Tim voli putri Indonesia menorehkan hasil minor usai tumbang di pertandingan pertama lawan Filipina 1-3 (25-23, 13-25, 20-25, 16-25) pada Sabtu (20/7). Sehari setelahnya kekalahan kembali diderita anak asuh Marwito Wahid, kali ini dari Thailand 0-3 (11-25, 21-25, 11-25).
Kemenangan baru bisa dicicipi oleh Indonesia kala jumpa Singapura pada Senin (22/7) dengan skor 3-0 (25-11, 25-16, 25-13). Â
Unggul secara materi dan permainan, Indonesia memastikan diri meraih medali perunggu setelah mengalahkan tim Negeri Jiran tersebut dengan skor meyakinkan 3-0 (25-10, 25-16, 25-17).
Kegagalan tim voli junior Indonesia menyandingkan medali emas di ASEAS Schools Games edisi ke-11 ini jelas menjadi pekerjaan rumah bersama para stakeholder di cabor voli indoor.Â
Perhatian lebih harus diberikan para tim putri yang pada dua edisi ASG sebelumnya mampu menyumbangkan perak, namun hanya bisa meraih perunggu ketika bermain di kandang sendiri.
Namun, kegagalan ini hendaknya tak perlu disikapi dengan kesedihan yang berlarut-larut karena justru ini harusnya dijadikan batu pijakan untuk bangkit dan mempersiapkan tim yang lebih baik lagi.Â
Tak bisa dipungkiri para atlet yang menjadi bagian dari tim voli putra dan putri ini nantinya akan meneruskan perjuangan Indonesia di masa yang akan datang.
Medali perak dan perunggu yang disumbangkan tim voli nampaknya menjadi medali terakhir yang diperoleh Indonesia. Setelah menyelesaikan seluruh pertandingan pada Selasa (23/7), seluruh atlet peserta ASEAN Schools Games 2019 akan ikut serta dalam upacara penutupan yang akan digelar hari ini, Rabu (24/7) di Pelataran Taman Lumini, komplek Candi Borobudur, Magelang.
Candi Borobudur dipilih menjadi tempat upacara penutupan karena panitia pelaksana ingin agar ASG 2019 ini menjadi memori indah dan tak terlupakan bagi para peserta, kontingen, dan tamu undangan.Â
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pemuda Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng N Rachmadi seperti dilansir oleh Tribun Jateng.Â