Mohon tunggu...
Afifah Mazaya
Afifah Mazaya Mohon Tunggu... Koki - Blogger

Environmental enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ilmu Tak Pandang Usia

19 Januari 2020   00:05 Diperbarui: 19 Januari 2020   04:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, aku bisa sampai pada usia yang dapat mengatakan, "Wah, para peserta lain masih mudah."

Menyambung tulisanku tentang kulwap, di salah satu grup, aku menemukan usia para peserta kebanyakan masih lebih muda dariku. Bahkan, ada yang masih belasan tahun.

Malu? Mungkin. 

Namun, keberadaan orang-orang yang lebih muda yang semangat belajar seharusnya menjadi penyemangat untuk lebih berusaha.

Orang-orang yang lebih muda kemungkinan otaknya masih segar. Lebih muda menelan ilmu. Karena itu, kalau usaha orang muda misal sebesar 70, orang yang lebih tua harus berusaha lebih dari itu. Mungkin 80 atau 90. Hal ini supaya bisa mencapai hasil yang sama, atau bahkan lebih.

Melihat orang-orang yang lebih muda sudah mau belajar pun seharusnya menimbulkan suatu energi. Masih mudah tapi sudah kepikiran belajar hal yang penting. 

Aku mah waktu seumur gitu ngapain? Mungkin belajar pun belajar ini, belajar itu, yang nilai kepentingannya nggak seberapa.

Salut dengan mereka yang giat belajar sejak dini.

Di samping mereka yang usianya lebih muda, ada juga peserta yang usianya lebih tua daripada aku. Ada yang sudah berusia kepala 4 tapi masih mau mengikuti kulwap.

Dalam hal mengejar ilmu, segala usia bisa berbaur. Yang lebih muda pun bisa mengajari yang sudah lebih berumur kalau ilmunya sudah lebih banyak. 

Contohnya, Ibnu Taimiyah, seorang ulama besar. Berdasarkan yang pernah aku baca, beliau sudah diakui oleh ulama-ulama besar sebelum usia 30 tahun. 

Usia memang bukan tolak ukur seseorang lebih pandai atau tidak. Mungkin saja seorang yang berumur bisa belajar dari orang yang jauh lebih muda. Toh, kita mungkin nggak tahu bahwa orang yang lebih muda di sebelah kita sudah membaca seberapa banyak buku.

Menemukan orang yang lebih berilmu---lebih tua ataupun lebih muda---adalah sesuatu yang patut disyukuri, 'kan? Hal itu adalah kesempatan untuk bisa menggali lebih banyak ilmu.

Semakin bertambah angka usia, seharusnya semangat menggali ilmu pun meningkat. Semakin dekat dengan deadline hidup---yang entah kapan---, 'kan? 

Begitu pun ketika merasa "masih muda", tetap saja entah kapan akhir dari kesempatan menuntut ilmu, 'kan? Jadi, berapa pun angka usia, menuntut ilmu seharusnya menjadi suatu kegiatan wajib setiap hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun