Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sentilan terhadap Fenomena Kawin-cerai ala Talak 3

20 Februari 2016   06:45 Diperbarui: 6 Juli 2016   21:26 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah sati adegan di film Talak 3 | Ilustrasi: Instagram Laudya Cynthia Bella"][/caption]“Syutingnya di Jogja tuh, pasti pengen nonton deh.”

Ucap seorang teman yang duduk di sebelah saya saat melihat trailer film Talak 3 yang muncul beberapa saat sebelum film Surat dari Praha yang kami nonton bersama beberapa waktu yang lalu. Ucapan yang hanya saya balas dengan senyuman dan anggukan. Film komedi romantis dan syutingnya di Jogja, rasanya cukup jadi alasan saya untuk memasukan Talak 3 ke daftar film wajib tonton berikutnya.

Nyatanya bukan itu saja alasan yang akhirnya membuat saya benar-benar penasaran dengan film itu. Alasan lain yang membuat film itu menarik adalah karena Vino G Bastian, Laudya Cyntia Bella dan Reza Rahadian yang jadi pemeran utamanya. Siapa yang berani meragukan akting tiga orang yang di setiap filmnya sukses menembus lebih dari ratusan ribu penonton. Kebayangkan kalau ketiganya digabungkan dalam satu produksi bareng bakalan kayak apa film yang dihasilkan.

Eits tapi tunggu dulu, bukan hanya tiga orang itu aja yang jadi jaminan kalau film Talak 3  wajib ditonton. Ada dua sutradara kece yang ada di balik layar produksinya,The One and Only Hanung Bramantyo dan sutradara film Mencari Hilal yang juga pernah jadi salah satu pembicara di Kompasianival 2015, Ismael Basbeth.

Kolaborasi kelimanya memang tampak menarik tapi itu semua tentu tidak bakal berarti tanpa ide cerita dan skenario yang mumpuni dan juga tidak kalah menarik. Dari judulnya saja kita sudah bisa menerka bahwa Talak 3 adalah film yang mengangkat tentang kehidupan pernikahan yang tentunya tidak jauh dari keseharian kita.

***

Bagas (Vino G Bastian) dan Risa (Laudya Cynthia Bella) bekerja sebagai wedding planner di sebuah Wedding Organizer. Keduanya adalah rekan kerja yang kompak dan solid, terbukti dari sederet penghargaan yang mereka dapatkan sebagai buah dari ide-ide tentang pesta pernikahan yang mereka buat.

Sayangnya, kekompakan dan kesolidan mereka di dunia kerja tidak terbawa ke kehidupan pernikahan mereka. Pernikahan Bagas dan Risa harus berakhir di pengadilan karena ketidakcocokan keduanya yang diperparah dengan kelakuan Bagas yang main mata dengan seorang biduan dangdut, mantan kekasihnya. Ego Bagas sebagai laki-laki dan suami tentu saja saja tidak terima dengan tuduhan Risa, bahkan saking kesalnya Bagas sampai rela langsung menalak 3 Risa. 

Bercerai tidak lantas membuat masalah keduanya selesai. Beberapa bulan setelah cerai rumah kredit yang mereka beli bersama terancam disita bank karena telat membayar cicilan. Tidak ingin kehilangan satu-satunya harta yang dimiliki bersama membuat Bagas dan Risa mencari cara, tidak saja untuk membayar tagihan kredit rumah tapi juga untuk menyelamatkan keuangan mereka masing-masing yang semakin tidak stabil setelah perceraian. 

Sebuah jalan keluar datang ketika Inggrid (Tika Pangabean) bos di agensi tempat Bagas dan Risa bekerja yang menawarkan keduanya untuk menggarap proyek besar bersama-sama. Bekerja dengan mantan tentu bukan perkara gampang, apalagi adanya ultimatum dari Inggrid yang mengharuskan keduanya untuk kembali menikah, karena bagi Inggrid bagaimana bisa Bagas dan Risa mampu menyiapkan konsep pernikahan yang indah dan berkesan untuk para kliennya,sementara kenyataannya pernikahan mereka sendiri saja tidak berjalan mulus. 

Berawal dari keterpaksaan itulah yang justru mampu menumbuhkan kembali benih-benih cinta di antara keduanya dan membuat mereka sama-sama berpikir bahwa inilah saatnya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu dan membulatkan tekad untuk kembali menikah. Namun, keinginan itu terhalang karena pada perceraian sebelumnya Bagas langsung menalak 3 Risa, sehingga jika ingin rujuk harus melalui proses muhalil, yaitu Risa harus menikah lebih dulu dengan laki-laki lain dan bercerai baru Bagas bisa menikahinya kembali. 

[caption caption="Bimo, Bagas dan Risa| Ilustrasi: Instagram Laudya Cynthia Bella"]

[/caption]Tidak ingin membuang banyak waktu, Bagas melakukan segala cara, mulai dari memalsukan surat nikah dan akta cerai sampai mencari laki-laki yang mau dijadikan suami kontrak untuk Risa. Di sinilah berbagai kekonyolan mulai terjadi. Apalagi ketika niat Bagas untuk memalsukan surat nikah dan akta cerai serta kembali menikah di KUA terhalang oleh seorang penghulu bernama Basuki (Dodit Mulyanto) yang terkenal sangat susah disuap. 

Gagal dengan usaha pertama, Bagas melancarkan usaha berikutnya, yaitu mencarikan laki-laki yang mau dijadikan suami kontrak buat Risa. Pencarian yang dibumbui dengan aksi kocak para figuran itupun yang kerap memancing gelak tawa penonton, sampai akhirnya Bagas menemukan calon suami kontrak yang cocok bagi Risa. Dia adalah sahabat sekaligus rekan kerja mereka berdua, Bimo (Reza Rahadian). 

Bimo dan Risa adalah sahabat sejak kecil, namun dalam hal pekerjaan Bimo lebih sering membantu dan berpihak pada Bagas terutama setelah keduanya sahabatnya itu bercerai. Ide gila yang dicetuskan Bagas tak pelak membuat Bimo terkejut dan menolaknya. Penolakan yang bermuara pada satu alasan, yakni rasa cinta dan sayang pada salah satu di antara mereka.

***

Mengangkat tema tentang pernikahan tentu membuat beberapa orang akan langsung berpikir mengenai hal yang serius. Pernikahan memang sesuatu yang sakral dan diinginkan hanya terjadi satu kali seumur hidup. Namun, menyatukan dua pribadi yang berbeda dalam satu naungan bernama pernikahan tentu saja tidak mudah, ditambah dengan sifat egois yang merupakan pembawaan lahir dari manusia membuat perbedaan tersebut bisa menjadi masalah besar yang menjadi pemicu keretakan rumah tangga. 

Kawin cerai di Indonesia saat ini sudah menjadi hal yang biasa dan sering terjadi di kalangan publik figur, namun nyatanya bukan hanya publik figur saja yang mengalaminya, karena fenomena kawin cerai juga terjadi di kalangan masyarakat. Hal inilah yang coba diangkat oleh Hanung dan Ismael. Lewat Talak 3 keduanya seolah menyentil para pasangan yang dengan mudahnya memutuskan untuk menikah dan berpisah hanya karena kemarahan sesaat dan keegoisan yang membuat mereka mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. 

Selain memang mengambil tema besar tentang pernikahan terutama fenomena kawin cerai. Hanung dan Ismael juga menyelipkan sindiran yang disampaikan lewat tokoh Basuki. Basuki yang sudah dimutasi sebanyak 70 kali ini adalah seorang penghulu digambarkan sebagai seorang abdi negara yang jujur, bersih, anti suap dan selalu mengingatkan rekan kerjanya untuk tidak mengais uang haram.  Ini seolah menyindir semakin banyaknya abdi dan aparatur negara yang terjerat korupsi, bahkan sampai ke lingkungan yang mengurusi soal urusan agama termasuk KUA. 

Dodit Mulyanto, komika jebolan SUCI 4 -yang akhirnya main film juga- ini dapat dengan apik memerankan tokoh Basuki. Meski awalnya terlihat menyebalkan tapi Basuki menjadi salah satu tokoh favorit penonton termasuk saya yang sudah ngefans sama Dodit sejak dia masuk menjadi finalis SUCI 4. 

[caption caption="Para pemain dan sutradara Talak 3| Ilustrasi: Twitter Hanung Bramantyo"]

[/caption]Kembali ke alur cerita, Hanung Bramantyo memang terkenal mampu menduetkan tema cinta dan pernikahan yang tidak hanya diselipi oleh unsur komedi tetapi juga sindiran halus pada fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dan meramunya menjadi sebuah film yang enak ditonton dan tidak monoton. Tapi ada satu hal yang menurut saya jadi kelemahan dari film ini, yakni adanya ketimpangan antara unsur drama dan komedi yang terlihat jelas. 

Di awal sampai tengah cerita kita disuguhi oleh komedi dari para aktor atau cameo yang berasal dari stand up comedy juga pelawak yang benar-benar mampu membuat satu teater tertawa terbahak-bahak. Namun memasuki fase klimaks unsur komedi seolah-olah dihilangkan dan cerita lebih banyak didominasi dengan drama dan bergolakan batin ketiga tokoh utama dan itu terjadi sampai di akhir film. 

Ending yang mudah ditebak juga menjadi catatan kelemahan film ini, meski apresiasi tentu harus tetap diberikan terutama karena Hanung dan Ismael  berusaha untuk membuat ending yang mudah ditebak itu menjadi lebih sentimentil dan mampu membuat mata para penonton perempuan berkaca-kaca.

Secara keseluruhan film Talak 3 tidak mengecewakan dan tentunya menghibur. Pesan film yang ingin disampaikan juga dapat diterima dengan baik oleh penonton. Film ini cocok ditonton bersama pasangan, terutama bagi mereka yang sudah menikah dan akan menikah film ini menjadi refleksi diri dan pengingat bahwa kita tidak akan pernah menemukan seseorang yang 100% cocok dengan kita. Perbedaan tentu akan selalu ada dalam perjalanan semua hubungan baik pernikahan maupun persahabatan, tapi hal itu harusnya bukan menjadi alasan untuk berpaling karena setiap manusia itu ada dan menjadi unik karena kita berbeda satu sama lainnya. Dan hubungan yang kuat lahir dari perjuangan, pengorbanan serta keikhlasan. 

Ayo buruan ke bioskop dan nonton film ini sebelum hilang dari peredaran.Happy weekend. (ndy)

 Kasih aku satu lagi kesempatan dan aku akan memperbaiki semuanya - Bagas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun