Mohon tunggu...
Muhamad Zidan
Muhamad Zidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemerataan Bank Syariah Masih Jadi Problem Ekonomi Islam di Indonesia

4 Juni 2024   23:09 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia menyimpan potensi besar dalam pengembangan ekonomi Islam. Namun, di balik potensi gemilang ini, terselip realita pahit yang menghambat laju kemajuan, yaitu ketimpangan akses terhadap layanan keuangan syariah, khususnya perbankan syariah.

Sebagai penduduk Malang, saya merasakan langsung pahitnya ketimpangan ini. Di Malang, saya merasa sulit sekali menemukan ATM atau kantor Bank Syariah Indonesia (BSI). Meskipun ada, jarak antar ATM atau kantor BSI satu sama lain cukup terbilang jauh. Padatnya lalu lintas di Malang semakin menghambat, sehingga untuk melakukan transaksi sederhana seperti menarik uang pun membutuhkan effort yang tinggi. Hal ini tentu menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan ekonomi Islam secara menyeluruh.

Hambatan akses ini tidak hanya dirasakan di Malang, tapi juga di berbagai penjuru nusantara. Angka penyebaran kantor cabang bank syariah di Indonesia pada saat ini terpaut jauh dari angka penyebaran kantor cabang bank konvensional. Kondisi ini sangat tidak baik untuk perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Akar dari permasalahan ini tertanam pada beberapa faktor, diantaranya:

  • Minimnya akses literasi serta edukasi terkait pengetahuan ekonomi Islam. Masih banyak masyarakat yang awam terhadap konsep dan keunggulan dari ekonomi Islam, sehingga enggan untuk beralih ke layanan keuangan syariah.
  • Infrastruktur yang tertinggal, seperti kantor cabang bank syariah yang sangat sedikit dan hanya terpusat di kota-kota besar saja. Hal ini perlu adanya pemerataan mengenai pembangunan kantor cabang di wilayah terpencil yang memiliki kesulitan mengakses layanan keuangan syariah.
  • Produk dan layanan yang ditawarkan oleh bank syariah masih terbatas, bahkan sering bermasalah dan belum bisa menyaingi bank konvensional.

Saya memerlukan respon cepat dari pemerintah dan pihak terkait mengenai langkah yang selanjutnya mereka lakukan. Beberapa solusi yang bisa saya pertimbangkan yaitu:

  • Upaya edukasi dan literasi masyarakat tentang ekonomi Islam perlu digalakkan. Berbagai edukasi seperti seminar dan sosialisasi yang dilaksanakan harus berjalan efektif dan efisien.
  • Perluasan infrastruktur perbankan syariah dengan membangun lebih banyak kantor cabang bank syariah di seluruh Indonesia sangat diharuskan. Kantor cabang maupun ATM bank syariah harus merata di setiap titik wilayah yang membutuhkan, sehingga nasabah dapat mengaksesnya dengan mudah.
  • Pengembangan produk yang inovatif dan perbaikan layanan bank syariah harus segera dilaksanakan.

Pengembangan ekonomi Islam di steiap aspek bukan hanya memberikan keuntungan bagi umat muslim, tapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Ekonomi Islam memiliki potensi untuk menjadi alternatif sistem ekonomi Indonesia yang lebih adil, berkelanjutan, dan sejahtera.

Alangkah baiknya pemerataan ekonomi Islam di Indonesia dapat segera terealisasikan dan semua pihak dapat menerima manfaat dari ekonomi Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun