Mohon tunggu...
Si N3m0
Si N3m0 Mohon Tunggu... -

I am just no one...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lawan Terorisme, Takutlah pada Kecelakaan Dibanding Aksi Teror!

21 Mei 2018   06:00 Diperbarui: 21 Mei 2018   08:14 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kejadian luar biasa baru-baru saja terjadi dimana rantaian teror bom terjadi di Surabaya yang membuat heboh publik Indonesia. Serta merta semua lini masa maupun media masa berlomba-lomba untuk mengabarkan berita ini. 

Semua mata memandang daerah Jawa Timur, 5 negara memberikan travel warning, tidak ketinggalan jagat medsos riuh dengan #surabayaorawedi, #surabayakuat, #suroboyoWANI dan banyak lagi tagar-tagar penyemangat lainnya yang memperlihatkan ketegaran dan aksi perlawanan terhadap gerakan yang dilakukan oleh teroris di tanah air ini. 

Memperlihatkan bila warga Indonesia tidak takut dengan ancaman terorisme yang bertujuan agar rakyat ini menjadi takut beraktifitas seperti sediakala. Namun, bagaimana dengan kenyataan di lapangan?

Penulis yang juga bekerja di salah satu penyedia jasa sewa mobil di Malang yaitu https://www.bigtravelindo.com/sewa-mobil-malang/ merasakan sendiri dampaknya. Meskipun suara terdengar gegap gempita di lini masa memperlihatkan keriuhan warganet unjuk aksi agar tidak takut, faktanya kunjungan wisatawan ke Surabaya maupun ke Malang mengalami penurunan yang sangat tajam. 

Banyak warga yang telah melakukan booking jauh-jauh hari membatalkan rencana mereka untuk berwisata di Malang maupun Surabaya. Beberapa hari terakhir pun para penyedia jasa yang sama dengan kami berbagi cerita yang sama, demikian pula tempat-tempat wisata, parkiran terlihat lengang dan pengunjung bisa dihitung dengan jari saja.

Untuk mengakali hal ini, beberapa rekan berusaha untuk meningkatkan budget iklan hingga beberapa kali lipat dari biasanya, jutaan rupiah terbuang hanya untuk mendapatkan satu atau dua order saja. Bagaimana kita bisa mengolah market bila pengunjungnya saja tidak ada bukan?

Tapi, yang namanya Indonesia, selalu ada humor dibalik sebuah tragedi bukan? Kejadian yang lucu misalnya baru saja terjadi, suatu ketika kami mendapatkan telpon dari seseorang yang katanya ingin memakai jasa kami. Tapi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, kami faham bila yang bertanya mengerti benar dengan seluk beluk persewaan mobil. Akhirnya kami pun langsung tembak saja bila yang bersangkutan berasal dari kompetitor, dan ternyata memang benar. Sang penelepon mengakui dari kompetitor dan sesi telpon itu berubah menjadi penuh gelak tawa dan saling curhat.

Kembali kepada topik ini, banyak orang faham bila tujuan utama dari teroris melakukan aksi-aksi mereka yang brutal adalah untuk membuat kita takut. Memang keriuhan warganet di medsos terlihat gegap gempita menunjukkan perlawanan terhadapi aksi teroris. Tapi tentu yang lebih penting adalah prakteknya di lapangan. Bila kita sudah takut untuk beraktifitas normal seperti biasanya, berarti kita sudah kalah. Kita telah terpenjara oleh rasa ketakutan yang diharapkan oleh segelintir teroris di negeri ini.

Bila kita bicara statistik, tahukah anda bila jumlah kasus meninggal akibat kecelakaan di Indonesia untuk tahun 2017 berkisar antara 28.000-38.000 orang! (sumber: kompas). 

Coba bandingkan dengan jumlah aksi teror yang terjadi? Sangat jauh sekali bukan?

Jadi bilapun anda harus takut, takutlah pada kemungkinan terjadi kecelakaan di jalan raya dibanding aksi teror! Benar tidak? Aksi teror itu sangat sedikit jumlahnya dan sangat jarang terjadi. Aparat bersama kami para warga pasti tidak akan tinggal diam untuk selalu waspada. Jadi seyogyanya anda tidak perlu merasa khawatir bila ingin melakukan perjalanan ke Surabaya, Malang atau tempat-tempat wisata di kota anda.

Jadi yuk mari, mumpung lagi bulan puasa juga, mari lawan teror dengan tidak menghentikan aksi "ngabuburit" anda! :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun