Kekalahan di pertemuan pertama jelas jadi permbelajaran berharga. Di laga final Bhayangkara Presisi tampil lebih ngotot. Block yang ditampilan para pemain Bhayangkara nampak lebih rapat dan solid dibandingan dengan saat pertemuan pertama.
Sempat memaksakan pertandingan hingga deuce di set 1, sayangnya Bhayangkara harus kembali tertinggal 2 set (26-28, 23-25).
Dalam keadaan tertinggal klub runner up Proliga 2023 itu justru melakukan comeback di set 3. Variasi serangan terutama melalui bola cepat dari Hendra Kurniawan sulit dibendung Suntory Sunbirds.
Margin 3 angka terus coba dipertahankan hingga akhirnya set 3 mutlak milik Bhayangkara dengan 25-23.
Asa untuk kembali memenangi set 4 dan memaksakan pertandingan berlangsung sampai set 5 pupus. Keadaan justru kembali berbalik di set 4. Suntory Sunbirds kembali memimpin perolehan angka bahkan memperlebar jarak hingga 5 poin.
Spike keras Musersiy dari posisi 2 yang menghujam tajam dan jatuh telak di area pertahanan Bhayangkara jadi penutup laga final dengan skor akhir 3-1 (28-26, 25-23, 23-25, 25-17) untuk kemenangan wakil Jepang .
Suntory Sunbirds jadi tim Jepang pertama yang akhirnya bisa membawa pulang gelar juara Asian Men's Club Champioship. Keberhasilan ini juga menjadi pretasi tersendiri mengingat pada edisi 2022 lalu Masaki Oya dkk hanya mampu menggondol gelar runner up setelah dikalahkan Paykan Iran.
Sementara itu, apresiasi tinggi juga perlu diberikan pada perjuangan Jakarta Bhayangkara Presisi yang mampu memberikan perlawanan dan permainan terbaiknya di pertandingan pamungkas.
Pujian bahkan datang dari Kota Yamamura, pelatih Suntory Sunbirds. Dalam wawancara yang dikutip melalui situs asianvolleyball.net, Yamamura mengatakan bahwa tim Indonesia bermain jauh lebih baik di pertandingan final.Â
"Final malam ini sangat sulit. Pemain Indonesia bermain dengan baik dan gigih, tapi kami bisa mengatasi perlawanan pada akhirnya," ungkapnya.