Mohon tunggu...
M. Zaki Rahmani
M. Zaki Rahmani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

●»| Lelaki tampan & rupawan ● Buruh ● Penikmat keindahan ● Pencari kesempurnaan ● Single ● Tukang copy-paste ● Rockstar di kamar mandi ● Aktor di ruang 4x4 ● Atlet triathlon ● Absurd |«● suka olahraga, musik, film & online. masih perawan. cinta alam & kasih-sayang sesama manusia. ingin keliling indonesia dengan tas rensel kesayangan. it's complicated! kira-kira itu yang manggambarkan diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Butuh atau Ingin?

4 April 2010   06:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


saat kita butuh makan, pasti karena lapar.
tapi saat kita ingin makan, belum tenti kita lapar kan?



Hal itu kiranya yang dapat saya gambarkan mengenai  "Butuh & Ingin". Karena faktor lidah alias kebiasaan, atau mungkin karna kita sudah dijejali dengan semangat memakan apa saja alias konsumtif? Bisa iya, bisa tidak. tapi aneh bagi saya melihat sebagian orang berlomba-lomba untuk memenuhi rasa ingin mereka, padahal mereka sebenarnya belum tentu membutuhkannya.

saya ambil saja contoh saya dan motor butut saya (walaupun tidak butut-butut amat) produksi tahun 1998. sudah sepuluh tahun saya menggunakan nya. ya walaupun faktor usia mesin pasti berpengaruh di sana-sini, tapi motor saya tetap setia mengantarkan saya kemanapun saya mau. karna saya pikir saya masih bisa pergi kesuatu tempat walau terlambat 10menit dari teman saya yang menggunakan motor produksi 2008. jadi saya pikir untuk apa saya menggunakan motor baru sementara motor lama saya mesinnya masih bisa nya untuk membuat ban nya menggelinding.

saya punya ukuran "butuh dan Ingin" yang sudah terstandard di otak saya. sehingga saya akan bingung waktu melihat seseorang membeli sepatu baru, padahal mereka punya sebuah lemari yang penuh berisi sepatu. andai seorang selebritas sih tidak masalah, tapi mereka cuma seorang warga negara biasa kok! jadi menurut saya mereka masih berada dalam level ingin, sekedar memuaskan rasa. dan yang saya kagumi adalah betapa banyak orang yang terjebak pada level ingin! atau bisa jadi karna saya tidak punya uang untuk membeli sepatu sebanyak itu, sementara mereka mampu membeli motor selemari. entahlah!

kiranya tulisan ini mampu menjadi catatan kecil buat saya kelak saat berada di jurang keinginan yang tanpa batas. sehingga saya bisa melihat lagi bahwa sebenarnya yang saya butuhkan bukan lah rasa ingin, tapi rasa butuh itu sendiri.

-salam-

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun