Piala Super Italia tahun ini mempertemukan Juventus dengan AC Milan. Piala ini sejatinya memang diperebutkan oleh pemegang Scudetto dengan pemenang Coppa tahun lalu. Berhubung Juventus rakus melahap keduanya, otomatis jatah satu tim dipegang runner-up Coppa – AC Milan.
Saya termasuk bagian dari penyuka sepakbola Italia, yang di negeri ini notabene adalah kaum minoritas. Meski begitu, sebagai minoritas, saya merasa berhak bersuara demi menggaungkan gelora sepakbola Italia di Kompasiana ini. Kalau bukan saya, siapa saya? (???)
Oke lanjut.
Seperti mukaddimah di atas, tampaknya tidak terlalu sulit menebak hasil pertandingan nanti malam. Pastilah Juventus pemenangnya. Secara, Si Nyonya Tua memang selalu dihormati karena ke-TUA-annya. Jadi, tim-tim lain segan buat melangkahi yang tua ini. Takut kualat!
Tapi, eits, tunggu dulu. Bola itu bundar; bundar bola saya; kalau tidak bundar, bukan sepakbundar. Ini apaan sih, preview kok ngawur begini.
Ehm….maaf. Maksud saya, sebelum pertandingan digelar, kedua tim dalam posisi 50:50. Siapapun bisa menang. Itulah uniknya dan serunya sepakbola. So, sedigdaya apapun Juventus saat ini, Milan tetap masih punya kans untuk menang dan menjadi juara.   Â
Makanya, bagi Milanisti jangan berkecil hati dulu. Saya pun seorang Milanisti: tulen, kultural, dan libertarian. Sejak 1997, saya sudah dibaptis menjadi Milanisti. Semenjak itu hingga kini akidah milaniyah saya tak pernah luntur. Meski godaan tuk berpindah ke klub-klub Gula Papa (Sugar Daddy?) datang silih berganti. Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa jualah kemilanistian ini terjaga. Dan semoga hingga yaumul qiyamah nanti. Amin.
Aduh! Kenapa jadi curhat. Ketahuan deh mengapa judul tulisan ini sangat tendensius.
Ya memang fitrahnya begitu sih. Kita ini sebagai manusia memang tidak pernah bisa objektif. Bahkan, dosen statistik saya dulu bilang: semua penilaian manusia itu subjektif. Jadi izinkan saya juga bersikap demikian adanya mengenai preview Piala Super Italia ini.
Statistik berkata, Juve sudah pernah sebelas kali mencicipi partai ini dengan hasil 7 kali menang dan 4 kali kalah. Milan berada di posisi kedua dengan sembilan kali tampil: 6 kali menang, 3 kali kalah. Maka, secara prosentase keberhasilannya Milan masih unggul dengan 66% dibanding Juve yang 63%.
GOL… 1-0 buat Milan.
Dari keduapuluh kali keberhasilan mereka itu, cuma sekali Juve dan Milan bertemu di Piala Super Italia. Itu terjadi di tahun 2003, saat itu Juve menang HOKI lewat adu penalti. Kemenangan yang berhasil membalaskan dendam kekalahan Juve atas Milan di Final Liga Champions.
GOL… kedudukan imbang 1-1.
Yang menarik, kedua tim pernah memainkan laga Piala Super Italia di negara yang sama, yakni Tiongkok. Tidak tahu Tiongkok? Itu tuh negara kuminis, yang katanya, 10 JUTA warganya sudah kesini menyamar sebagai tukang ledeng, abang bakso, sopir bus telolet, dsb. Tiongkok berhasil menjadi berkah bagi kedua tim. Milan saat itu menang di tahun 2011 saat menghadapi Inter. Empat tahun berselang, giliran Juve yang memenangi piala ini dengan mengalahkan Lazio.
Masih imbang… 2-2
Akan tetapi, penyelenggaraan tahun ini diadakan di Doha, Qatar. Bukan di Tiongkok lagi. Nah, inilah senjata pamungkas saya di dalam preview ini. Juve ternyata punya mimpi buruk disini. Dua tahun lalu, mereka dikalahkan Napoli lewat adu penalti. Berdasarkan sejarah ini, Milanisti sejagat pasti mengharapkan hal yang sama terjadi juga di tahun ini.
Dan…. Jeger 3-2! Milan pun juara saudara-saudara !!!
Sekian preview Piala Super Italia yang super-duper subjektif bin serba cocokologi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H