Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pesta yang Tak Lagi Tertunda di Polandia

27 Juli 2023   12:10 Diperbarui: 30 Juli 2023   06:49 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu malam (24/7/2023) Ergo Arena, Gdanks seketika riuh usai Jakub Kochanowski berhasil memblock spike serangan Thomas Jaeschke.

Para pemain Polandia serentak berlari ke lapangan, di tengah teriakan gembira 11.000 suporter yang turut merayakan keberhasilan Tim Putih-Merah menjadi juara Volleyball Nations League 2023 setelah menundukkan Amerika Serikat dengan 3-1 (25-23, 24-26, 25-18, 25-18).

Bertindak sebagai tuan rumah, skuad Polandia sejatinya tidak berada dalam kondisi kekuatan penuh. Sang kapten, Bartosz Kurek bahkan dipastikan tidak turun bermain sejak babak semifinal melawan Jepang.

Begitu pun dengan middle blocker Mateuz Bieniek yang pada grandfinal kontra Amerika Serikat tidak bermain full dan ditarik keluar pada set 2.

Kedua pemain andalan itu memang dalam kondisi yang kurang fit sejak putaran penyisihan pekan 3 yang berlangsung di Filipina. Kurek yang berposisi sebagai opposite mengalami cedera panggul, sementara Bieniek mengalami nyeri pada kaki.

Tapi, ya ini kan kita ngomongin soal tim nasional voli putra Polandia ya. Sebuah tim yang punya kedalaman skuad yang tidak bisa dianggap remeh. Deretan pemain cadangannya saja diisi oleh talenta-talenta yang punya catatan mentereng di klub.

Jadi seketika Nikola Grbic, sang arsitek menurunkan Lucas Kaczmarek untuk menggantikan Kurek, dan duet middle blocker Jakub Kochanowski dan Nobert Huber, ketiganya menjawab kepercayaan sang pelatih dengan bermain luar biasa.

Lucas Kaczmarek bahkan mencatatkan namanya sebagai top score dengan menyumbang 25 angka melalui 23 attack, 1 block, dan 1 ace. Sedangkan duet Kochanowski dan Huber total menyumbangkan 15 poin, dengan 4 di antaranya dihasilkan dari block.

Namun, salah satu pemain yang juga layak mendapat spotlight malam itu adalah Tomasz Fornal. Tak seperti pada edisi VNL 2022 lalu, outside hitter bernomor punggung 21 ini hanya ikut serta pada putaran penyisihan week 2 di Rotterdam, Belanda.

Fornal bahkan tidak masuk dalam skuad yang dibawa ke Filipina untuk menjalani penyisihan pekan terakhir. Keputusan yang membuat tanda tanya besar mengenai kemungkinannya bergabung dan bermain di putaran final.

Pemain yang terpilih sebagai Player of The Season PlusLiga musim 2022/2023 ini akhirnya mampu menjawab segala keraguan dengan tampil gemilang di laga puncak. Fornal bahkan bisa dikatakan sebagai kartu as yang disimpan Grbic.

Tomek- sapaan akrabnya- baru bermain full sejak set 3, menggantikan mega bintang Wilfredo Leon. Pemain berumur 25 tahun itu mencetak 8 poin dan jadi 4 besar penyumbang poin terbanyak Polandia malam itu.

Fornal memang tidak selalu tampil sebagai starting player, namun dia adalah sosok supersub yang dibutuhkan tim.

Outside hitter Polandia Aleksander Sliwka (No 11) dan Tomasz Fornal (21) berpose bersama medali emas VNL 2023| Dok volleyballworld.com
Outside hitter Polandia Aleksander Sliwka (No 11) dan Tomasz Fornal (21) berpose bersama medali emas VNL 2023| Dok volleyballworld.com

Di pertandingan pamungkas, Polandia unggul dalam attack, statistik menunjukkan 59 attack Polandia berhasil membuahkan poin dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya mencatat 51 attack. Selain itu poin melalui serve Polandia juga mengungguli AS dengan 7 aces berbanding 3. 

Polandia memang layak merayakan dengan meriah kemenangan kali ini. Pelepas dahaga terutama mengingat pada 2 major event sebelumnya sulit bagi mereka untuk memberikan gelar ketika bermain di rumah sendiri.

Langkah Bartosz Kurek dan kolega terhenti di semifinal saat mereka menjadi tuan rumah European Championship 2021 lalu dan harus puas dengan raihan medali perunggu sekaligus melihat Itali berpesta usai keluar sebagai Jawara Eropa.

Satu tahun berselang di gelaran yang lebih akbar yakni FIVB Mens World Championship, Polandia kalah menyesakkan di pertandingan final. Kala itu, tuan rumah kalah 1-3 (25-22, 21-25, 28-25, 20-25) dari Italia.

Baru di tahun ini, di tahun ke 5 penyelenggaraan Volleyball Nations League, gelar juara itu akhirnya jadi milik Polandia, menyempurnakan pencapaian mereka di edisi sebelumnya.

Pada VNL edisi pandemi 2021, Polandia membawa pulang medali perak, sedangkan pada 2019 dan 2022 mereka mendapatkan perunggu.

Bersama para supporter yang tak henti menyuarakan dukungan dan semangat, Polandia akhirnya bisa benar-benar berpesta. Pesta kemenangan yang selalu saja "nyaris" terjadi sejak 2 tahun lalu.

Magical Night for Turkiye 

Satu pekan sebelum kemeriahan terjadi di Ergo Arena. Kemagisan malam final VNL 2023 telah lebih dulu menghampiri Turkiye.

Di College Park Center, Arlington, Texas malam itu (16/7/2023) lebih dari 5.800 pasang mata jadi saksi bagaimana sang wakil Eropa, Turkiye menundukan China 3-1 (25-22, 22-25, 25-19, 25-16) untuk (akhirnya) meraih podium tertinggi pertama mereka.

"Saya seperti mimpi," ucap Eda Erdem, kapten sekaligus middle blocker Turkiye seperti dikutip Volleyball World.

Buat Eda dan rekan-rekannya, keberhasilan merengkuh kembali gelar juara memang seperti mimpi yang menjadi nyata. Terutama mengingat mereka terakhir kali bisa merasakannya pada 2015 di Montreux Volley Masters.

Turkiye merayakan kemenangan mereka sekaligus menjadi juara VNL 2023| Dok volleyballworld.com
Turkiye merayakan kemenangan mereka sekaligus menjadi juara VNL 2023| Dok volleyballworld.com

Podium juara kali ini juga seolah menggenapi raihan Turkiye di 5 edisi VNL yang telah berjalan. Pada 2018, Filenin Sultanlar pernah meraih medali perak dan medali perunggu mereka dapatkan pada 2021.

Turkiye bahkan kini memegang rekor jadi satu-satunya tim nasional putri yang selalu lolos ke semifinal sejak VNL 2018.

Pencapaian Turkiye di tahun ini tak bisa dipungkiri didukung oleh hadirnya Daniele Santarelli di kursi pelatih dan sang opposite naturalisasi Melissa Vargas.

Tangan dingin Daniele Santarelli sebagai pelatih memang tak perlu diragukan lagi. Tahun 2022 lalu, baru beberapa bulan menanggani tim nasional putri Serbia, ia mampu mengangkat performa tim dengan membawa Bianka Busa dkk ke semifinal Volleyball Nations League 2022 dan mempertahankan gelar Juara Dunia di FIVB Womens World Championship.

Usai membawa Serbia kembali ke jalur juara, di luar dugaan Danielle memutuskan untuk menerima tantangan lainnya dengan bergabung bersama Turkiye.

Berita besar ini sontak membuat para fans voli terkejut (sekaligus bersemangat) terutama karena mendapati fakta bahwa yang menggantikan posisi Daniele di timnas Serbia adalah Giovanni Guidetti, pelatih yang sejak 2017 menjadi arsitek Turkiye. Ya, keduanya "seolah" bertukar posisi.

Jika pada musim 2021-2022, Giovanni Guidetti layak memegang title Best Coach, karena kemampuannya membawa klub Vakifbank menyapu bersih semua gelar juara, tak hanya di level kompetisi lokal Turkiye tapi juga Eropa.

Namun, beda cerita jika di level timnas. Daniele Santarelli sekali lagi membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih kawakan. Sejak diperkenalkan pada Desember 2022, hanya dalam hitungan bulan pelatih berusia 42 tahun itu mampu membawa Turkiye menyudahi puasa gelar.

Apresiasi tentu tak hanya tertuju pada sang pelatih. Jika Tomasz Fornal layak dijuluki sebagai ace of the team di laga puncak yang membawa Polandia juara. Gelar tersebut juga amat sangat layak diberikan pada Melissa Vargas.

Melissa Vargas, MVP VNL 2023| Dok volleyballworld.com
Melissa Vargas, MVP VNL 2023| Dok volleyballworld.com

Tahun 2023 ini jadi debutnya bersama Turkiye usai dinaturalisasi dan mendapatkan kewarganegaraan Turkiye pada 2021. Sebelumnya Vargas adalah bagian dari tim nasional putri Kuba bahkan sempat masuk dalam skuad yang dibawa ke FIVB Volleyball Women's World Championship 2014 lalu.

Masuknya Vargas dalam skuad Sultan of The Net --julukan timnas Turkiye-- bagai melengkapi kepingan puzzle yang selama ini dicari dan dibutuhkan Turkiye.

Vargas memegang peran penting dari kesuksesan Turkiye. Bermain di 11 pertandingan, Vargas total mencetak 227 dengan rata-rata 17,64 poin pada tiap pertandingan dan 54.34% efisiensi serangan.

Di laga puncak final VNL 2023, Vargas sekali lagi menunjukkan performa briliannya dengan mencetak 26 poin (23 attack, 2 block, dan 3 aces). Penampilan yang membuatnya layak mendapatkan gelar Most Valuable Player (MVP) VNL 2023.

Setelah sekian lama puasa gelar, Turkiye kini akhirnya menemukan racikan yang cocok. Berisi jejeran pemain bertalenta seperti Melissa Vargas, Zehra Gunes, dan Ebrar Karakuth serta dibawah pimpinan Daniele Santarelli, Sultans of the Net kini membidik target lainnya.

Apalagi kalau bukan gelar juara European Championship yang akan berlangsung pada 15 Agustus--3 September dan tentunya kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang digelar 16--24 September 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun