Mohon tunggu...
M Zuhriansah
M Zuhriansah Mohon Tunggu... Guru - Teacher

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reinterpretasi dan Rencana Pemulihan Keseimbangan: Solusi Perdamaian Israel-Palestina dalam Perspektif Al-Qur'an

3 Januari 2024   14:55 Diperbarui: 3 Januari 2024   15:10 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: portal politik

Perdamaian merupakan salah satu prinsip utama dalam ajaran Islam. Kata "Islam" dapat diartikan dari kata "salama", yang berarti selamat, serta "silm" dan "salam", yang secara jelas mencirikan bahwa karakter dasar dari ajaran Islam adalah penyebaran perdamaian. Dalam konteks teks agama, perdamaian sering kali disebut sebagai "al-aman", sebuah kesepakatan untuk menghentikan peperangan dan pembunuhan dengan pihak musuh. Selain istilah "al-aman", terdapat beberapa frasa lain yang merujuk pada konsep perdamaian, seperti "al-sulh", "al-hudnah", "al-mu'ahadah", dan "aqdalzimmah", sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Dalam QS. Al Furqan ayat 19, Al-Qur'an dengan tegas menyatakan bahwa Islam datang sebagai agama yang membawa misi perdamaian dan melarang keras umat manusia untuk melakukan kedzaliman, di mana pun dan kapan pun:

"Artinya: Mereka sungguh-sungguh telah mendustakan kamu (Muhammad) tentang apa yang kamu sampaikan. Maka kamu tidak akan dapat menghindarkan (azab Allah) dan tidak (pula) mendapatkan pertolongan. Dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, Kami akan berikan kepadanya azab yang besar."

Yang diinginkan oleh Islam adalah terwujudnya kesetaraan di antara semua manusia. Tidak ada perbedaan yang membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya; semua memiliki hak dan tanggung jawab yang sama. Kekayaan, kemiskinan, jabatan, pekerjaan, serta perbedaan kulit, etnis, dan bahasa bukanlah dasar untuk mengistimewakan satu kelompok atas kelompok lainnya. Konsep ini tercermin dalam firman-Nya:

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Suatu aspek yang tak kalah pentingnya adalah isu kebebasan. Dalam konteks ini, Islam sangat menghargai konsep kebebasan, seperti yang terbukti dengan ketiadaan paksaan terhadap individu yang memeluk agama tertentu. Setiap orang diberikan kebebasan untuk menentukan keyakinannya tanpa adanya tekanan. Harapannya, dengan adanya kebebasan tersebut, tidak ada yang merasa terkekang dan hal ini diharapkan dapat mencegah timbulnya sentimen kebencian. Seperti yang disampaikan dalam Firman Allah pada Surah Al-Baqarah ayat 256:

 

"Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sesungguhnya, jalan yang benar telah jelas terpisah dari kesesatan. Oleh karena itu, siapa pun yang menolak thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang teguh pada tali yang kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Meninjau teks-teks Al-Qur'an yang telah disampaikan di atas, terlihat bahwa esensi Islam adalah sebagai agama yang merindukan perdamaian dan bertindak sebagai penyemai kedamaian. Dari ayat-ayat tersebut juga terlihat universalitas Islam, misalnya dengan mengakui keberagaman dan tidak memaksa individu dalam menjalankan keyakinannya. Meskipun ayat-ayat ini tidak secara eksplisit menyebutkan kata "perdamaian," namun tetap mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara hubungan vertikal dengan Tuhan dan horizontal dengan sesama manusia. Jika ajaran-ajaran ini dijalankan dengan baik, tentu akan membawa dampak positif pada perdamaian dunia. Perintah dan anjuran untuk berbuat baik kepada sesama dianggap sebagai kunci utama dalam mewujudkan perdamaian. Sebaliknya, perdamaian tidak dapat terwujud dengan adanya ketidakadilan, karena hal ini selalu memicu perlawanan dari individu yang mengalami perlakuan tidak adil.

B. Posisi Indonesia Dalam Konflik

Pemerintah Indonesia dengan konsistensi menunjukkan dukungan terhadap perdamaian dan mengecam segala bentuk kekerasan dalam konflik Israel-Palestina. Mereka menegaskan bahwa penyelesaian terbaik untuk konflik ini adalah melalui dialog dan negosiasi yang adil, serta mengakui pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah Timur Tengah. Pemerintah Indonesia secara tegas menyuarakan dukungan terhadap hak-hak rakyat Palestina, termasuk hak atas tanah, keamanan, dan kemerdekaan. Mereka juga mengutuk segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut, seperti pembangunan pemukiman ilegal dan penindasan terhadap rakyat Palestina. Indonesia secara aktif terlibat dalam forum-forum internasional dengan tujuan memajukan perdamaian di Timur Tengah. Negara ini terlibat dalam diplomasi dan dialog dengan berbagai pihak, termasuk negara-negara di kawasan dan organisasi internasional, dengan maksud mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk konflik tersebut. Selain memberikan dukungan politik, Indonesia juga memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang terdampak konflik. Melalui berbagai program pembangunan, Indonesia turut berperan dalam usaha pemulihan dan pengembangan ekonomi di wilayah tersebut. Pemerintah Indonesia telah mengambil inisiatif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait konflik Israel-Palestina. Mereka mengintegrasikan isu-isu tersebut ke dalam kurikulum pendidikan dan menggelar kampanye kesadaran masyarakat untuk menyediakan informasi yang seimbang dan mendalam. Dalam menghadapi tantangan mencapai perdamaian di Timur Tengah, pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan tindakan strategis untuk mendorong solusi damai. Mereka terus mendorong diplomasi yang aktif, partisipasi internasional, dan upaya nyata untuk memperkuat peran Indonesia sebagai mediator dan penyumbang perdamaian di kawasan tersebut.

C. Sikap Ummat Wasathiyah Dalam Menyikapi Konflik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun