Tak butuh waktu lama, bahkan kurang dari 40 menit dua wakil Merah Putih tampil menawan dan menunjukan dominasinya dalam laga paling bergengsi itu.
Candra/Asfiya menang atas wakil Negeri Gajah Putih Surin Jongklang/Banlue Nakprakong dengan skor 2-0 (21-13, 21-18). Sementara itu, Gilang/Rendy mengalahkan Pithak Tipjan/Poravid Taovato juga dengan skor telak 2-0 (21-17, 21-15).
Hasil tersebut membuat tim voli pantai putra Indonesia menyabet medali emas SEA Games 2021. Sementara Thailand harus puas dengan medali perak, sedangkan perunggu jadi milik Filipina yang pada pertandingan terakhir bisa meredam pasangan tuan rumah Vietnam.
Pelatih voli pantai putra Andy Ardiansyah dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa kunci kemenangan atas Thailand karena para pemainnya sudah mengetahui kelemahan lawan.
"Thailand tidak boleh dikasih angin, karena kalau dikasih angin, performa mereka naik. Bahaya buat kita," kata Andy, yang juga merupakan peraih 4 medali emas SEA Games.
Keberhasilan anak asuhnya kali ini juga sekaligus menjaga tradisi emas yang sudah berlangsung sejak SEA Games 2005.
Sejak voli pantai dipertandingan pada SEA Games 2005 di Filipina, timnas Indonesia belum tergeser dari tahta juara. Bahkan sebelum format kompetisi berubah menjadi beregu, dua pasangan Indonesia sudah 3 kali membuat All Indonesian Final di SEA Games 2005, 2009, dan 2011.
Hanya 3 kali timnas voli pantai putra Indonesia tidak bisa menyumbangkan medali emas, yakni pada SEA Games 2013, 2015, dan 2017. Itupun bukan karena Indonesia absen berlaga, tapi lebih karena tuan rumah pada 3 gelaran SEA Games tersebut memutuskan untuk tidak mempertandingkan cabor voli pantai.
Usai sukses menjaga supremasi medali emas SEA Games kali ini, Andy berharap pelatnas voli pantai kembali digelar.
"Jangan sampai putus, berat bagi pemain. Berat bagi pelatih dan juga pemain latihan hanya dua bulan sebelum ke SEA Games," ujar salah satu legenda voli pantai Indonesia tersebut.