Tiga hari belakangan, #yanggajikamusiapa lagi ramai diperbincangkan. Mungkin agak usang untuk saya mengomentarinya, tetapi tak apalah. Karena kemarin kan weekend, jadi baru bisa on lagi untuk nulis di hari Senin, makanya baru sekarang ikutan komentar.Â
Sabtu pagi, teman saya mengirim whatsapp minta komentar saya tentang tagar di atas. Sebelumnya saya memang sudah melihat video (yang dipotong) itu dari feed instagram. Lalu saya berkomentar pendek, bahwa saya digaji rakyat.
Sebagai rakyat, pastilah meradang ketika melihat video (yang dipotong) itu. Video (yang dipotong) itu cukup membuat saya semakin berkesimpulan bahwa rezim ini begini dan begitu serta mutlak ini kesalahan Pak Menteri yang kenapa harus nanya seperti itu.Â
Tapi saat siang, saya nonton tv, melihat beberapa pihak berkomentar tentang video itu. Maka, saya langsung coba cari video fullnya.
Dan.......
Kesimpulan saya berubah!Â
Pada video fullnya, Pak Menteri meminta audiens untuk memilih desain stiker yang akan dipasang di tempat mereka. Kebetulan ada dua desain stiker. Audiens disuruh memilih desain nomor 1 atau nomor 2. Pak Menteri juga sudah menegaskan bahwa ini tentang pilihan desain stiker, bukan pilpres dan sejenisnya.Â
Lalu, Pak Menteri meminta perwakilan pemilih yang memilih desain nomor 1 dan nomor 2. Pak Menteri bertanya, mengapa memilih desain tersebut. Dan di sini ada sedikit selip kata dari Pak Menteri, karena beliau menyebut kata "coblos".Â
Padahal, memilih desain itu bukan dengan cara dicoblos. Lantas, penggunaan kata yang identik dengan pemilu itu pun membuat pemilih (*seorang ibu-ibu) menjawab bahwa ia memilih nomor 2 karena yakin dengan visi misinya.Â
Sontak jawaban itu membuat Pak Menteri tercengang. Beliau sempat mencoba meluruskan pertanyaannya, bahwa ia sedang bertanya mengapa memilih desain stiker nomor 2.Â
Kemudian Ibu ASN tersebut menjawab karena isi yang ditampilkan pada desain tersebut. Kembali Pak Menteri menanggapi, bahwa isi kedua stiker itu sama hanya beda desainnya saja.Â