Lalu apa jawaban sang kiai atas kebingungan santri tadi? Apakah ia menafikan wiridan semacam dalailu al-khairat, hizb an-nasr dan semacamnya? Tentu saja tidak. Hanya saja sang kiai lebih menekankan pada hal yang lebih penting.
Sang kiai menjawab pertanyaan santrinya dengan nada enteng namun kalimatnya menekan. “Kau sudah punya Al-Quran, anakku. Tidakkah itu cukup bagimu?!” Santri itu terperanjat. Ia seperti baru menyadari suatu hal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H