3. Rekam jejak penggagasnya yang bermasalah.
Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional ini bukanlah proyek pertama yang pernah dibuat  DJA. Sebelumnya, DJA mensponsori proyek penulisan sebuah buku berjudul "Membawa Puisi Ke Tengah Gelanggang" yang sarat glorifikasi akan peran DJA sendiri dalam kesusastraan Indonesia. Buku yang penggarapannya ia serahkan kepada Narudin Pituin, seorang finalis Duta Bahasa yang kerap mendaku sebagai kritikus meski kompetensi dan kredibilitasnya dalam lapangan kritik sastra sendiri masih dipertanyakan banyak pihak. Buku tersebut dibagi-bagikan gratis kepada sejumlah sastrawan, yang kemudian berujung pada pengembalian buku yang dimaksud oleh sebagian penerimanya sebagai bentuk protes.
Sebelumnya lagi, DJA terlibat dalam penyusunan buku "33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh" yang penuh kontroversi. Buku yang secara bias telah menyejajarkan DJA sendiri dengan nama-nama penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia seperti: Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, HB Jassin dan lain-lain.
Dapat dikatakan DJA telah berkali-kali melakukan upaya perusakan sistematis terhadap sastra Indonesia dan pelecehan terhadap kerja-kerja kesusastraan.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, kami, para pelaku dan pemerhati sastra Indonesia, mengajukan petisi sebagai berikut:
1) Menolak Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional Denny J.A
2) Menolak semua proyek serupa yang sifatnya merusak sastra Indonesia dan membodohi masyarakat, baik itu yang digagas DJA maupun pihak-pihak lain.
3). Menuntut DJA menghentikan Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional
4). Menyerukan kepada semua yang terlibat dalam Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA untuk mengundurkan diri, membatalkan kontrak, dan mengembalikan honor. Bila membutuhkan bantuan terkait prosesnya, akan kami upayakan mencari jalan keluar bersama.
5). Menyerukan kepada komunitas-komunitas sastra di seluruh Indonesia untuk menangkal Program Penulisan Buku Puisi Esai Nasional DJA dan mencegah anggota komunitas masing-masing terlibat dalam proyek buku puisi esai dimaksud.
Jakarta, 17 Januari 2018