Tahun 2009 jadi kali pertama saya mengunjungi Tennis Indoor Senayan. Kala itu laga All Stars atau Perang Bintang Proliga 2009 dilaksanakan di salah satu venue yang kebetulan belum pernah saya kunjungi ini. Satu hal yang paling saya ingat waktu itu, jarak antara kursi penonton dengan lapangan yang begitu jauh membuat jarak antara penonton dan pemain jadi begitu terasa.
Enam tahun berselang, yakni 2015, saya kembali menyambangi Tennis Indoor lagi, tapi yang kali ini bukan nonton pertandingan olahraga. Tahu JakCloth kan? Itu loh marketplace distro terbesar di Indonesia, pasti tahu lah ya. Nah penyelenggaraan JakCloth di tahun itu mengambil tempat di sepanjang Plaza Barat Senayan, termasuk juga di Tennis Indoor (yang belum tahu Plaza Barat, area di GBK yang masuknya lewat pintu yang ada di Jalan Asia-Afrika). Â
Waktu masuk kembali ke Tennis Indoor buat lihat-lihat jejeran distro di sana, saya sempat mikir, duh ini tempat kapan direnovasinya ya? Lantainya yang menurut saya kurang layak untuk menyelenggarakan event olahraga plus penerangannya yang kayaknya masih sama aja dari 2009-2015, sama-sama redup seperti butuh segera pembenahan. Hehe
Kepastian Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga terbesar ke-2 di dunia, yakni Asian Games 2018 memang mau tidak mau membuat pemerintah wajib melakukan renovasi pada beberapa venue olahraga yang ada di Jakarta. Renovasi tersebut akhirnya dilakukan sepanjang 2017 dengan menutup kompleks olahraga Gelora Bung Karno dan baru dibuka kembali awal 2018 ini.
Ajang uji coba atau test event Asian Games 2018 menjadi saat-saat yang paling saya tunggu, karena untuk pertama kalinya masyarakat diizinkan kembali masuk kompleks olahraga Gelora Bung Karno lagi setelah renovasi. Tidak sabar? Jelas, apalagi kalau lihat foto-foto tentang perkembangan renovasi yang berseliweran di Instagram tentang perubahan venue yang bikin takjub.
Tennis Indoor Senayan yang pada Asian Games 2018 didaulat sebagai venue bola voli indoor juga turut menyelenggarakan test eventpada 11-15 Februari 2018 lalu. Mau tahu donk pasti apa saja yang berubah dari Tennis Indoor Senayan?
Dominasi Warna Putih dan Abu-abu
Dari penampakan luar, salah satu yang berubah dari Tennis Indoor Senayan adalah face masking atau fasad bangunannya yang kalau dilihat dari jarak dekat seperti panel berlubang. Perubahan chasing ini bikin Tennis Indoor makin eye catching.
Perubahannya mencolok lainnya tentu pada deretan kursi penonton. Bagi yang sering wara-wiri ke beberapa venue indoor seperti Istora, Tennis Indoor, dan Hall Basket Senayan pasti hafal bahwa rata-rata venue indoor tersebut memiliki tipikal yang sama, masih pakai dua jenis kursi yaitu single seat dan kursi panjang dengan material kayu dan kursinya warna-warni. Setelah renovasi seluruh venue indoor mengganti seluruh kursi penonton dengan tipe single seat.
Nah, sekarang seluruh kursi di Tennis Indoor berubah menjadi single seatdengan warna putih dan abu-abu. Single seatputih ini mendominasi area Tennis Indoor dan jenisnya sama seperti yang ada di Istora Senayan dan Stadion Gelora Bung Karno.
Hal lain yang tak kalah penting adalah keberadaan toilet. Toilet khusus pria dan wanita tersedia tepat di sebelah pintu keluar bagian tengah di masing-masing sudut. Masing-masing toilet menyediakan dua wastafel dan tiga bilik. Sayangnya untuk kebersihannya masih jauh dari memuaskan.
Di setiap bilik toilet tidak terdapat tempat sampah dan tisu yang disediakan nampak basah. Satu-satunya tempat sampah yang tersedia ada di luar toilet, itupun hanya berupa kantung sampah. Hal menyebalkan lain yang saya temui adalah adanya sampah berupa kotak makanan yang ditinggalkan begitu saja di wastafel. Hmmm, buang sampah pada tempatnya kayaknya kok susah banget ya.
Sederet fasilitas lainnya seperti terdapatnya layar LED di bagian atas tribun yang berfungsi sebagai papan skor elektronik dan pemutar tayangan ulang, ruang arsip yang berada di bagian luar pintu masuk penonton, musala, ruang VIP, ruang ganti pemain, ruang kesehatan dan ruang kerja panitia juga tersedia di Tennis Indoor rasa baru ini.
Semakin Cantik dan Megah, Sayangnya Masih Ada yang Kurang
Pelatih tim Indonesia 2, Samsul Jais memuji perubahan signifikan yang nampak di Tennis Indoor Senayan. Seperti dilansir bolasport.com, Samsul menilai venuetersebut tergolong megah, hanya saja masih terdapat kekurangan terutama mengenai sempitnya ruang ganti pemain dan tidak adanya tempat pemanasan yang memadai.
Pembangunan venueyang memang sedianya khusus untuk olahraga tenis bisa jadi membuat ruang ganti pemain di Tennis Indoor menggunakan standar ruang ganti pemain tenis yang tidak terlalu besar. Jika harus dipakai untuk menampung satu tim voli yang biasanya membawa 12-14 pemain, ditambah tim ofisial lainnya, seperti pelatih, manager, physiotherapist yang jumlahnya bisa mencapai 6 orang tentu akan membuat ruang ganti akan terasa ramai dan sempit.
Sempitnya ruang ganti tentu juga berpengaruh pada tempat pemanasan, saat uji coba berlangsung para pemain akhirnya menggunakan sudut-sudut tersisa di pinggir lapangan untuk tempat pemanasan. Hal tersebut tentunya tidak nyaman, apalagi jika pertandingan masih berlangsung tentu akan banyak orang dari panitia dan juru foto yang lalu-lalang.
Indonesia Belum Punya Venue Khusus Voli
Dari seluruh venue yang ada di kompleks Gelora Bung Karno, memang hanya bola voli indoor yang belum memiliki venue yang representatif. Hall Voli memang ada di bagian belakang Hall Bulutangkis Asia Afrika yang letaknya bersebelahan dengan Hotel Mulia, tapi menurut saya Hall Voli tersebut tergolong kecil dan rasanya lebih layak digunakan untuk latihan.
Sementara, untuk venue yang dapat menampung ribuan penonton voli belum ada yang memadai, padahal voli jadi olahraga yang memiliki penggemar cukup banyak. Alhasil, karena itulah selama ini untuk penyelenggaraan event yang sifatnya nasional dan internasional, PBVSI selaku induk organisasi bola voli Indonesia menggunakan atau "menumpang" di venue cabor lain seperti Hall Basket dan Tennis Indoor.
Ah, saya juga menunggu adanya venue khusus voli dengan ruang ganti pemain yang besar dan tak kalah keren dari ruang ganti pemain sepak bola serta posisi kursi yang tidak terlalu jauh dengan pemain agar atmosfer ketegangan dan keseruan dalam pertandingan semakin terasa.
Dibuat dalam keadaan masih ingin melihat wajah baru Hall Basket, Istora dan Stadion GBK yang sampai sekarang belum kesampaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H