Dengan bekal 2 kemenangan dan 2 kekalahan menempatkan Indonesia di peringkat 3 klasemen akhir voli indoor putri. Hasil tersebut membuat Indonesia harus puas hanya mampu lolos ke perebutan medali perunggu.
Filipina menjadi lawan yang akan dihadapi. Tim yang tahun ini dilatih oleh mantan pemain voli putra Brasil, Jorge de Brito itu menduduki peringkat 4 klasemen setelah hanya mampu mengemas 1 kemenangan (dari Malaysia) dan menderita 3 kekalahan.
Kembali bertemu Indonesia di laga perebutan medali perunggu jelas tidak akan disia-siakan Filipina. Selain berhasrat untuk membalas kekalahan di fase penyisihan, Jaja Santiago dkk tentu mengincar kemenangan untuk menyudahi puasa medali selama 17 tahun.
Jelang laga penentuan, kapten timnas voli putri Indonesia Amalia Fajrina mengatakan bahwa dia dan timnya sudah melakukan persiapan dengan matang dan siap bermain habis-habisan.
 "Kami sudah mempelajari permainan mereka (Filipina) melalui video pertandingan. Kami harus bisa menekan di awal set melalui service," ujar outside hitter tersebut saat dihubungi kemarin (20/5).
Lebih lanjut pemain kelahiran 1994 juga mengakui bahwa tahun ini Filipina membawa pemain muda yang dari postur dan skill bisa jadi batu sandungan Indonesia.
Skuad yang dibawa Filipina tahun ini memang banyak dihuni pemain baru dan berusia muda. Pemain yang cukup menarik perhatian dan patut diwaspadai adalah Marivic Meneses, middle blocker bertinggi 193 cm dan opposite spiker Katrina Tolentino.
Pada perjumpaan dengan Indonesia 15 Mei lalu, Tolentino jadi top skor Filipina dengan torehan 16 angka.
Satu lagi pemain yang wajib menjadi perhatian adalah Alyja (Jaja) Santiago. Middle blocker satu ini akhirnya kembali dipanggil timnas Filipina usai absen pada 2019 lalu.
Seperti halnya pemain putra Indonesia Rivan Nurmulki, Jaja Santiago adalah pemain putri Filipina yang musim lalu bermain di Liga Jepang.