Feeder Bus TransJakarta rute Sudirman-Stasiun Palmerah| Ilustrasi: @nindyprisma
Sudah hampir 8 tahun bus TransJakarta jadi salah satu transportasi andalan saya, dari zaman kuliah sampai sekarang. Dalam rentang waktu yang cukup panjang itu banyak perubahan dan pengembangan yang dilakukan PT TransJakarta untuk menarik perhatian masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi umum.
Kalau mau dirunut ada banyak pengembangan yang dilakukan oleh TransJakarta, mulai dari pembayaran non tunai, penggadaan bus gandeng dan bus khusus perempuan, memasang monitor yang membuat penumpang dapat memantau kedatangan bus sampai membuka layanan bus pengumpan atau yang lebih keren disebut dengan feeder bus.
Nah bicara tentang feeder bus, sudah sejak lama sebenarnya PT TransJakarta merencanakan untuk membuka rute feeder bus yang terintegrasi dengan sejumlah stasiun di Jakarta. Hal tersebut bertujuan agar para penumpang kereta rel listrik (KRL) memiliki angkutan lanjutan untuk mencapai tujuan akhir mereka (Sumber).
Salah satu rute yang pada Februari 2016 lalu direncanakan adalah rute Sudirman ke Stasiun Palmerah. Dan tak perlu menunggu waktu lama bagi para pengguna KRL untuk dapat menikmati layanan feeder bus tersebut karena per 11 April 2016, feeder bus Sudirman-Stasiun Palmerah akhirnya beroperasi untuk melayani para penumpang KRL yang turun di Stasiun Palmerah untuk mencapai tempat kerja mereka dan juga pusat kota.
Rute feeder bus Sudirman-Stasiun Palmerah melewati beberapa halte bus TransJakarta yaitu Dukuh Atas, Karet dan langsung menuju jalur cepat ke arah Semanggi lalu kemudian berhenti di halte JCC sebelum mencapai tujuan akhir Stasiun Palmerah. Sedangkan jika naik dari Stasiun Palmerah, rutenya melewati Lapangan Tembak, Jalan Gelora Pemuda, TVRI lalu melewati fly over dan kembali berhenti di halte JCC sebelum menuju ke arah Bendungan Hilir-Karet-Dukuh Atas.
Soal ongkos, tidak perlu khawatir karena kita cukup mengeluarkan uang Rp 3.500 sampai seperti tarif TransJakarta. Pembayaran bisa dilakukan dengan non tunai menggunakan e-ticket dan bisa juga membayar tunai bagi penumpang yang tidak memiliki e-ticket.
Saya sendiri baru bisa merasakan layanan feeder bus tersebut Jumat dan Sabtu minggu lalu. Awalnya sempat bingung saat melihat spanduk yang terbentang disepanjang halte TransJakarta di Dukuh Atas, tapi sempat kepikiran juga kalau enak kali ya bisa langsung sampai Palmerah tanpa harus transit di Benhil, dan kebetulan sekali feeder bus arah Stasiun Palmerah datang tepat disaat saya baru memasuki halte. Tidak banyak penumpang yang naik ketika itu, hanya sekitar 3 sampai 5 orang.
Menurut pengakuan petugas TransJakarta yang berjaga di bus yang saya naiki, feeder bus Sudirman-Palmerah memang hanya ramai pada jam-jam tertentu saja, seperti pada sekitar pukul 7-9 pagi dimana pada jam tersebut para pekerja dari luar kota Jakarta mulai tiba di stasiun dan menuju kantor mereka. Lewat dari jam sibuk tersebut praktis hanya beberapa penumpang saja yang menaiki feeder bus. Â Hal yang sama juga terjadi saat bus beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu.
Lalu sejauh mana keuntungan yang didapatkan penumpang setelah feeder bus Sudirman-Stasiun Palmerah beroperasi? Hmm buat saya yang terkadang berangkat ke kantor dari arah Dukuh Atas, adanya feeder bus tentu sangat membantu. Salah satu keuntungannya adalah karena saya tidak perlu transit di halte Bendungan Hilir dan melewati jembatan yang lumayan panjang untuk mencapai halte Semanggi dan melanjutkan perjalanan hinggan halte Slipi Petamburan.
Selain itu naik feeder bus juga menghemat waktu tempuh dan memberikan kenyaman yang lebih karena kita tidak perlu berdesak-desakan didalam bus. Feeder bus juga jadi alternatif bagi mereka para pengguna sepeda motor yang hendak menuju daerah Sudirman-Thamrin, apalagi pada 1 Mei 2016 nanti Pemkot DKI Jakarta akan memberlakukan larangan bagi para pemotor untuk melintasi kawasan Sudirman sampai Senayan.
Mengatasi kemacetan memang masih jadi pekerjaan rumah Pemkot DKI Jakarta dan salah satu upaya yang kini tengah dilakukan adalah memperbaiki dan memperbanyak transportasi umum yang tidak hanya murah tapi juga nyaman serta aman. Kalau transportasi umum sudah semakin baik, berarti sudah tidak ada alasan buat kita untuk tidak menggunakan transportasi umum, selain dapat mengurangi kemacetan kita juga bisa berkontribusi mengurangi pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor. Jadi yuk naik transportasi umum.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H