Tinggal satu hari lagi gelaran pesta olahraga SEA Games 2017 mencapai ujungnya. Sejak dibuka secara resmi pada 19 Agustus lalu, banyak cerita yang tercatat dari multievent yang mempertemukan para atlet terbaik se-Asia Tenggara ini.
Mulai dari kontroversi yang pada akhirnya memicu perang komentar di jagat dunia maya dan nyata, pecahnya rekor di beberapa cabang olahraga (cabor) hingga momen emosional yang turut membuat SEA Games 2017 akan menjadi pokok pembicaraan dan mungkin kenangan setidaknya untuk dua tahun ke depan sebelum edisi SEA Games berikutnya digelar.
Nah karena dari setiap cabor punya ceritanya masing-masing, untuk yang kali ini izinin sayalah sedikit berbagi cerita yang tersisa dari cabor voli yang berlangsung selama 21- 27 Agustus 2017. Gimana? Boleh dong, yuh ah cus~
1. Myanmar Tertua dan Malaysia Termuda
Di cabor voli indoor yang diikuti oleh 6 tim putri dan 8 tim putra serta melibatkan tak kurang 165 atlet ini mencatatkan nama pemain putri asal Myanmar, Moe Moe San sebagai atlet tertua yang ikut serta dalam cabor ini. Moe Moe San yang berulang tahun pada 29 Juli 1980 ini berselisih usia 21 tahun dengan dua pemain termuda yaitu Tasha Mei dan Maida Song Hua Ee asal Malaysia yang kelahiran 2001.
Sementara itu, Malaysia juga mengirimkan pemain termuda di sektro putra, yaitu Khairol Shazrime. Khairol yang lahir pada 9 Januari 2001 ini terpaut usia 19 tahun dari pemain Timor Leste, Serzito Fernandez. Lahir pada 14 Agustus 1982, Serzito menjadi pemain putra tertua yang ikut serta dalam cabor voli indoor SEA Games 2017.
Moe Moe San dan Serzito Fernandez jadi contoh nyata bahwa umur hanyalah perkara angka, karena dalam olahraga umur tak lantas jadi penghalang untuk tetap mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa.
2. Tim Putri Indonesia Ulangi Sejarah Setelah 26 Tahun
Oke, kita masih bicara soal angka, kali ini berhubungan dengan tim nasional voli putri Indonesia yang akhirnya mampu kembali mengulangi sejarah dengan lolos ke Final SEA Games setelah 26 tahun lamanya menunggu.
Lewat perjuangan pantang menyerah yang ditunjukan Wilda Siti Nurfadillah dkk, akhirnya tim putri Indonesia mampu menjejakkan kaki kembali ke Final setelah susah payah menundukkan Vietnam lewat pertandingan dramatis yang berakhir dengan skor tipis 3-2 (21-25, 25-18, 29-27, 15-25, 15-13) di Semifinal.
3. Tuah Jersey Biru Timnas
Kedua pertandingan tersebut berhasil dimenangkan timnas saat mereka menggunakan jersey berwarna biru. Bahkan twitter resmi milik Asosiasi Bola Voli Asia (AVC) juga membahas mengenai jersey biru yang dianggap menjadi jersey keberuntungan timnas Indonesia.
Hmm, kira-kira ini beneran ada hubungannya tidak ya?
4. Putri Thailand yang Tak Tergoyahkan
Timnas voli putri Thailand memang pantas disebut sebagai Ratu Voli Asia Tenggara. Keberhasilan menjadi jawara dan berhak atas medali emas cabor voli di SEA Games 2017 mengukuhkan mereka sebagai tim putri yang mampu mempertahankan emas selama 22 tahun terhitung sejak SEA Games 1995.
Raihan tersebut juga membuat Thailand menjadi tim putri dengan koleksi medali SEA Games terbanyak dengan 13 emas, 2 perak dan 2 perunggu.
Thailand kini juga menjadi satu-satunya negara dari Asia Tenggara yang mampu menebus peringkat 16 dunia.
5. Thailand Sandingkan Medali Emas Empat Kali Beruntun
Suksesnya tim putri Thailand meraih medali emas diikuti oleh tim putra mereka. Dalam laga final, tim putra Thailand mampu mengalahkan Indonesia dengan skor 3-1 (25-16, 25-22, 20-25, 25-20) sekaligus menghempaskan harapan Indonesia untuk kembali merebut emas.
6. Maaf Tahun Ini Tidak Ada Siaran Langsung
Voli menjadi cabor yang memiliki banyak penggemar di Indonesia setelah sepak bola dan bulutangkis. Tak hanya di Indonesia saja, tapi di kawasan Asia Tenggaran lainnya seperti Thailand, Vietnam dan Filipina, voli juga menjadi salah satu cabor favorit yang pertandingannya selalu dinantikan.
Sayang pada gelaran SEA Games 2017, voli justru menjadi salah satu cabor yang tidak mendapatkan slot tayangan langsung di channel resmi SEA Games baik melalui streamingatau yang ditayangkan via broadcaster partner. Jadi walaupun ada tiga televisi lokal Indonesia yang mendapat hak siar SEA Games 2017, karena dari panpel tidak menyediakan siaran langsung dari cabor voli maka ketiga tv lokal tersebut juga tidak bisa menyiarkan pertandingan cabor voli.
Beberapa warganet dan penggemar voli berpendapat bahwa kurang populernya voli di Malaysia menjadi alasan kenapa cabor ini tidak ditayangkan secara langsung. Hal tersebut tentu saja membuat banyak penggemar voli tanah air kecewa karena tidak mampu melihat perjuangan atlet-atlet voli Indonesia di ajang SEA Games 2017.Â
Namun, kekecewaan itu akhirnya sedikit terobati dengan adanya siaran langsung melalui Facebook dan Instagram Live yang dilakukan oleh beberapa penggemar bahkan official team peserta yang kebetulan berada di Hall 11, MITEC, Kuala Lumpur, tempat cabor ini digelar.
Beberapa stasiun televisi asal Vietnam dan Thailand nampaknya juga membawa perlengkapan streaming sendiri untuk tetap dapat memuaskan dahaga pecinta voli di negaranya. Sayangnya lagi neh, tidak ada stasiun televisi dari Indonesia yang melakukan hal serupa.
Ini memang berbeda sekali dengan gelaran SEA Games 2015 di Singapura lalu, di mana seluruh pertandingan dari cabor voli dapat ditonton secara langsung di channel resmi SEA Games.
Sedih seh, tapi ya sudahlah itu sudah berlalu dan kita cuma bisa berharap, semoga di SEA Games 2019 Filipina nanti, panpel dengan senang hati dapat menyediakan fasilitas streaming di cabor voli ya.
7. Voli Pantai Tak Dipertandingkan, Indonesia Kehilangan Emas
Negara yang menjadi tuan rumah SEA Games memang diberi hak untuk memilih cabor mana yang akan dipertandingan. Hal tersebut biasanya terkait dengan kesanggupan tuan rumah untuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang hingga terkait dengan hal-hal lainnya.
Pada SEA Games 2017 kali ini sejumlah cabor yang biasanya menjadi lumbung emas Indonesia tidak dipertandingkan, cabor tersebut antara lain angkat besi putri, kempo, rowing, kano bahkan voli pantai.
Untuk cabor voli pantai sendiri, panpel SEA Games 2017 Malaysia beralasan bahwa tidak dipertandingkannya cabor tersebut karena pakaian yang digunakan atlet voli pantai dinilai terlalu terbuka dan tidak cocok dengan budaya lokal. (Sumber: SEA Games 2017 Tak Pertandingkan Sejumlah Cabor Andalan Indonesia)
Hal tersebut jelas disayangkan dan menjadi kekecewaan, karena voli pantai menjadi salah satu cabor unggulan yang selalu menyumbangkan medali emas. Tradisi emas tersebut bahkan selalu terjaga dalam 4 gelaran SEA Games sebelumnya, yaitu pada 2005, 2007, 2009 dan 2011. (Sumber: Indonesia Protes Voli Pantai Dicoret Dari SEA Games Myanmar)
***
Tujuh cerita yang terurai di atas hanya secuil dari cerita-cerita yang terjadi selama penyelenggaraan SEA Games 2017.
Saat artikel ini dibuat, Indonesia yang tahun ini mengirimkan 543 atlet yang turun di 36 cabang olahraga (cabor) masih berada pada peringkat 5 perolehan medali sementara dengan raihan 38 emas, 62 perak dan 86 perunggu. Hasil ini memang jauh dari target yang dibebankan yakni 50 medali emas.
Namun, meski tak mampu mencapai target, apresiasi tinggi tentu tetap harus kita berikan kepada para pahlawan bangsa yang sudah berjuang demi mengibarkan Merah Putih di tempat tertinggi dan mengumandangkan Indonesia Raya.
Terima kasih para atlet Indonesia, dengan atau tanpa medali perjuangan kalian tetap membanggakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H