Blog adalah investasi. Kalau melihat kata "investasi", mungkin yang kita bayangkan adalah harta. Nggak bisa dipungkiri, blog juga bisa menjadi sumber harta.
Menulis review. Bisa dibayar.
Pasang banner iklan. Bisa terkumpul kerincing dollar.
Namun, berbeda dengan investasi materi lainnya, blog lebih dari sekadar harta. Investasi dalam blog dapat berupa ilmu.

Kita menulis blog, berbagi ilmu. Kalau ilmu itu bermanfaat, barangkali bisa menjadi amal. Karena itu, sebelum menulis, blogger juga membutuhkan ilmu. Dan, tulisan yang ditayangkan perlu disaring sedemikian rupa. Tulisan dapat menjadi amal baik maupun amal buruk, 'kan?
Saya terbilang picky dalam mengambil suatu tawaran menulis/menayangkan blog. Biar sajalah. Toh, apalah artinya uang, 'kan?
Misalnya, hari ini, bisa saja saya menerima suatu tawaran. Bayarannya besar. Namun, siapa yang menjamin saya bisa menikmati bayaran itu? Siapa yang menjamin besok saya masih ada di dunia? Sayangnya, tulisan sudah tayang, sudah dibaca orang, mungkin sudah dicatat sebagai amal, entah amal baik atau buruk.
Karena itu, saya lebih memilih menjadi picky supaya blog bisa menjadi investasi amal baik.
Saya juga belum yakin semua yang sudah saya tayangkan 100% menjadi investasi amal baik. Namun, semoga saja demikian.

Selain itu, blog juga menjadi investasi kesempatan. Blog bisa menjadi kesempatan untuk mengasah kemampuan menulis.
Blog adalah investasi untuk menjaga otak bekerja secara sistematis.
Saya akui, tulisan saya di blog masih sering semaunya. Walau demikian, ada kalanya saya ingin menulis rapi.
Dengan adanya blog, saya mudah menyalurkan hal tersebut. Hanya perlu membuka gadget, menulis, beres. Tidak perlu menunggu acc siapa pun. Tanpa blog, entah di mana saya bisa menyalurkan keinginan untuk menulis dengan sistematis itu.
Menulis sistematis dibutuhkan dalam banyak bidang. Saat sekolah pun, kita diminta untuk menulis laporan dengan sistematis, 'kan? Karena itu, melatih diri memang diperlukan.
Kesempatan menyalurkan keinginan menulis adalah suatu privilese. Melalui blog, kesempatan itu terbuka lebar.

Setiap investasi butuh modal. Begitu juga dengan blog.
Namun, tidak perlu membayangkan modal yang mahal. Modal menulis blog hanya kuota dan gadget. Beserta niat.
Kuota yang dibutuhkan tidak banyak. Gadget yang dibutuhkan pun tidak harus yang mahal. Saat menulis artikel ini, saya hanya menggunakan smartphone biasa keluaran beberapa tahun lalu.
Blog bisa dibuat dengan gratis. Kalau mau membuat blog lebih pro, tentu boleh saja. Misalnya, membuat blog dengan domain dan hosting pribadi. Hal ini bisa mendatangkan lebih banyak kesempatan.
Blog gratis seperti Kompasiana pun tidak kalah banyaknya kesempatan. Mulai dari kesempatan mengasah kemampuan, sampai kesempatan mendapatkan kerincing rupiah.
Memilih jalan yang mana pun, kembali ke masing-masing orang. Kebutuhan setiap orang berbeda. Mau membuat blog gratis dan blog berdomain pribadi sekaligus pun bisa-bisa saja.
Hal yang penting adalah menjaga agar investasi tersebut tetap kokoh. Pasti mau investasi terus mengalir lancar dan indah, 'kan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI