Mohon tunggu...
ranny m
ranny m Mohon Tunggu... Administrasi - maroon lover

Manusia dg keberagaman minat dan harap. Menjadi penulis adalah salah satunya. Salah duanya bikin film. Salah tiganya siaran lagi. Salah empatnya? Waduh abis dong nilainya kalo salahnya banyak hehe..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Anak-anak dan Pahatan Memori yang Kekal

14 April 2016   11:37 Diperbarui: 14 April 2016   14:56 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Oh. Untuk apa Bun?” Ekspresiku masih biasa saja. Sedikit tersenyum dan memperhatikan Ibunya Wafiq.

“Katanya mau ditabungin buat gaji Bu Ran.”

Aku terperangah. Terdiam takjub.

“Yah saya sudah kasih pengertian ke Wafiq.” Ibunya kembali meneruskan kalimatnya.

Whaaaatttttt?? Wafiq loh. Astagahhhhh!! Wafiq yang pendiam itu sampai berpikir bahwa aku resign karena gajiku kurang. Bahkan sampai ingin membayar gajiku dengan uangnya. Ibu terharu sekali Wafiq. So sweet.

Kalo yang bilang kayak gitu Shafira,Naia atau Rani sih wajar. Emang mereka senengannya ngerusuhin aku. Shafira sama Naia malah pernah bilang kalo mau ikut Ibu kerja juga nanti di kemenperin. Atau anak-anak kemarin yang bilang,"Ibu jangan pergi". Oke luar biasa!! Sejenak ingin kuhentikan waktu dan freeze gitu bareng mereka

Nayla. Bawel sih anaknya. Tapi diantara anak-anak putri yang dari kelas 3 bareng aku, Nayla yang sedikit rada cuek. Maksudnya, paling jarang sms aku. Kupikir dia nggak bakal segitunya juga ngetik sms pasca aku ninggalin sekolah. Meski aku memang sempat liat dia masih nangis heboh pas mau naek motor pulang. Nggak tega. Rasanya bener-bener pengen kupeluk semua anak-anak itu dan kuangkut ke Jakarta. Mewarnai keceriaan di sini. Tapi nggak mungkin. Mereka punya orang tua masing2.

 Dan banyak lagi yang lain. Umam yang kayaknya cuek tapi ternyata ngerepotin Umminya untuk ngasih aku kado. Atau Hanif yang sering kumarahin tapi semangat banget bbmin aku. Wildan yang nangis sambil goes sepeda dan lanjut di rumah. Damar dan Fico yang jagoan akhirnya nangis. Atau my fav boy Habib yang aslinya cengeng tapi kemaren nggak nangis. Nggak tau deh! Mungkin Habib sudah dewasa ;) Atau Shafira yang selalu jelek banget kalo nangis. Malika yang ketika nangis masih juga jawabin orang dengan nada ketusnya atau Najwa yang abis nangis langsung jejingkrakan lagi. Semuanya! Semua anak Mush'ab Bin Umair yang sudah "kubesarkan" 1 semester terakhir. Dari yang bandel jadi agak woles. Dari yang tersorot sekali jadi agak kalem. Tentang mereka. Tentang Ira, Nadia, Aufa, Wafiq, Shafira, Calista, Najwa, Malika, Rani, Rara, Naia, Nayla, Hawa, juga tentang Wildan, Umam, Fico, Damar, Ammar, Fandi, Faris, Faiz, Ghailan, Gilman, Habib, Iqbal, Ichi (Rizqi), Aal (Daris), Hanif, Rae dan Dhani. Terimakasih anak-anakku sayang. Maafin Ibu yaaaaaa!! Salam sukses :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun