Mohon tunggu...
Muhammad Zikri Mauladi
Muhammad Zikri Mauladi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, aktif dalam UKM HWFC

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Etika Masyarakat Indonesia yang Menghujat Wasit dalam Piala Asia 2024

14 Mei 2024   19:00 Diperbarui: 15 Mei 2024   17:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghujat nampaknya sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian masyarakat indonesia. Ketika mereka tidak mendapatkan fakta yang sesuai dengan ekspetasi mereka, mereka pasti langsung menghujat dengan kata -- kata yang bisa dibilang menyakitkan hati seseorang. Hal ini bergantung pada etika dasar setiap manusia.
Belakangan ini masyarakat indonesia sedang gemar menonton bola karena Indonesia masuk ke semifinal piala asia 2024. Ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia karena pertama kalinya bisa masuk ke laga semifinal piala asia 2024 tersebut. Ketika Indonesia melawan Uzbekistan kemarin, banyak sekali kontra dari masyarakat Indonesia mengenai wasit yang ditugaskan dalam laga tersebut. 

Mereka beranggapan bahwa wasit tersebut curang dalam melaksanakan tugasnya dan telah bersekongkol dengan Uzbekistan untuk mengalahkan Indonesia. Karena hal ini, masyarakat Indonesia mencari meda sosial wasit tersebut untuk menghujat dengan kata-kata yang tidak baik. Selain menghujat wasit, sebagian masyarakat indonesia juga ikut-ikutan menghujat Pratama Arhan yang dianggap bunuh diri pada team sendiri. Pratama Arhan yang biasa dipanggil Arhan tersebut mencetak gol pada gawang Indonesia karena ketidaksengajaan nya.
Dari konflik diatas, dapat disimpulkan bahwa etika dan moral sangat penting untuk diterapkan pada diri masing-masing. Agar kita dapat mengontrol diri untuk tidak melakukan sikap yang tidak terpuji terhadap orang lain.

Dalam beradaptasi, manusia harus memiliki etika dan moral pada diri mereka masing-masing. Dalam situasi ini, etika mau membantu kita untuk mencari orientasi. Tujuannya agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana kita harus hidup, melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap begini atau begitu. Etika mau membantu, agar kita lebih mampu mempertanggungjawabkan kehidupan kita masing-masing.
Dalam menggunakan media sosial, setiap manusia memiliki kebebasan dalam menggunakan media sosial yang mereka punya. Mereka harus bisa mengontrol diri dalam menggunakan media sosial agar media sosial tersebut tidak disalahgunakan yang berakibat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Kebebasan dapat dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama, kebebasan yang kita terima dari orang lain yang biasa disebut dengan kebiasaan sosial. Lalu yang kedua, kebebasan dalam arti kemampuan kita untuk menentukan tindakan kita sendiri yang biasa disebut dengan kebebasan eksistensial.

Tetapi jika dilihat secara filsafat, konflik yang terjadi pada piala asia 2024 ketika Indonesia melawan Uzbekistan ini merupakan fakta yang terjadi di laga tersebut. Indonesia mengalami kekalahan karena kebobolan gol oleh Uzbekistan pada menit ke 68. Sebenarnya, indonesia sudah unggul duluan karena Muhammad Ferarri mencetak gol pada menit ke 63, akan tetapi gol tersebut di anulir wasit setelah mengecek VAR. 

Dan di menit- menit akhir pertandingan tersebut selesai, Pratama Arhan mencetak gol bunuh diri pada gawang Indonesia. Itu yang membuat masyarakat semakin geram menonton pertandingan bola tersebut, lalu kemudian sebagian dari mereka menghujat Pratama Arhan di media sosialnya.

Definisi Plato menyebut bahwa filsafat sebagai upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan spekulatif serta lengkap tentang seluruh realitas (dikutip di The Liang Gie, 2024). Tetapi, Husaini (2013) menyebut, dalam islam filsafat tidak bersifat spekulatif, karena berdasarkan wahyu Allah SWT sebagai sumber kebenaran.Wahyu Allah bersifat tetap dan pasti. Filsafat tetap berpijak pada data atau kumpulan fakta yang akurat dan argumentasi yang disediakan oleh ajaran Allah lewat para nabi-rasul-Nya, yang semuanya dapat diterima secara nalar dan logis.

Sebagai manusia yang hidup di era modern ini, kita harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Kita harus bisa mengontrol diri kita sendiri agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kita harus menggunakan logika ketika ingin melakukan sesuatu, apakah itu akan menyakiti hati orang lain atau bahkan sampai merugikannya. 

Logika adalah cabang filsafat yang telah dikembangkan sejak Aristoteles. Logika digolongkan kebenaran dalam teori pengetahuan. Logika menampilkan norma-norma berpikir benar untuk membentuk pengetahuan yang benar. Oleh sebab itu, faedah logika tidak hanya untuk berfilsafat saja, tetapi juga dalam bidang yang lainnya.

https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/85111/

https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/151301/

https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/163347/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun