Mohon tunggu...
Afifah Mazaya
Afifah Mazaya Mohon Tunggu... Koki - Blogger

Environmental enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kulwap, Menjemput Ilmu dalam Genggaman

17 Januari 2020   22:43 Diperbarui: 17 Januari 2020   22:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay (Webster2703)

Pernah nggak merasa ingin belajar, tapi ada sesuatu yang membatasi? Entah itu waktu, jarak, uang, atau tenaga.

Aku pun pernah. Untungnya, kuota mencukupi untuk mencari ilmu.

Zaman sekarang, kayaknya sudah nggak perlu sedih lagi kalau ingin belajar tapi terbatas hal-hal tertentu, 'kan? Internet membuat kita bisa belajar bahkan dari sisi lain bumi.

Kuncinya ada 2: kemauan dan kreativitas.

Oh, kuota juga, sih.

Kalau sudah ada kemauan, tinggallah gimana berkreatif untuk mencari ilmu. Misalnya: mencari akun Instagram yang edukatif, mengotak-atik kata kunci Google supaya makin banyak yang ditemukan, mencari kuliah online, dan sebagainya.

Salah satu yang bisa dimanfaatkan dari internet adalah kulwap alias kuliah WhatsApp.

Kulwap biasanya melalui grup dan materi tertentu yang disampaikan. 

Kulwap yang pernah aku ikuti berupa grup khusus dan ada silabusnya. Contohnya dalam grup bahasa: pekan 1 membahas kata kerja, pekan 2 membahas kata benda, dsb. 

Setiap silabus, ada juga ujiannya untuk memastikan peserta betul-betul belajar. Kulwap yang seperti biasanya ada pendaftarannya. Kita nggak bisa tiba-tiba masuk di tengah pelajaran. Mirip sekolah dengan tahun ajarannya. 

Ada juga kulwap yang lebih bebas. Misalnya, suatu grup meng-invite pemateri untuk berbagi pada waktu tertentu saja. Setelah itu, pemateri keluar lagi dari grup. Biasanya ini ada di grup komunitas. Bentuknya mirip FGD dan lebih bebas tanpa ujian. 

Jenis mana pun, ketika ada kesempatan mendapatkan yang kita butuhkan, tentu nggak boleh dilewatkan, 'kan?

Kulwap tampak sederhana dan mungkin ilmu dari kuliah sungguhan jauh lebih melimpah. Tapi, ketika ada keterbatasan yang bikin belum bisa hadir di kuliah offline, kulwap bisa sangat bermanfaat. Bahkan, kalaupun sudah belajar di kuliah offline, kulwap bisa menjadi ajang mengingat kembali. Atau, kalau sudah jago, mungkin justru saatnya berbagi ilmu dan membuat kulwap.

Aku memang baru ikut beberapa kali kulwap, tapi boleh ya aku berbagi tips survive di kulwap. 

Tips Survive di Kulwap 

  • Baca dan patuhi peraturan grup

Ada yang menerapkan jadwal tertentu. Jadwal materi, jadwal ujian, jadwal tanya jawab, jadwal tidak boleh berisik di grup, dsb. Peraturan penulisan chat pun mungkin ada aturannya, seperti tidak boleh menyingkat kata. Intinya, baca saja, deh.

  • Catat jadwal, masukkan ke to-do-list

Karena nggak ada wujud konkretnya, disiplin sangat berperan supaya nggak ketinggalan kereta. Mungkin kulwap tampak santai, tapi kalau nggak dimasukkan ke to-do-list, bisa-bisa kelupaan atau tertunda-tunda belajarnya. 

  • Jangan gunakan nomor-nomor kontak di grup untuk keperluan pribadi

Misalnya, masuk ke grup kulwap baru, tentu ada banyak peserta yang sepertinya sedap untuk lahan promosi. Jangan, deh. Jangan ada pikiran ngejapri peserta lain untuk promo bahkan walau menggunakan akun WhatsApp lain. Saling menghargai saja, ok?

  • Belajar sabar

Ini pengalaman pribadi, sih. Gaya chat orang berbeda-beda. Aku pernah masuk grup kulwap yang chat-chat-nya bikin pusing. Hehe. Kebanyakan emoticon.

Aku sampai keluar grup, loh, tapi kalau dipikir sekarang, sayang banget. Sampai kepikiran nggak mau ikutan grup kulwap apa pun lagi. 

Tapi, sekarang aku berani ikutan kulwap lagi. Menantang diri untuk lebih sabar. Untungnya, grup yang sekarang lebih adem.

Pun, ikutan kulwap berarti belajar sabar untuk banyak hal lain. Banyak peserta berbeda latar belakang, jadi kadang muncul hal-hal unik yang nggak terbayang. Yah, pokoknys, salut dengan admin kulwap, deh.

Sudah, deh. Itu saja tips ala-ala dariku.

Belajar bisa dari mana saja. Bahkan, chatroom pun bisa dijadikan tempat belajar. 

Zaman sekarang sudah semakin nggak boleh beralasan, "mau sih, tapi ..." karena dari genggaman pun, kita bisa mengail peluang di sisi lain bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun