Pertandingan final kembali mempertemukan Jerman dan Turki, dua tim yang sama-sama berasal dari pool B. Turki tentu saja tak ingin kembali meraih hasil minor, sementara Jerman yang memegang rekor kemenangan di fase pool juga ingin mengulang hasil serupa.
Akan tetapi, penampilan dominan Jerman di penyisihan pool tak terjadi di partai final. Louisa Lippmann cs terlihat kesulitan menembus pertahanan Turki yang berulang kali mampu membaca arah serangan Jerman.
Tak hanya rapat dalam block, serangan Turki dibawah kendali setter, Naz Aydemir Akyol berhasil memaksa lawan memungut bola dari lapangannya sendiri.
Hanya butuh 1 jam lewat 13 menit, Turki menyudahi pertandingan dengan  kemenangan 3-0 (25-17, 25-19, 25-22).
Kemenangan yang tak hanya menjadi balasan atas kekalahan di penyisihan, tapi juga kemenangan yang mengantarkan Eda Erdem dan kolega melenggang ke Tokyo.
Sementara, kekalahan atas Turki menjadi pukulan yang menyesakkan bagi Jerman. Dua tim putra dan putri yang tampil begitu perkasa di babak penyisihan pool dan harus sama-sama menelan kekalahan di babak final. Â
Maaf, Tak Ada Wakil Asia Tenggara di Olimpiade Kali Ini
Perebutan jatah Olimpiade di kawasan Asia sebenarnya sedikit lebih mudah diprediksi, terutama di bagian putri.
Tanpa mengurangi respek terhadap tim lainnya, prediksi tersebut berdasarkan fakta bahwa kekuatan voli Asia putri selama ini memang masih berpusat pada 4 negara, yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.
Jepang secara otomatis akan bermain di Olimpiade karena privilege mereka sebagai tuan rumah.Sementara, Tiongkok yang saat ini menghuni peringkat 1 dunia sekaligus pemegang medali emas Olimpiade Rio 2016 juga telah lebih dulu membooking satu tempat di Olimpiade 2020 lewat kualifikasi intercontinental.
Tersisa dua, Korea Selatan dan Thailand. Kedua tim nyatanya benar-benar membuktikan bahwa prediksi pecinta voli Asia tidak meleset.