Makan cokelat dan mendapat manfaat sehat konsumsi pegagan, mana mungkin? Bisa kalau mengonsumsi cokelat pegagan. Itu adalah racikan andalan produsen cokelat di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Wondis.
Pendiri Wondis, Dwi Martuti Rahayu, memproduksi cokelat pegagan sejak 2017. Produk Wondis -- akronim dari Pawon Gendis, kelompok tani wanita yang Dwi ketuai -- berupa cokelat batang, minuman instan, atau camilan berbahan paduan cokelat dan pegagan.
Produk Wondis tidak melulu cokelat pegagan. "Kami membuat 35 varian produk," kata Tutik -- panggilan Dwi Martuti.
Selain cokelat pegagan, Tutik membesut cokelat susu, cokelat gula aren, minuman cokelat instan, dan camilan berbahan utama cokelat. Dari semua itu, cokelat pegagan menjadi andalan Wondis. "Itu yang membedakan bikinan saya dengan pembuat cokelat lain," ujar Tutik.
Pembedaan atau diferensiasi wajib Wondis lakukan karena mereka bukan satu-satunya jenama cokelat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelusuran sekejap di mesin pencari memunculkan berbagai jenama cokelat dari Provinsi Sultan itu.
Hal itu memantapkan Tutik untuk membuat produk cokelat dengan campuran pegagan. Tanaman pegagan dipilih Tutik karena sejak lama dikonsumsi sebagai herbal.
Berbagai literatur menyatakan khasiat dan kegunaan pegagan atau Centella asiatica (L.) Urb. Tanaman yang di Jawa Barat disebut antanan itu mengandung zat penting dari golongan saponin, bernama asiatikosid (asiaticoside).
Riset oleh J Lee dan rekan dari Biospectrum Life Science Insitute di Kota Gunpo, Koera Selatan mengungkap khasiat asiatikosid memacu pembentukan protein kolagen di jaringan ikat fibroblas kulit.
Kolagen vital mempertahankan berbagai fungsi kulit dan persendian. Manfaat lain adalah meningkatkan massa otot, menjaga kinerja sendi-sendi tubuh, dan mencegah munculnya kerutan pada kulit.
Saking pentingnya, kini muncul tren mengasup kolagen melalui berbagai suplemen. Umumnya suplemen, harga produk-produk itu jelas tidak murah.
Faedah lain pegagan adalah berefek menenangkan alias antidepresan. Manfaat itu dibuktikan Y Chen dkk dari Jiao Tong University, Shanghai, Tiongkok.
Mereka membuktikan asupan ekstrak pegagan menekan produksi hormon kortikosteron. Hormon itu meningkatkan kewaspadaan dan merangsang sistem imun. Manfaat itu sejalan dengan khasiat cokelat yang bersifat menenangkan.
Yang menarik adalah penelitian dari A Soumyanath dkk di Oregon Health and Science Univerity, Amerika Serikat. Mereka membuktikan zat dalam pegagan yang membantu perbaikan kerusakan saraf.
Zat bernama asam asiatik itu merangsang pemulihan dan peningkatan fungsi saraf yang rusak. Masalahnya, asam asiatik harus diperoleh dari pegagan menggunakan pelarut etanol.
Biasanya masyarakat mengonsumsi pegagan dengan cara merebus tanamannya. Air untuk merebus bersifat polar, berkebalikan dengan etanol yang nonpolar. Cara terbaik mendapat manfaat asam asiatik adalah dengan melalap atau mengonsumsi langsung.
Cara lain adalah dengan yang dilakukan Tutik dan KWT Pawon Gendis binaannya. Mereka mengeringkan pegagan lalu melumatnya menjadi bubuk.
Tutik menyatakan, pegagan kering sempurna dalam 3 -- 4 hari kalau cuaca panas. Tiap kilogram serbuk memerlukan 10 -- 15 kg pegagan segar. Suplai pegagan ia dapat dari anggota KWT serta mitra petani lain.
Pegagan itu ditanam di lahan milik 28 anggota KWT. "Penanamannya tidak khusus, di sela tanaman lain untuk memanfaatkan pekarangan," kata Tutik.Â
Untuk campuran cokelat Tutik mengolah seluruh bagian pegagan dari daun sampai akar. Berbeda lagi untuk membuat minuman instan, ia hanya menggunakan bagian daun.
Pegagan sebenarnya olahan pertama KWT Pawon Gendis. Mereka membuat olahan pegagan seperti rempeyek, seduhan kering, atau minuman instan, atau serbuk. Pada 2016, Bupati Kulonprogo saat itu meminta Tutik mengangkat kakao lokal.
Setelah Tutik menyanggupi, pemkab memberikan berbagai bantuan berupa pelatihan dan perangkat lengkap pengolahan biji kakao. Tahun 2017, Tutik meluncurkan permen cokelat pegagan berbahan kakao lokal Kulonprogo.
Saat ini Wondis memproduksi permen, bubuk cokelat pegagan, minuman instan dengan gula semut sebagai pemanis, dan granola. Permen Wondis tidak hanya berisi cokelat dan pegagan, ada juga yang ia tambahi kopi atau teh yang seluruhnya produksi Kulonprogo.
Granola alias cocoa nuts karya Tutik adalah kudapan siap konsumsi berupa campuran cacao nibs, serbuk daun pegagan, kacang, dan kismis yang ia balut dengan gula semut.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H