Jika dalam pilgub DKI Jakarta yang menang Anies Sandy maka dalam pertemuan SBY dan Jokowi yang sedanh diselentik telinganya. Bahwa Jokowi jangan coba-coba nakal seperti Ahok. Karena ada informasi yang membuat isu rasis, itu sebenarnya buatan kubu ahok sendiri. Sementara Anis dan Sandy mau ga mau harus menggoreng isu yang dibuat Ahok. Supaya apa yang ditanggapkan Ahok tidaklah benar. SBY juga berperan penting untuk mencari pencitraan nama baik yang sudah dibuat jelek oleh lawan polotiknya.
Terlihat Dalam beberapa hal ini, SBY selalu dipersulit untuk ketemu Presiden Jokowi. Begitu menurut pengakuan SBY ada tiga orang yang tidak disebut oleh beliau dalam menghalangi pertemuan ini. Namun SBY yang mantan presiden dapat bertemu juga dengan Presiden Jokowi. Ada beberapa hal yang menarik dari dua kubu kepentingan yang sedang tarik ulur mengenai strategi politik. Strategi ini berbicara mengenai bangsa Indonesia yang katanya untuk kepentingan negara.
Pertemuan yang terbilang menurut penulis, melalui proses yang panjang. Pihak orang ketiga inilah yang berperan penting mempengaruhi Jokowi untuk bertemu SBY. Bisa juga, Jokowi sudah merasa tidak nyaman dengan orang-orang yang disekitarnya. Informasi yang begitu cepat hingga akhirnya sampai ke telinga Jokowi. Yang tadinya mungkin, dianggap sepele oleh Jokowi mulai terasa bermanfaat untuk sekedar referensi kepemerintahan Jokowi. Mungkin bisa kroscek kembali mengenai berita-berita pertemuan Jokowi dan SBY.
SBY tentu datang tidak sendirian memberi informasi sebagai ketua tertinggi dalam partai Demokrat yang bertemu Jokowi yang saat ini dalam genggaman Partai PDIP. SBY juga tentu tidak akan mengabarkan kebaikan PDIP dalam PILGUB DKI. Berdasarkan informasi yang di dapat penulis ada kabar bau tak sedap mengenai partai PDIP. MUNGKIN dalam waktu dekat Jokowi akan bersikap TEGAS kepada ibu Mega atau PDIP.
Informasi apa yang jelas, tentu saja ini sangat dirahasiakan yang mungkin buat kebaikan Jokowi. Begitulah yang dikatakan SBY agar Jokowi ini untuk segera sadar. Bisa juga SBY coba menjerumuskan Jokowi untuk terlena dalam naungan PDIP guna kepentingan yang lebih panjang lagi. Ini masih dalam tanda tanya besar. Â Mungkin seperti pilpres 2019 yang sudah di setting dari sekarang. Tetapi jangka panjang tersebut harus dari piilgub DKI Jakarta terdahulu yang harus segera ditangani.
Bisa saja dalam pertemuan itu SBY memberi pilihan kepada pertaruhan nama baik Jokowi terhadap perpolitikan nasional. Apakah Jokowi masih berhasrat untuk berkuasa atau selesai dengan cara aman dalam kepemerintahan. Ingat SBY secara tidak langsung memberi tekanan kuat pada Jokowi.
Bisa saja dalam kemenangan Pilgub DKI ini seperti pilpres Amerika yang membuat banyak orang tidak menyangka akan kemenangan Trump. Meski hasil perhitungan cepat di seluruh Amerika yang menyatakan menang adalah Hillary. Dan ketika pidato kemenangan Trumps yang datang sedikit dan yang demo banyak, presidennya juga tetap Trumps yang menang.
Begitu juga dengan Pilgub DKI yang katanya Ahok sekarang ini diunggulkan oleh beberapa media dan hasil perhitungan cepat. Bisa saja yang menang Anis Sandi. Meski pertarungan di bawah masih sangat sengit, yang dari sinilah akhirnya ketemu kalau gubernur terbaik Jakarta sudah menang sebelum dimulai perhitungan. Seperti Trump yang percaya diri menang meskipun dunia banyak yang bilang Trump kalah karena kontroversialnya.
Ada beberapa tanda-tanda jika partai yang didukung Jokowi dan Ahok yaitu PDIP sedang bermasalah. Di mulai dari kekalahan Bangka Belitung, terus tumbangnnya PDIP di Banten padahal Rano Karno begitu kuat di Banten. Mungkin saja informasi yang bertebaran sudah bertebaran di para elit politik. Pilgub DKI Jakarta menjadi jawaban yang sangat mendesak untuk masa depan PDIP dan juga mungkin Indonesia. Agar PDIP untuk segera sadar untuk jangan bersikal populis.
Seperti saat ini yang dirasakan dalam pemerintahan presiden Jokowi merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesulitan mencari kerja, meski infrastruktur terus dibangun, meski media terus memberi informasi baik mengenai Jokowi. Tapi masyarakat merasa kesulitan mencari duit secara perlahan-lahan masyarakat untuk terus bersabar. Tapi kesejahteraan masih terus diambang-ambang, masih dalam rembers. Jokowi masih belum memenuhi kepastian untuk agar tidak selalu membodohi masyaakat. Jika tidak dalam waktu dekat, masyarakat akan segera sadar. Ingat ini sudah dua tahun berjalan menuju tiga tahun. Masayarakat sudah dipaksa untuk berpuasa dalam pemerintahan Jokowi. Kemana larinya semua uang yang dianggarkan itu? Masyarakat butuj kesejahteraan, kepastian dan perut kenyang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H