Dua puluh empat tim voli putri telah saling berhadapan untuk memperebutkan tempat ke Olimpiade Tokyo 2020.
Digelar serentak pada 2-4 Agustus 2019 lalu, 24 tim yang dibagi ke dalam 6 pool berbeda memiliki misi yang sama, yaitu berada di puncak klasemen poolnya masing-masing demi mendapatkan golden ticket menuju Tokyo.
Pertandingan seru dengan skill bermain yang luar biasa ditampilkan 24 tim putri papan atas tersebut. Tak sedikit pula pertandingan yang berakhir dengan uraian air mata karena kemenangan dan juga kekalahan.
Enam tiket ke Tokyo 2020 itu kini telah ada pemiliknya. Mereka yang pada akhirnya memastikan diri akan berlaga di multievent olahraga terakbar sejagad tahun depan. Siapa saja mereka?
This is Brazil
Bergabung dengan Kamerun, Azerbaijan, dan Republik Dominika di pool D membuat Brasil diprediksi akan dengan mudah menjadi pemuncak pool ini dan melenggang ke Tokyo 2020.
Brasil digadang-gadang dapat dengan mulus melewati hadangan Kamerun dan Azerbaijan, ya paling yang rada berat adalah menghadapi Republik Dominika di laga terakhir.
Namun, seperti biasa pula tak semua prediksi sesuai dengan hasil di lapangan. Brasil memang tak menghadapi tantangan berarti dan menang dari Kamerun 3-0 (25-14, 25-13, 25-16) di pertandingan pertama, tapi tidak di pertandingan berikutnya.
Menghadapi Azerbaijan, Gabriela Guimaraes dkk diluar dugaan dipaksa bermain 5 set sebelum akhirnya berhasil meraih kemenangan tipis 3-2 (25-13, 23-25, 21-25, 25-19, 15-12).
Sama-sama mengantongi 2 kemenangan, Republik Dominika memiliki kans yang sama dengan Brasil untuk lolos ke Tokyo 2020 dengan catatan, memenangi laga terakhir.
Keinginan untuk mengakhiri laga lebih cepat pupus setelah Republik Dominika berhasil membalikkan keadaan dan membuat kedudukan imbang 2-2.
Kapten Brasil, Natalia Pereira yang sempat dibekap cedera lutut di putaran final VNL bulan lalu bermain full di set 5. Meski bermain dengan lutut yang masih dibebat, kehadiran Natalia tak hanya menaikan mental bermain rekan-rekannya tapi juga optimisme penonton.
Hasilnya, Brasil yang mendominasi dalam perolehan angka pada akhirnya sukses menyudahi perlawanan Republik Dominika 3-2 (25-22, 25-19, 23-25, 18-25, 15-10). Brasil berhak atas tiket menuju Tokyo 2020.
Jenny Lang Ping Best Choice
Status sebagai peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 tak lantas membuat Tiongkok mendapatkan privilege langsung lolos ke Olimpiade berikutnya. Seperti tim lainnya, mereka juga harus melakoni pertandingan kualifikasi terlebih dulu untuk menentukan layakkah Zhu Ting dkk terbang ke Tokyo tahun depan.
Untuk menuntaskan misi tersebut, Tiongkok melalui pelatih kepalanya, Jenny Lang Ping mengambil keputusan berani dengan mengistirahatkan para pemain bintang mereka dan menurunkan pemain lapis 2 saat berlaga di kandangnya sendiri pada putaran final Volleyball Nations League 2019 pada Juli lalu.
Keputusan berani Lang Ping tersebut berbuah manis. Tiga kemenangan beruntun diraih Tiongkok atas lawan-lawan mereka di pool B. Tiongkok begitu dominan saat menghadapi Republik Ceko dan menang 3-0 (25-18, 25-23, 25-19).
Hasil positif tersebut berlanjut saat bertemu Jerman. Tiongkok menang lagi 3-1 (25-22, 25-22, 21-25, 25-15).
Turki menjadi lawan terakhir yang dihadapi tuan rumah. Tim inilah yang pada putaran final VNL lalu menjadi batu sandungan yang sulit dilewati tim pelapis Tiongkok.
Namun, dipertandingan pamungkas pool B ini, Tiongkok seolah menunjukan kekuatan mereka yang sebenarnya dan sukses melumat Turki 3 set langsung 3-0 (25-18, 25-12, 25-18).
Tiongkok lolos ke Tokyo 2020 dan membuka peluang untuk mempertahankan medali emas yang mereka dapatkan empat tahun lalu di Rio de Janiero, Brasil.
Miracle Happens in Russia
"Dongeng yang berakhir dengan bahagia," kalimat tersebut digunakan Vadim Pankov untuk menganalogikan perjuangan anak asuhnya di turnamen kualifikasi Olimpiade kali ini.
Yup, bagi Rusia lolos ke Tokyo 2020 bukan hanya tentang seberapa mumpuni skill pemain dan briliannya strategi pelatih, tapi juga tentang keberuntungan.
Meksiko dan Kanada menjadi dua tim yang dihempaskan Rusia dengan mudah, tak butuh waktu lama, ya hanya perlu main tiga set saja dan kemenangan sudah dalam genggaman.
Meksiko lebih dulu diredam 3-0 (25-13, 25-8, 26-24), lalu Kanada dikalahkan hanya dalam waktu 1,5 jam saja itupun juga dengan 3-0 (25-13, 25-21, 25-22).
Ujian sesungguhnya dan jadi yang terberat pun akhirnya hadir. Korea Selatan menjadi penantang Rusia di laga pamungkas pool E.
Bermain dihadapan pendukung tuan rumah mungkin jadi momok tersendiri bagi Korea Selatan, tapi sorak sorai supporter Rusia toh tak membuat para pemain Korsel ciut nyali.
Beban dan tekanan tersebut justru malah dirasakan lebih berat bagi Rusia yang berimbas pada permainan mereka.
Rentetan hasil gemilang Rusia seolah akan dengan mudah ditumbangkan Korsel. Rusia dibuat tak berkutik dan kalah 0-2, lalu tertinggal 18-22 di set 3. Hanya tinggal 3 angka untuk memastikan kemenangan Korsel, tiga angka yang akhirnya tak pernah jadi milik mereka.
Angka 18-22 menjadi awal kebangkitan Rusia. Empat kali secara beruntun Rusia mampu menghentikan serangan spiker andalan Korsel, Kim Yeonkoung. Kondisi tersebut tak hanya membuat Rusia mampu memutus momentum Korsel tapi juga menjadi titik balik Rusia.
Drama di set 3 kembali berulang di set penentuan. Lagi-lagi Rusia tertinggal 9-11, tapi (lagi-lagi) pula mereka mampu mengejar dan menyamakan skor 11-11.
Rusia sekali lagi dan untuk terakhir kalinya berhasil menghentikan momentum kemenangan Korsel dan berbalik memimpin perolehan angka.
Puncaknya terjadi ketika service Irina Voronkova tak mampu diterima dengan baik oleh Lee Jaeyoung. Rusia berpesta setelah menutup pertandingan sarat drama ini 3-2 (21-25, 20-25, 25-22, 25-1, 15-11).
Made in the USA
Seperti halnya Brasil, tim unggulan lainnya yakni Amerika Serikat diprediksi tak akan menemui kesulitan berarti dan akan dengan gampangnya mendapatkan tiket menuju Tokyo 2020.
Tak seperti 3 pool lainnya, pertandingan menentukan di pool C justru terjadi di pertandingan kedua. Yup itu terjadi karena Bulgaria tak disangka mampu meraih kemenangan atas Argentina 3-1 di laga pembuka.
Kemenangan tersebut membuat pertandingan antara Amerika Serikat dan Bulgaria menjadi krusial. Sebelum kualifikasi digelar, kedua tim mencatatkan hasil yang bertolak belakang di VNL 2019. Amerika Serikat berpredikat juara bertahan, sedangkan Bulgaria jadi juru kunci dan terdegradasi.
Baca: Sempat Unggul Lebih Dulu, Brasil Gagal Juara VNL 2019
Rekor tersebut tak berlaku di turnamen ini. Amerika Serikat yang unggul dalam kemampuan pemain nyatanya tak bisa dengan mulus melewati Bulgaria.
Jordan Larson dkk baru memastikan kemenangan setelah melewati pertandingan 5 set dengan durasi 2 jam dengan skor akhir 3-2 (21-25, 25-18, 21-25, 25-20, 15-10).
Berhasil kalahkan Bulgaria, kans Amerika Serikat makin terbuka lebar apalagi mereka hanya tinggal berhadapan dengan Argentina di pertandingan ketiga.
Deretan prestasi yang ditorehkan tim asal Negeri Paman Sam jadi sempurna dengan kepastian meraih tiket Tokyo 2020 setelah anak asuh Karch Kiraly tanpa ampun melumat Argentina 3-0 (25-22, 25-17, 25-13).
Sementara itu, meski menang dari Kazakhstan, tim Bulgaria harus puas dengan posisi runner up dan gagal meraih tiket ke Olimpiade tahun depan. Â Â
Serbia Tell the Meaning of "One and Only"
Serbia yang kali ini menurunkan pasukan terbaik, termasuk sang spiker kidal andalan, Tijana Boskovic yang disimpan pada VNL 2019 lalu meraih dua kemenangan beruntun atas Thailand dan Puerto Rico. Kedua tim dikalahkan dengan skor telak 3-0.
Tuan rumah Polandia jadi lawan Serbia selanjutnya. Polandia sebenarnya nyaris tidak bisa ikut serta dalam kualifikasi Olimpiade ini karena menghuni peringkat 25 di ranking FIVB. Polandia akhirnya mengisi posisi yang ditinggalkan tim putri Kuba yang mengundurkan diri.
Polandia yang untuk pertama kalinya ikut dalam kualifikasi olimpiade tentu tak hanya ingin jadi pengembira, apalagi dengan status tuan rumah turnamen yang mereka sandang.
Itu mereka buktikan dengan memberikan perlawanan yang sepadan saat jumpa Serbia. Polandia bahkan unggul lebih dulu di set pertama.
Serbia yang diisi pemain dengan jam terbang tinggi tak tinggal diam, tim penghuni peringkat 1 dunia ini menunjukan permainan terbaik mereka dan membalas di 3 set berikutnya. Serbia menang dari Polandia 3-1 (21-25, 25-23, 25-16, 25-23).
Serbia menjadi satu-satunya tim yang dinyatakan lolos ke Tokyo 2020 tanpa status tuan rumah turnamen kualifikasi. Sebuah prestasi yang nyaris pula diraih oleh tim Korea Selatan di pool E. Â
Benvenuta Italia
Brasil boleh saja jadi tim pertama yang lolos dari turnamen kualifikasi ini. Tapi, untuk tim dengan rekor terbaik nampaknya harus disematkan pada Italia.
Tim putri Italia yang berada di pool F menuai hasil gemilang yakni meraih 3 kemenangan tanpa kehilangan 1 set pun.
Kenya jadi korban pertama Italia, tim asal Afrika tersebut takluk 3-0 (25-17, 25-10, 25-14).
Sehari setelahnya, giliran Belgia yang merasakan sulitnya menembus pertahanan Italia yang kokoh dan menyerah juga dengan 3-0 (25-17, 25-16, 25-16).
Italia menjadi tim terakhir yang mendapatkan golden ticket menyusul Jepang dan lima tim lainnya yang menjadi pemuncak pool di turnamen kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Total telah ada 7 tim dari kuota 12 tim. Tersisa 5 slot yang akan kembali diperebutkan oleh tim-tim dari 5 konfederasi yaitu Asian Volleyball Confederation (Asia), African Volleyball Confederation (Afrika), Confederacion Sudamericana de Voleibol (Amerika Selatan), Confederation Europeenne de Volleyball (Eropa), North, Central America and Caribbean Volleyball Confederation (Amerika Utara).
Baca: 24 Tim Bertarung demi 6 Tiket Pertama Voli Indoor Olimpiade Tokyo 2020
---
Turnamen kualifikasi Olimpiade juga digelar di sektor putra mulai 9-11 Agustus ini. Komposisinya serupa yaitu 24 tim putra akan beradu teknik dan taktik untuk memasukan nama tim mereka ke dalam daftar 12 tim yang akan bertanding di Tokyo 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H