Di semifinal, DKI Jakarta yang bermaterikan pemain muda yang kerap tampil di kompetisi Livoli dan Proliga ini sempat tertinggal 0-1 lebih dahulu. Namun, semangat tinggi untuk tak kembali mengulangi kegagalan lolos PON 2016 lalu membuat Dio Zulfikri dkk bangkit dan menang 3-1 (24-26, 25-20, 25-13, 25-13).
Pada partai puncak yang berlangsung Sabtu (10/8), tim putra Jawa Barat tampil dominan di sepanjang pertandingan. DKI Jakarta sebenarnya mampu mengimbangi permainan lawan dan menempel ketat perolehan angka, namun memasuki poin-poin akhir serangan anak asuh Victor Laiyan ini tak mampu menembus pertahanan Jawa Barat.
DKI Jakarta menyerah dari Jawa Barat 0-3 (22-25, 20-25, 17-25).
"Kita sudah tahu permainan DKI Jakarta, karena kita sudah pernah sparing dengan mereka. Jadi kita menutup gerakan-gerakan dari tim DKI," ujar Teddy Hidayat yang juga merupakan mantan pemain nasional.
Meski menang mudah, Teddy tak menampik bahwa DKI Jakarta adalah salah satu rival terberat yang bisa menyulitkan di gelaran PON nanti.
Sementara itu, pelatih DKI Jakarta mengaku bingung melihat permainan anak asuhnya. "Tidak seperti biasa permainannya. Saya juga bingung. Anak-anak seperti hilang semangat bermainnya," kata Victor yang ditemui usai pertandingan.
Kekurangan timnya yang terlihat di sepanjang turnamen kualifikasi ini digelar menjadi pekerjaan rumah baginya jelang perhelatan di Papua nanti. "Itu merupakan pekerjaan rumah bagi saya," tuturnya lagi.
Di pertandingan sebelumnya, Jawa Tengah kembali harus menjalani pertandingan panjang nan melelahkan melawan Papua Barat. Peringkat 3 akhirnya menjadi milik Jawa Tengah yang menang 3-2 (25-18, 21-25, 25-21, 24-26, 15-7).
---
Duel tak kalah seru terjadi pula di sektor putri. Enam tim putri yakni DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, DI Yogyakarta, dan Papua Barat berada dalam satu pool dan menjalani pertandingan dengan sistem round robin.