Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hubungan Alien dan Bahasa sebagai Dasar Peradaban dalam Arrival

21 Januari 2017   15:33 Diperbarui: 21 Januari 2017   20:07 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua belas objek asing berbentuk tempurung mendarat di 12 negara berbeda di Bumi| Sumber: IMDB

Louise dan Ian berusaha menerjemahkan bahasa Alien| Sumber: IMDB
Louise dan Ian berusaha menerjemahkan bahasa Alien| Sumber: IMDB
Saat usaha Louise dan Ian semakin menunjukan perkembangan yang signifikan, persoalan lain muncul ketika beberapa negara lain yang juga kedatangan objek asing tersebut semakin tidak sabar dan mulai melancarkan aksi agresif dengan menyerang dan berusaha menghancurkan objek itu. Belum lain konsetrasi Louise yang juga terpecah saat bayang-bayang mengenai sang putri selalu hadir dan menghantui pikirannya.

Saat tekanan dari dalam diri, pemerintah bahkan dunia datang dan membebani Louise, suatu peristiwa yang tak pernah dibayangkannya terjadi. Ya, Louise berhasil berkomunikasi tidak saja lewat kata yang tertulis, tapi melalui interaksi intim yang terjadi antara ia dan heptapod. Interaksi yang menghantarkan Louise menemukan satu persatu kepingan puzzle yang ketika dirangkai menghasilkan jawaban atas semua hal yang telah, tengah dan akan terjadi.

Mampukah Louise berdamai dengan dirinya sendiri ketika masa depan seluruh penduduk Bumi berada ditangannya dan apakah jawaban dari seluruh teka-teki mengenai kedatangan objek asing itu cukup meyakinkan para pemimpin negara lainnya untuk mengubah pikiran dan menghentikan usaha untuk menghancurkan objek tersebut.

---

Usai membaca sinopsis singkat-semoga tidak dicap spoiler- diatas, apa yang pertama kali terlintas dalam benak? Arrival, film sci-fi yang lagi-lagi mengangkat alien dan cenderung membosankan karena minim adegan peperangan.

Ok, saat pertama kali membaca berita tentang Arrival beberapa saat sebelum rilis pada tahun lalu, saya pun berpikiran sama, namun semua itu berubah ketika saya menonton trailer Arrival. Ada hal yang berbeda yang dihadirkan Denis Villenueve dalam garapan terbarunya ini. Lewat Arrival, saya merasakan jika Villenuevue mencoba menghadirkan sisi lain hubungan manusia dengan alien, tanpa kekerasan dan agresifitas khas film alien sebelumnya.

Sudah menjadi hal yang lumrah dalam industri perfilman Hollywood sana, jika alien selalu ditempatkan menjadi musuh yang mencoba mengambil alih Bumi dan menghancurkan peradaban manusia.  Dan sudah menjadi sifat lahiriah manusia juga yang akan berupaya menjaga sesuatu yang menjadi miliknya, sikap protektif yang hadir-yang sebenarnya untuk menyembunyikan kepanikan- terhadap sesuatu yang mengancam membuat manusia cenderung mengambil pilihan untuk melawan.

Dalam film Arrival, segala bentuk tindakan agresif berlebihan bukan jadi sajian utama, sebaliknya melakukan pendekatan secara personal dan menjalin komunikasi bisa jadi jalan keluar yang jauh lebih beradab demi mencari tahu tentang apa yang membuat alien senang mampir ke Bumi. Bukan hal mudah –sekali lagi- menjalin komunikasi antara dua makhluk beda wujud dan bahasa, namun lewat karakter Louise setidaknya kita dapat mempelajari bahwa batasan itu mungkin saja bisa dihilangkan dengan intensitas interaksi dan kedekatan emosional

Menarik ketika pada suatu adegan Louise dan Ian saling berdebat mengenai dasar dari peradaban manusia, apakah itu Sains atau Bahasa? Pertanyaan yang membuat siapapun yang mendengarnya pasti berpikir. Saya salah satu yang setuju dengan pendapat Louise bahwa dasar dari peradaban di dunia adalah bahasa, kenapa? Peradaban tidak serta merta lahir hanya karena ada manusia saja, tapi perlunya interaksi dan komunikasi antar sesama dan bahasa jadi bagian penting dari komunikasi tersebut.

Selain itu yang tak kalah penting adalah bahasa juga jadi jembatan penghubung antara generasi terdahulu dengan generasi sekarang. Lewat peninggalan berupa tulisan pesan yang terpatri dalam prasasti di batu, daun lontar atau kertas itulah yang membuat generasi yang sekarang mengetahui tentang usaha generasi terdahulu untuk bertahan hidup hingga memunculkan sebuah peradaban dengan segala perkembangannya. Bayangkan coba kalau tidak ada bahasa, kita akan kesulitan untuk berkomunikasi dan memahami antara satu dengan lainnya.

Tak hanya menyajikan proses rumit mengerti bahasa alien dan cara berkomunikasi antara manusia dengan alien saja, tetapi Arrival juga menyinggung tentang komunikasi politik antara negara. Dalam Arrival, 12 objek tersebut tersebar di 12 negara, antara lain Amerika, Australia, Jepang, Tiongkok, Pakistan, Sudan, Rusia, dan sisanya saya lupa. Beda negara tentu beda pula pandangan mengenai kedatangan tamu tak diundang tersebut dan kebijakan yang diambil. Hal ini yang menimbulkan persoalan tersendiri yang sulit ditemukan jalan tengahnya, hingga komunikasi yang semula terjalin harmonis akhirnya terputus karena tiap negara mulai mengambil keputusan masing-masing, keputusan yang tentu saja dianggap paling benar dan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun