Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pencapaian Tim Voli Indonesia pada Uji Coba Asian Games 2018

18 Februari 2018   02:07 Diperbarui: 18 Februari 2018   15:32 4391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan medali Test Event Asian Games 2018 Bola Voli Indoor| Sumber: Andika Wahyu/INASGOC-Antara Foto

Indonesia 1 saat meladeni perlawanan Hong Kong| Dokumentasi Pribadi
Indonesia 1 saat meladeni perlawanan Hong Kong| Dokumentasi Pribadi
Luk Chun Hong dkk bahkan nyaris mencuri kemenangan di set pertama saat jumpa tim Indonesia 1 sebelum akhirnya juga menyerah dengan skor 0-3 (24-26, 14-25, 20-25). Predikat juru kunci benar-benar menjadi milik Hong Kong setelah pada pertandingan terakhir fase penyisihan grup yang berakhir apda 13 Februari 2018, Hong Kong takluk dari tim Indonesia 2 juga dengan kekalahan telak 0-3 (21-25, 18-25, 20-25).

Berada di peringkat 4 dari 4 peserta membuat Hong Kong harus bertemu kembali dengan Indonesia 1 yang merupakan jawara grup pada Semifinal. Meski meraih hasil yang kurang maksimal, pelatih Yau Hok Chun tetap memuji penampilan anak asuhnya yang semakin baik di setiap laga uji coba Asian Games 2018 ini.

Dilansir bolasport.com, Yau Hok Chun mengatakan bahwa timnya menunjukan semangat dan perjuangan yang meningkat di setiap laga. Yau juga tak menampik jika adanya faktor keberuntungan yang turut membuat timnya mampu mencuri satu set dari Jepang dan Indonesia 1.

Ujian sesungguhnya datang dari Jepang

Duel tim Indonesia dengan Jepang menjadi laga yang dinantikan pada uji coba kali ini. Tim Negeri Sakura memang datang bukan membawa timnas senior mereka yang menjadi Juara di Kejuaraan Asia 2017 lalu. Masih bergulirnya liga bola voli di Jepang dan tidak dapat bergabungnya dua pemain andalannya, yaitu Yuki Ishikawa yang kini bermain di Liga Voli Italia dan Masahiro Yanagida yang juga tengah membela salah satu klub di Liga Voli Jerman, membuat Jepang "hanya" mengirimkan timnas U-23 mereka.

Meski hanya diwakili timnas U-23, kekuatan Jepang tentu tidak bisa dianggap remeh. Beberapa pemain yang dibawa ke Jakarta merupakan pemain inti yang juga turut menghantarkan Jepang menghuni peringkat 6 Kejuaraan Dunia Bola Voli U-23 yang dihelat di Mesir pada 18-25 Agustus 2017 lalu.

Jepang berhadapan Indonesia 1| Foto: Fanny Octavianus/INASGOC
Jepang berhadapan Indonesia 1| Foto: Fanny Octavianus/INASGOC
Koordinasi serangan yang terjalin rapi dan rapatnya blok diperlihatkan Jepang saat bertemu dengan tim Indonesia 2 pada 12 Februari 2018. Dalam laga yang berjalan sengit, Jepang mampu mengantisipasi pola serangan dan merepotkan pertahanan Sigit Ardian dkk. Sempat tertinggal 1-2, tim Indonesia 2 mampu bangkit di set 4 dengan mengandalkan blok dan serangan cepat. Hasilnya Indonesia 2 mampu mengakhiri laga dengan skor tipis 3-2 (23-25, 25-22, 20-25, 25-19, 15-12).

Pertandingan imbang juga terjadi kala Jepang jumpa dengan Indonesia 1. Tim Indonesia 1 bahkan harus rela kehilangan dua set awal karena tak mampu membaca dan membendung variasi serangan dari Jepang.

Perubahan komposisi pemain yang dilakukan oleh pelatih Indonesia 1, Andri Widiatmoko pada set 3 membuahkan hasil, penggawa Indonesia 1 mulai mampu membendung serangan dan memanfaatkan kesalahan yang dibuat Jepang untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2 bahkan membalikkan keadaan dan unggul 3-2 (21-25, 21-25, 25-21, 28-26, 15-10).

Pelatih Jepang, Gordon Mayforth mengakui jika permainan timnya yang belum stabil dan kerap membuat kesalahan sendiri jadi faktor kekalahan timnya di dua laga kala jumpa wakil Indonesia. Gordon juga memuji penampilan konsisten yang ditunjukan oleha dua wakil Indonesia.

Gordon Mayforth sendiri bukanlah sosok asing bagi dunia perbolavolian tanah air. Pelatih asal Amerika Serikat tersebut sebelumnya pernah menanggani tim Jakarta BNI Taplus di Proliga 2014-2015. Dua tahun di Indonesia membuat Gordon sedikit banyak mengetahui pola permainan Indonesia, apalagi beberapa pemain seperti Sigit Ardian, Adi Putra Firmasnyah, Ramzil Huda dan Kukuh Sansari pernah menjadi anak asuhnya di BNI Taplus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun