Tiga tahun belakangan ini sudah mulai tinggal jauh dari orangtua. Jadi, nggak ada deh yang nyiapin sahur. Maka, mau nggak mau, suka nggak suka, mesti kudu punya trik supaya puasa tetap lancar dengan terlebih dahulu nyunnah dengan sahurnya.
Meskipun menu sahurnya beda dengan Rasulullah SAW yang sahur dengan kurma, maka sebagai anak Indonesia dan sejak belum lahir Bapak Ibunya emang udah di Indonesia, jadi belum makan namanya kalau belum makan nasi. Sahur pun wajib ada nasinya. Lauknya aja yang bikin bingung.
Aku tipenya hobi bangun 30-40 menit sebelum subuh. Butuh tidur yang cukup, Bos! (*alasan). Intinya jam segitu tuh mepet kalau mau beli-beli atau nyiap-nyiapin yang ribet. Jadi untuk mengefisiensikan waktu, pilihlah lauk yang kering-kering saja. Kenapa? Karena nggak takut basi jika sudah dibikin dari sore. Contoh menu misalnya sambel goreng hati/ayam suwir/udang dengan tambahan kentang/tempe/tahu. Â Ayam atau ikan dengan sambel terpisah, udang tepung dan bisa juga sesekali nugget serta sarden. Terus, seret dong nggak ada kuahnya? Kuahnya dijadwalkan untuk menu malam saja.
Dari sekian banyak menu kering di atas, yang terbaik bagiku jelas sambel goreng udang kentang dan tempe. Tiga item ini jadi satu. Three become one! Ada karbohidratnya, protein hewani dan protein nabatinya. Tinggal didahului dengan kurma dan diakhiri dengan susu coklat. Maknyuzzz! Fabiayyi 'Aala'i Rabbikuma tukadziban. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan!
Sahur teratur, tenaga jadi full, siap menghadapi dinamika Ramadhan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H