Mohon tunggu...
Ratnawati Yuningsih
Ratnawati Yuningsih Mohon Tunggu... -

the simple girl

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Darat

17 Desember 2009   10:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Viana menatap layar laptopnya dengan khusyu. Sesekali tersenyum sesekali merengut ga jelas. Tiap malam kerjaan nya emang seperti itu. Chating atau ga facebook-an. Sampai mama nya aja sempet ngomel lantaran dia lupa makan, lupa mandi (ih jorok), lupa segala hal (kecuali pipis dan buang air besar kali ye hehe).

Setahun ini Viana memang sering chating sama cowok yang ngakunya sih namanya Lilo. Tahu deh bener apa ga. Tahu sendiri kan dunia maya banyak boongnya. Awalnya ngomongin masalah yang umum-umum aja namun lama kelamaan membahas yang bersifat pribadi. Namun mereka ga pernah bertemu sekali pun.

Lilo: zia aku mau ke Jakarta liburan UAS minggu depan. Bisa ga ketemuan nih? Viana langsung loncat-loncat kegirangan kayak kutu loncat. Gubrakk aja tiba-tiba dia terjatuh dengan posisi yang mengenaskan Mama sampai teriak kenceng tajut anaknya kenapa-kenapa.

“Via!!! Kenapa kamu?” mama teriak

“Gak ma, Via lagi latihan karate” jawab Via sambil menahan tawa.

Akhirnya saat-saat yang ia nanti selama ini akan tiba. Mereka ga pernah janjian ketemu Karena lilo memang kuliah di Bandung sedangkan Viana tinggal di Jakarta. Malam itu serasa indah banget. Viana bisa tidur dengan nyenyak dan hati yang berbunga-bunga. Waktu dan tempat bertemu pun sudah ditetapkan.

***

Liburan kuliah pun tiba. Saat-saat menyenanglan akan datang, karena di minggu ini Viana akan ketemu orang yang ia nanti-nanti selama ini. Pujaannya di dunia maya. Sosok Lilo membuat Viana terpesona.walaupun belum melihat sosok sebenarnya. Lilo mahasiswa Farmasi di salah satu Universitas di Bandung. Tapi dia ga pernah bilang di mana dia kuliah. Viana pun takut untuk bertanya. Gengsi kalo Lilo ngerasa dia penasaran banget. Yang ia tahu dia kuliah sambil kerja. Viana piker pasti Lilo orangnya smart dan mandiri. Lilo juga mengajarkan banyak hal terutama soal agama. Itu yang paling bikin Viana terkagum-kagum. Tapi sampai sekarang Viana dan Lilo ga pernah komunikasi lewat HP. Mereka hanya komunikasi lewat chating aja. Sejauh ini seih komunikasi itu berjalan lancar

Selain bertemu sama pujaan hatinya, di bulan ini ia keluarganya juga akan berkumpul. Kak Bimo yang kuliah di Bandung dan adiknya Seno yang kuliah di Jogja akan menghabiskan liburannya di Jakarta. Pasti akan ada acara keluarga. Jalan-jalan ke mall lah, mengunjungi rumah saudara atau hanya sekedar makan malam di luar. Seperti malam ini mereka makan malam di sebuah rumah makan di kawasan Ancol. Sungguh saat-saat yang menyenangkan.

***

Viana terpaku di depan lemari menatap koleksi bajunya. Dia bingung memilih baju yang akan ia gunakan hari ini. Hari ini hari yang bersejarah. Namun, tiba-tiba dia ragu. Segala ketakutannya muncul. Giman kalau ternyata Lilo itu ga setampan yang dia bayangkan. Gimana kalo ternyata Lilo itu sudah tua dan psycho gitu. Hih.. tiba-tiba dia bergidik. Apa dia batalin aja ya pertemuannya kali ini. tapi hati kecilnya tetap bilang kalo dia harus datang.

“Ah gw harus ikutin kata hati, masalah ke depannya lihat ntar aja ah..” Akhirnya Viana mengambil satu kaos dan sepotong jeans kesayangannya.

Viana bergegas pergi ke sebuah restoran yang telah disepakati sebelumnya. Lilo bilang dia pakai jaket warna coklat dengan topi warna hitam. Mata Viana mancari-cari orang dengan ciri-ciri yang Lilo sebutkan. Tiba-tiba jantung Viona berdegup semakin kencang saat matanya menatap sosok dengan ciri-ciri yang sama. Namun cowok itu membelakangi dirinya. Dengan ragu Viana mendekati cowok itu. Gimana ya kalo salah.. Gumam hati Viona.

“Lilo” Viana memanggil nama itu dengan nada ragu. Cowok itu menoleh dan… Ya ampun…

“Mas Bimo.. ngapain disini” kata Viana setengah berbisik.

“Via?? Kamu Zia ya?”

Dunia serasa berhenti saat itu juga. Viana ingin lari saja dari tempat itu. Malu, kecewa, sedih, perasaannya bercampur aduk. Ternyata cowok pujaannya di dunia maya itu adalah kakak kandungnya sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun