dan kesejahteraan sosial, dengan fokus pada penanganan masalah kemiskinan, kesejahteraan anak, dan penanganan bencana.

Perilaku yang Dapat Dicontoh

Kepemimpinan Tri Rismaharini menawarkan beberapa perilaku yang dapat dijadikan teladan bagi para pemimpin masa kini. Pertama, kepedulian terhadap masyarakat. Risma dikenal sangat peduli dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. Ia sering kali terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi sebenarnya dan mendengarkan keluhan masyarakat. Kepedulian ini membuatnya mampu mengambil kebijakan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.

Kedua, kerja keras dan disiplin. Risma adalah contoh nyata dari pemimpin yang bekerja keras dan disiplin. Ia sering kali terlihat bekerja sejak pagi hingga larut malam untuk memastikan semua program dan kebijakan berjalan dengan baik. Disiplin tinggi yang ia terapkan juga terlihat dari bagaimana ia mengelola birokrasi di Surabaya yang terkenal efisien dan responsif.

Ketiga, inovasi dalam pelayanan publik. Risma selalu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Salah satu contohnya adalah pengembangan ruang terbuka hijau dan taman kota yang tidak hanya memperindah kota tetapi juga menyediakan ruang bagi masyarakat untuk beraktivitas dan berinteraksi. Selain itu, ia juga mendorong penggunaan teknologi dalam pelayanan publik, seperti melalui aplikasi e-government yang memudahkan warga mengakses berbagai layanan pemerintah.

Keempat, transparansi dan akuntabilitas. Risma menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kebijakan dan program yang dijalankannya. Ia selalu memastikan bahwa penggunaan anggaran publik dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Transparansi ini tidak hanya membangun kepercayaan publik tetapi juga mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Tantangan dalam Kepemimpinannya

Meskipun memiliki banyak kelebihan, kepemimpinan Tri Rismaharini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang kompleks. Pertama, resistensi birokrasi. Menghadapi birokrasi yang kerap kali lamban dan resisten terhadap perubahan adalah tantangan besar. Risma sering kali harus berjuang melawan mentalitas status quo yang ada di dalam birokrasi untuk mendorong reformasi dan inovasi dalam pelayanan publik.

Kedua, ekspektasi publik yang tinggi. Kesuksesan Risma dalam mengubah Surabaya telah menciptakan ekspektasi tinggi dari masyarakat, terutama saat ia menjabat sebagai Menteri Sosial. Masyarakat berharap bahwa ia mampu membawa perubahan signifikan di tingkat nasional sebagaimana yang telah ia lakukan di Surabaya. Memenuhi ekspektasi ini tentu bukanlah tugas yang mudah, terutama dengan keterbatasan sumber daya dan tantangan yang berbeda di tingkat nasional.

Ketiga, tantangan sosial dan ekonomi. Sebagai Menteri Sosial, Risma dihadapkan pada masalah sosial dan ekonomi yang kompleks, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan penanganan bencana. Menyelesaikan masalah-masalah ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, serta kerjasama yang erat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta.

Peluang dalam Kepemimpinannya

Di samping tantangan, terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Tri Rismaharini untuk memperkuat kepemimpinannya dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Pertama, potensi inovasi dalam pelayanan sosial. Pengalaman Risma dalam mengembangkan inovasi pelayanan publik di Surabaya dapat diterapkan dalam skala yang lebih luas di tingkat nasional. Misalnya, pengembangan sistem e-government di Kementerian Sosial untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pelayanan sosial.

Kedua, penguatan kerjasama antar lembaga. Sebagai Menteri Sosial, Risma memiliki peluang untuk memperkuat kerjasama antar lembaga pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi. Kolaborasi yang baik antar lembaga dapat meningkatkan efektivitas program-program sosial dan memastikan bahwa bantuan dan layanan mencapai masyarakat yang membutuhkan.

Ketiga, dukungan dari masyarakat dan komunitas. Kepemimpinan Risma yang proaktif dan responsif telah mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. Dukungan ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam program-program sosial dan pembangunan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, program-program sosial dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.

Keempat, penggunaan teknologi. Di era digital ini, teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam meningkatkan pelayanan sosial. Risma dapat memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan sosial, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta mengumpulkan data yang akurat untuk perencanaan dan evaluasi program.

Kesimpulan

Kepemimpinan Tri Rismaharini yang berorientasi pada layanan publik menawarkan banyak pelajaran berharga bagi para pemimpin masa kini. Kepedulian terhadap masyarakat, kerja keras, inovasi dalam pelayanan publik, serta transparansi dan akuntabilitas adalah perilaku-perilaku yang patut dicontoh. Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, Risma memiliki peluang besar untuk memperkuat kepemimpinannya dan memberikan dampak positif yang lebih luas melalui peran barunya sebagai Menteri Sosial. Dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi, Risma dapat terus menginspirasi dan memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Daftar Pustaka

Rustan, A., Wismono, F. H., Ramdhani, L. E., & Aziza, T. N. (2014). REFORMASI BIROKRASI ALA PEMERINTAH KOTA PONTIANAK (BUREAUCRATIC REFORM BY THE GOVERNMENT OF PONTIANAK CITY). Jurnal Borneo Administrator, 10(2).

Albab, U. (2018). Hadis tentang kepemimpinan perempuan dalam pemahaman masyarakat muslim Surabaya (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah).

Suprapti, W. (2015). Bahan ajar diklat kepemimpinan tingkat III: agenda inovasi-budaya kerja dalam efektifitas kepemimpinan.

Ramdhani, L. E. (2015). Fenomena kepemimpinan fenomenal (The Phenomenon of Phenomenal Leadership). Jurnal Borneo Administrator, 11(3), 268-297.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun