Hanya tinggal 1 hari lagi, seluruh masyarakat dunia akan mengetahui siapa yang akan menjadi juara Piala Dunia 2018. Prancis dengan sederet talenta muda tentu menjadi favorit banyak orang, tapi jangan lupakan Kroasia yang datang dengan generasi emas mereka dan siap memutarbalikan segala prediksi.
Tunggu dulu...
Mari tepikan sejenak partai puncak pesta sepak bola itu, karena artikel ini bukan membahas tentang siapa yang akan menduduki singgasana juara Piala Dunia. Izinkan saya untuk mundur enam hari yang lalu, pada pertandingan Final lainnya.
***
Berkenalan dengan Volleyball Nations League 2018
Oktober 2017, Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) mengumumkan mengenai revolusi format kompetisi bola voli indoor dan memutuskan untuk melebur Volleyball World Grand Prix, kompetisi liga dunia khusus tim putri dan Volleyball World League, kompetisi khusus tim putra menjadi satu kompetisi bertajuk Volleyball Nations League 2018.
Harapannya lewat kehadiran Volleyball Nations League 2018 -- selanjutnya disebut VNL 2018- menjadi salah satu wujud kesetaraan gender dalam dunia bola voli. Â Selain itu melalui VNL 2018, FIVB ingin menyajikan tontonan yang lebih atraktif dan menarik melalui aksi dan skill para tim kelas dunia.
Baca:Â Juara Turnamen Lien Viet Post Bank, Indonesia Akhiri Dominasi Thailand
Volleyball Nations League sendiri merupakan kompetisi yang diikuti oleh 16 tim putra dan 16 tim putri terbaik dari 4 konfederasi yakni Asia (AVC), Eropa (CEV), Amerika Selatan (CSV) dan Amerika Utara-Tengah (NORCECA). Ada 6 putaran babak penyisihan yang harus dilalui para tim peserta sebelum masuk putaran final.
Dalam setiap putaran, skema kompetisi yang digunakan adalah 16 tim akan dibagi menjadi 4 grup yang beda, dimana tim dalam masing-masing grup akan saling berhadapan atau biasa disebut dengan sistem round robbin. Tuan rumah dari tiap grup akan berbeda-beda di setiap putaran.
Putaran  Final sendiri dihelat di Nanjing, Tiongkok pada 27 Juni-1 Juli dan  putra dimainkan di Lille, Prancis, 4-8 Juli. Itu artinya tim putri  Tiongkok dan tim putra Prancis tetap akan lolos ke putaran final tanpa  memedulikan peringkat akhir di klasemen. Hal ini jelas menjadi  keuntungan tersendiri bagi negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah.
Tiongkok Terkepung dan AS yang Mampu Keluar dari Tekanan
Tiongkok menjadi satu-satu tim dari kawasan Asia yang mampu berlaga di putaran final VNL 2018 karena statusnya sebagai tuan rumah. Tanpa privilege tersebut, Zhu Ting dkk jelas tak akan masuk dalam 6 tim yang berlaga di putaran final, karena hanya mampu berada diperingkat ke-9 klasemen akhir babak penyisihan.
Selain Tiongkok, 5 tim yang berhasil menduduki peringkat teratas adalah Amerika Serikat (AS), Serbia, Brasil, Belanda dan Turki. Keenam tim tersebut kembali akan dibagi dalam dua grup dan akan melakoni laga dengan sistem round robbin. Dua tim dengan peringkat tertinggi di masing-masing grup berhak lolos ke Semifinal.
Tiongkok yang dikepung oleh tim asal Eropa dan Amerika nampaknya tahu betul bagaimana memanfaatkan faktor tuan rumah yang mereka sandang. Bermain dihadapan publik sendiri membuat anak asuh Lang Ping ini semakin percaya diri. Alhasil Tiongkok mampu meraih kemenangan atas Belanda dengan skor 3-1 (20-25, 25-21, 25-22, 25-18) sekaligus membalas dendam atas kekalahan di babak penyisihan dengan skor 1-3.
Satu raihan kemenangan tersebut cukup bagi Tiongkok untuk menemani Brasil lolos ke semifinal dan bertemu dengan Amerika Serikat. Sayangnya di partai menentukan ini, Tiongkok harus takluk dari AS dengan skor 1-3 (23-25, 20-25, 25-18, 18-25).
Sementara itu tim putri Turki harus berjuang ekstra keras demi mendapatkan 1 tiket semifinal yang tersisa. Tim yang diarsiteki Giovanni Guindetti asal Italia ini harus melakoni 2 pertandingan yang berlangsung dalam 5 set.
Turki menyerah lebih dulu dari AS dengan skor 2-3 di pertandingan perdana putaran final grup B. Bertemu Serbia di pertandingan yang menentukan, Turki juga dipaksa bermain hingga set kelima sebelum akhirnya mampu menyudahi laga krusial tersebut dengan 3-2 (20-25, 25-21, 25-18, 19-25, 16-14). Â
Di semifinal, Turki jumpa calon kuat juara Brasil. Dan lagi-lagi di luar dugaan Eda Edem dkk mampu melibas Juara World Grand Prix 2017 itu dengan skor telak 3-0 (25-23, 25-23, 25-22) dan melenggang ke Final untuk menantang Amerika Serikat.
Pertandingan semakin seru dan menegangkan ketika kedudukan menjadi imbang 2-2 (22-25, 28-26, 15-25). Tim putri Turki harus rela mengubur mimpi meraih gelar Juara VNL 2018 setelah dikandaskan Amerika Serikat di set 5 dengan skor yang terpaut jauh 7-15.
Sementara itu, peringkat ketiga sukses direbut tim putri Tiongkok, setelah menumbangkan Brasil 3-0 (25-18, 25-22, 25-22).
***
Rusia yang Berjaya di Tanah Prancis
Ribuan volimania yang memenuhi Stade Pierre-Mauroy, Lille terhenyak ketika smash keras wing spiker, Thibault Rossard tak mampu melewati hadangan block dari setter Rusia, Dmitry Kovalev yang membuat skor berubah menjadi 25-23 untuk keunggulan Rusia.
Kemenangan di set ketiga tersebut menjadi akhir dari perjuangan Prancis. Kalah telak di kandang sendiri 0-3 (22-25, 20-25, 23-25) membuat tim ayam jantan hanya bisa tertunduk lesu melihat Rusia berpesta usai keluar sebagai juara VNL 2018.
Perjalanan Prancis menuju partai puncak nyaris sama dengan Turki. Bergabung di grup A, Prancis sukses memenangi laga kontra Brasil dengan skor tipis 3-2. Di pertandingan berikutnya, giliran Serbia yang dibuat takluk 3-0.
Ujian  maha berat harus dilalui Prancis kalah jumpa Amerika Serikat di semifinal. Sempat unggul 2-0 lebih dulu, Prancis justru kecolongan di dua set berikutnya, hingga kedudukan imbang 2-2. Tiket Final akhirnya berada dalam genggaman Prancis setelah pada unggul 3-2 (25-18, 25-17, 23-25, 24-26, 15-13).
Semifinal lainnya, Rusia hanya butuh waktu 1 jam 46 menit untuk mengalahkan Brasil 3-0 (25-18, 25-17, 25-14) sekaligus menghempaskan mimpi tim peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu melenggang ke Final.
Sama-sama tak lolos ke Final, Amerika Serikat dan Brasil harus bertemu di pertandingan perebutan peringkat ketiga. Laga penghibur lara tersebut ditutup oleh kemenangan Amerika Serikat dengan 3-0 (25-21, 28-26, 28-26).
***
Kiprah Tim-tim Asia di VNL 2018
Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) mengirimkan 5 wakil di tim putra, yakni Iran, Jepang, Korea, Tiongkok dan Australia. Sementara di tim putri, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok dan Thailand turut ambil bagian di VNL 2018.
Dari 5 wakil di sektor putra, tercatat hanya Iran yang mampu menembus peringkat 10 besar babak penyisihan. Sementara Jepang dan Australia secara urutan berada di posisi 12 dan 13, Tiongkok berada di posisi 15, sedangkan Korea Selatan menjadi juru kunci klasemen.
Baca: 14 Pemain Huni Tim Nasional Voli Indonesia untuk Asian Games 2018
Peringkat lebih baik justru ditunjukan tim putri asal Asia. Tiongkok sudah jelas mampu menembus peringkat 3, Jepang dan Korea Selatan menempati posisi lebih baik dari tim putra mereka dengan finish di urutan 10 dan 12.
Tim putri Thailand yang begitu digdaya di kawasan Asia Tenggara berada di peringkat 15. Meski berada satu strip dibawah juru kunci, Argentina, Tim Gajah Putih berhasil lolos dari jurang degradasi.
Volleball Nations League 2018 mengizinkan satu tim peserta mendaftarkan setidaknya 21 nama pemain untuk selama kompetisi, meski pada tiap pertandingan pemain yang boleh diikutsertakan hanya 14. Namun, kemungkinan untuk melakukan rotasi pemain dalam tiap putaran dapat dijadikan sebagai proses seleksi untuk memilih 14 nama yang akan ikut dalam Asian Games 2018.
***
Sekilas tentang VNL Edisi Berikutnya
Seperti yang sudah disinggung di atas, dalam VNL 2018 memberlakukan sistem promosi dan degradasi. Tim yang terdegradasi adalah tim yang berada di peringkat akhir dari 16 peserta.
Tim putra Korea Selatan dan tim putri Argentina harus terdepak dan tidak dapat mengikuti kompetisi VNL edisi berikutnya. Tempat kosong tersebut akan diisi oleh tim putra Portugal dan tim putri Bulgaria yang berhasil keluar sebagai peringkat pertama di Liga Sekunder bernama Challenger Cup.
Challenger Cup merupakan kompetisi yang mengumpulkan tim-tim penantang yang sebelumnya telah lolos kualifikasi di masing-masing zona untuk kemudian diadu kembali demi mendapatkan satu tiket promosi mengikuti VNL edisi tahun 2019.
Selain itu, bersamaan dengan digelarnya Final di sektor putra, FIVB juga merilis bahwa Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah putaran Final VNL Putra di 3 edisi mendatang.
Amerika Serikat juga merupakan salah satu sport market terbesar di dunia yang mampu menggabungkan olahraga dan hiburan. Dua hal yang memang juga menjadi concern FIVB dalam membangun VNL.
Ya, melalui VNL, FIVB memang dalam upaya merevolusi bola voli menjadi olahraga yang semakin atraktif dan mampu menjangkau lebih banyak penonton usia muda.Â
Dimulai dari format kompetisi yang dibuat lebih kompetitif, hingga menyertakan inovasi teknologi dalam bentuk membuat channel khusus yang menyiarkan langsung seluruh pertandingan VNL dan menyediakan aplikasi yang mempermudah volimania di seluruh dunia untuk mengikuti rangkaian pertandingan seru di VNL.
Sayangnya, channel khusus streamingnya baru bisa ditonton oleh 34 negara yang sebagian besar adalah negara Eropa. Di kawasan Asia, VNL baru bisa disaksikan di Jepang dan Filipina. Selain itu, aplikasi VNL yang bisa diunduh di Play Store nampaknya masih perlu dibenahi agar dapat lebih cepat menyajikan informasi terkini.
Ya namanya juga baru edisi pertama ya, di edisi tahun depan mudah-mudahan Indonesia sudah punya akses untuk dapat menonton aksi-aksi para bintang lapangan voli dunia.
***
Mengakhiri tulisan yang panjang ini, izinkan menutupnya dengan teori cocoklogi yang berbunyi:
"Jika di lapangan voli Rusia mampu berjaya di Prancis, maka harusnya Prancis juga mampu melakukannya di tanah Rusia dengan jadi Juara Piala Dunia 2018."
Gimana, Setuju jangan?
Selamat hari Sabtu dan selamat menikmati liburan terakhir di hari ini wahai para pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H