Mohon tunggu...
Najib Abdillah
Najib Abdillah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berharap tersesat di lingkaran ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Melindungi Anak dari Kekerasan

16 Juni 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini kalau melihat, mendengar, atau membaca berita yang berseliweran di media tentang kekerasan anak semakin menakutkan. Segala macam hal biadab terjadi kepada anak-anak. Mulai dari kekerasan fisik, mental, serta kekerasan seksual.

Sebagai seorang yang punya anak kecil di rumah tentu khawatir kejadian serupa menimpa. Entah itu terhadap anak kandung, keponakan, cucu, atau anak-anak di sekitar lingkungan. 

Lalu apa yang mesti dipersiapkan agar dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan tersebut? Berikut ini cara-cara yang bisa kita lakukan untuk melindungi anak-anak.

Berikan Bekal Pengetahuan

Usia anak-anak merupakan tahap dimana perkembangan otak anak berada dalam tahap keemasan. Jadi, jangan ragu untuk berikan pengetahuan yang cukup kepada anak. Karena sejatinya mereka sudah mengerti apa yang dibertiahukan ke mereka.

Contoh sederhana, misalnya, soal pengetahuan akan anggota tubuh. Jelaskan pada anak area-area tertentu yang tidak boleh disentuh orang lain: paha, bokong, payudara & kemaluan. Sehingga anak mampu menjaga anggota tubuhnya sendiri.

Contoh lainnya, berikan anak pengetahuan bagaimana bersikap dengan orang yang tidak dikenalnya. Juga bagaimana bersikap secara wajar kepada teman, tetangga, guru, serta orang lain yang berada di sekitarnya.

Membuat Mekanisme Pengawasan

Buatlah skema pengawasan yang efektif dan maksimal. Bisa dengan bantuan orang, alat teknologi, atau perpaduan keduanya.

Misalnya, bagaimana mengawasi anak ketika sedang sekolah, bermain, dan juga ketika di rumah sendiri. Tiap saat kita bisa dapat laporan tentang si anak.

Dengan bantuan orang bisa berupa anggota keluarga, wali kelas, atau orang kepercayaan. Dengan bantuan alat bisa dengan telepongenggam, CCTV, jam GPS, dsb. 

Jangan Mudah Percaya dengan Orang Lain

Ini hal yang juga penting. Meskipun orang tersebut adalah orang rumah: supir, pembantu, pengasuh, tukang kebun, dsb. Juga meskipun ia seorang guru sekalipun! Sebab banyak kejadian yang justru bermula dari orang-orang terdekat si anak.

Sebisa mungkin kita menaruh rasa waspada kepada mereka bila ada hal-hal yang janggal. Misalnya, ada acara sekolah yang di luar jadwal biasanya, bermain diengan orang rumah di ruangan tertutup, dsb.

Jaga Hubungan dengan Orang Terdekat Anak

Seperti dalam hal pengawasan, terus menjaga kontak dengan orang-orang terdekat anak memegang peranan penting. Sesibuk apapun, usahakan dalam skala waktu tertentu, bertemu/berkomunikasi dengan mereka yang sering berhubungan dengan anak. Sehingga kita dapat update terbaru tentang anak ketika kita sedang tidak bisa menemaninya. 

Demikian sedikit kiat antisipatif yang dapat kita lakukan. Tentu saja upaya tersebut harus juga diiringi dengan doa kepada Yang Mahakuasa. Semoga anak-anak Indonesia semakin terlindungi hak-haknya di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun